You Or You -- 12

701 107 5
                                    

Hari yang melelahkan. Jadwal Dinda sangat padat. Selesai mengajar hanya istirahat sebentar karena pekerjaan rumah masih belum selesai. Untungnya ada Mei yang membantu melipat baju kering di keranjang, semetara Dinda mencuci baju dan piring sisa memasak bersama dan segera berangkat les. Pembagian tugas yang adil. Mana mungkin Dinda membiarkan tamu mengerjakan pekerjaan mencuci. Bisa dikira ia sedang menyewa pembantu.

Selesai dengan makan malam berisik, Dinda dan Rangga pulang. Ban motor aman, perut aman, kantong juga aman. Tingga dalam boncengannya saja harus tetap dan selalu ama. Bisa digiling Mei nanti dia, karena lalai pada amanah.

"Makasih, Ngga, buat ojek sama wartegnya," ucap Dinda sedikit bercanda.

"Nope. Tiap hari juga aku rela." Rangga mengerling jahil.

"Nggak ah, ujung-ujungnya ntar kamu minta gaji."

"Eh, kalian udah nyampek rumah ternyata." Mei datang menghampiri Dinda dan Rangga yang masih mengobrol di teras. Rangga masih duduk manis di jok motornya.

"Barusan, Mei, nih oleh-oleh buat kamu." Disodorkan bungkusan bebek goreng untuk Mei.

"Wah! Tau aja kalo aku laper. Padahal udah makan mi tadi." Mei mengelus perutnya yang rata sembari menciumi aroma bebek yang menyeruak dari dalam 'kresek' warna hitam.

"Udah yuk, masuk. Makasih ya, Ngga, kita masuk duluan." Dinda segera mengajak Mei masuk.

Mengunci rumah kemudian masuk ke kamar meletakkan tas serta mengambil baju. Mandi memang pilihan tepat menghilangkan peluh dan penat hari ini. Saat berjalan ke kamar mandi, dilihatnya Mei tengah menikmati 'makan malam' nya ditemani acara lawak dari salah satu televisi swasta.

Selesai mandi Dinda menghampiri Mei yang sudah asyik dengan buku gambar di tangannya. Ia duduk di samping memperhatikan teman sejawat yang sudah menjadi sahabatnya. Dengan beberapa goresan dari pensil HB hingga membentuk sebuah gambar gajah disusul gambar kelinci dan ayam.

"Sini aku gunting," tawar Dinda yang selesai dengan gambar hewannya.

"Hem, nih bagianmu. Besok pagi kita harus fotokopi." Mei menyodorkan hasil gambarannya.

Sekitar dua jam keduanya berkutat dengan gambar berbagai hewan sebagai media pembelajaran di kelas esok hari. Tak terasa hari semakin larut. Berdua tidur dengan nyenyak dalam kamar. Baru kali ini Dinda tidur tidak sendiri di kamar rumah kontrakan.

♡♡♡

"Din," sapa Denis yang sudah berdiri di depan pintu kelas. Pelajaran sudah berakhir dan semua siswa sudah pulang, tinggal beberapa guru yang masih berjaga seperti Dinda. Menunggu semua siswa sudah dijemput oleh walinya masing-masing.

"Eh, Denis, jemput Adel?" tanya Dinda menghampiri Denis yang masih berdiri di depan pintu.

"Iya, sekalian jemput kamu." Dinda hanya tersenyum menatap wajah Denis yang beberapa hari sudah membuatnya mengingat kedekatannya dengan mamanya Rasya.

"Aku masih lama, nunggu anak-anak dijemput."

"Nggak papa, Din, aku juga lagi senggang sekalian aku antar kamu ke rumah Adel. Bukankah nanti jadwal dia les?" ingatnya pada Dinda tentang jadwal Adel yang privat di akhir pekan.

Dengan sukarela Denis menemani menunggu dua siswa yang masih belum dijemput. Dinda menyodorkan air mineral yang memang tersedia di kantor untuk para tamu yang berkunjung. Ditinggalkan Denis sejenak karena dua siswa Dinda sudah dijemput oleh walinya. Dinda mengantar mereka sampai pintu gerbang.

"Kamu beneran mau nganter aku?" tanya Dinda saat keduanya berjalan menuju mobil Denis.

"Iya, kamu ada jadwal di mana sebelum dengan Adel?"

You Or YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang