Warning!!! Chapter ini mengandung mature content, bagi yang ngga suka maupun belum cukup umur silahkan tekan tombol kembali.
Miss typo berceceran, alur ancur, feel ngga tau macem mana. Pokoknya sediain kipas aja sapa tau kegerahan.
A years later
Aku berguling ke samping, meraba tempat seharusnya Lerry berada namun tubuh itu tak kutemukan. Apa dia sudah pergi ke kantor? Jam berapa ini?
Cklek!
Pintu kamar mandi terbuka, memunculkan sosok pria berlilitkan handuk di pinggulnya. Ah itu dia, kukira sudah pergi. Aku menumpu tanganku di kepala, menatap Lerry yang sedang sibuk memilih baju yang akan ia pakai ke kantor hari ini.
"Di mana kau menyimpan kemeja hitamku, Zee?"
Ah, aku kira dia masih belum sadar kalau ada orang yang sedang memerhatikannya.
"Zee, aku sedang buru-buru. Kau bisa menikmati pemandangan bagus ini saat aku pulang nanti, tidak sekarang." tubuhnya kini berbalik, menatapku, memamerkan pahatan di perutnya. Astaga, mataku tak mau berkedip. "Jadi, di mana kemejaku?"
Mataku mengarah ke atap kamar, telunjuk sudah kuletakkan di pelipisku dan wajahku sudah membuat ekspresi sedang berpikir. "Biar kuingat dulu."
"Zea..." Lerry menggeram tak sabar.
Aku tertawa, sekarang aku mulai turun dari ranjang kami, "Kalau tak salah ada di dalam lemariku, tapi belum sempat kusetrika."
"Kau menggodaku?" dia menyipit, dan aku mengangkat bahu berpura-pura tak mengerti.
"Apa? Aku mengatakan yang sebenarnya, kemejamu belum sempat kusetrika. Kenapa tidak pakai kemeja yang lainnya saja?"
Kepalanya menggeleng, terkadang dia bisa seperti anak kecil, kalau mau sesuatu maka harus, tidak boleh tidak."Bukan kemejanya,"
"Lalu?"
"Kau tidak sadar kalau kau tadi berjalan melewatiku sambil mengibaskan bokongmu?"
"Apa? Aku tid-" Dia marah. Oke aku salah, aku memang sengaja menggodanya tadi. "Aku minta maaf."
"Jangan lakukan hal seperti tadi di depan umum! Atau aku akan menebas habis bokongmu, Zea." ia merajuk sembari sibuk memasang kemeja biru pada tubuhnya. "Berbaliklah, aku akan memakai celana."
"Aku bisa menutup mataku,"
Lerry kembali menggeram, "Aku minta berbalik, Zea. Jangan membantah!"
"Kau sangat menyebalkan pagi ini kalau perlu kuberi tahu." Dan tubuhku mulai berbalik memunggunginya. "Lerry,"
"Hm?"
Jawaban macam apa itu!
"Hari ini Bunda Chika memintaku untuk datang ke Estan house."
Apa dia sudah selesai? Apa aku sudah bisa berbalik?
"Tidak, jangan! Aku belum selesai." Ugh, lama sekali. Memangnya dia sedang pakai celana macam apa sampai selama itu! "Kapan kau akan pergi menemui Bunda?"
"Entah, jam 9, mungkin."
"Kalau begitu aku akan menyuruh Garton mengantarmu ke sana."
Itu ide buruk!
"Tidak perlu! Bunda sudah mengirimkan supir untuk menjemputku. Dan... apa kau akan pergi ke luar kota?"
Astaga, apa yang sedang Lerry lakukan dengan celana sialannya itu? Kenapa lama sekali!

KAMU SEDANG MEMBACA
T'amo
RomantikPeraturan gila dari pemerintah yang mewajibkan WNA untuk menikah sebelum akhir desember membuat Lerry Estanbelt kalang kabut. Bukan karena dia tak laku, tapi karena eksistensi kaum perempuan di Thailand tidak sebanyak di Indonesia. Jika salah pilih...