You Or You -- 24

2.1K 294 94
                                    

Burhan mondar-mandir gelisah mencari Dinda yang entah ke mana perginya, karena saat menerima telepon dari bawahannya ia meninggalkan gadis itu berdiri sendirian di dekat pintu masuk gedung tempatnya bekerja. Beberapa kali panggilan ke ponsel gadis itu telah ia lakukan namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Sorry, tadi masih ke toilet."
Tepat saat Burhan hendak bertanya pada resepsionis yang sekaligus ingin ia goda seperti biasa, Dinda menepuk pundaknya.

"Eh, makanya aku cariin nggak ada. Aku khawatir kamu kenapa-napa." Dinda hanya melihat malas ekspresi khawatir yang begitu pura-pura, karena ia yakin Burhan pasti kesal telah berhasil menggagalkan modus menggoda perempuan di hadapanya.

"Kita langsung ke hotel saja ya, pasti kamu capek pengen istirahat." Dinda hanya mengangguk. Sejujurnya ia amat lelah dengan perjalanan udara serta darat ini namun rasa senang bertemu dengan laki-lakinya membuat rasa lelah sedikit hilang.

Keduanya pun melenggang meninggalkan gedung megah Abimana menuju salah satu hotel yang dekat dengan kawasan perumahan milik Burhan. Dinda hanya mengiyakan saja saat Burhan menjelaskan fasilitas hotel yang akan ditempatinya selama di Surabaya ini.
Tak berapa lama kemudian Dinda dan Burhan sampai di hotel, setelah menyerahkan kunci kamar, Burhan bersikeras ingin membantu membawakan barang-barang Dinda kedalam kamar meakipun sudah ditolak.

"Bener kan apa kubilang? Hotel ini memang mewah dan itu semua khusus buat kamu. Tapi tenang saja, rumah kita nanti jaih lebih mewah dari ini" dengan bangga Burhan menjelaskan janji akan materi yang sejak awal sufah membuat Dinda ingin menyumpal telinga setiap mendengar deru kesombongan dari laki-laki yang berkacak pinggang sambil memperhatikan setiap sudut kamar hotel.

"Aku mau istirahat dulu, sebaiknya kamu pulang" usir Dinda halus yang kemudian diangguki oleh Burhan. Segera setelah berpamitan ia berjalan keluar meninggalkan Dinda sendirian di hotel.

Baru saja Dinda selesai mandi dan masih menggunakan jubah mandi, suara pintu kamarnya diketuk padahal ia tidak sedang memesan apa-apa. Dalam hati ia merutuk jika Burhan kembali merecoki jam istirahatnya. Melepas handuk yang melilit rambutnya, Dinda berjalan menuju pintu. Diintipnya siapa gerangan tamu yang datang dari kaca kecil dan hasilnya adalah tidak ada penampakan seseorangpun. Dengan penasaran Dinda langsung membuka pintu, begitu terbuka, tepat didepan matanya ada sebuah tas plastik warna putih. Masih dengan kerutan di dahinya ia memegang tas plastik yang ternyata sedang diangkat oleh tangan seseorang disebelahnya. Dinda menoleh dan mendapati Rangga tersenyum sedikit tertawa pada Dinda.

"Kaget ya tamunya plastik? Nih nih tamunya yang ini" tunjuk Rangga pada dirinya sendiri.

"Ngapain kesini?" Tanya Dinda sambil memberi jalan masuk Rangga kedalam kamar, menutup pintunya segera.

"Nengokin Nyonya Pratama" jawab Ranggà santai, berjalan menuju sofa dan meletakkan bungkusan plastik disana.

"Emangnya aku setuju kamu tengokin?"

"Lah yang bilang nengokin kamu tu siapa? Ngarep ya jadi Nyonya Pratama?" Goda Rangga sambil terkekeh.

Dinda merengut kesal dengan tingkah usil Rangga. Iya juga sih memangnya yang jadi Nyonya Pratama itu bakalan dirinya? Dinda tersenyum sendiri membayangkan tingkah sok tahunya barusan.

"Ngapain senyum-senyum disitu? Buruan ganti baju, aku gak tahan pengen nerkam kamu kalo masih pakek baju gitu" dilemparkanya handuk basah mikik Dinda yang tadi ia sampirkan di pundak kearah Rangga berharap kadar kemesuman laki-laki dihadapanya hilang. Rangga berhasil menghindar membuat Dinda semakin jengkel. Tanpa menunggu lama Dinda meraih baju didalam tas dan membawanya kedalam kamar mandi.

♡♡♡

Taman bungkul malam hari dengan temaram lampu menemani sepasang anak manusia yang sedari tadi duduk berdampingan di salah satu kursi panjang.

You Or YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang