Malam itu Quill tidur nyenyak. Mimpinya di penuhi oleh padang rumput serta kue-kue yang bermahkota kan bunga poppy merah di tengahnya.
Quill bertanya-tanya, apakah ia harus tampil cantik di pagi hari sesaat setelah Harrolds bangun nanti. Bukan apa-apa, tapi tadi malam adalah malam yang panjang dan menggairahkan. Tentu saja tampilannya kini acak-acakan.
Jemari Quill menggenggam selimut yang menutupi tubuhnya, melihat sekilas ke arah suaminya. Lalu dengan perlahan, tangannya mencoba menggapai sisir yang berada di atas nakas.
Satu-dua-ti....
"Hey Quill.....", mendengar suara serak itu, tangan Quill terhenti di udara.
"Uh-oh.. Harrolds, kau sudah bangun?", jawab Quill gugup. Suaminya itu hanya tersenyum, memandang wajah Quill yang tengah menggigit bibirnya sendiri.
"Kau terlihat sangat cantik di pagi hari",
"Benarkah?",
"Ya".
Mendengar itu, Quill mau tak mau tersenyum.
Namun, sebuah ketukan di pintu mengintrupsi kegiatan saling memandang suami istri tersebut. Suara di balik pintu itu mengatakan bahwa ia adalah petugas keamanan.
Jantung Quill berdebar-debar. Pikirannya berpacu memikirkan hal-hal yang telah dia lakukan pada Jessi. Dia berdoa agar petugas keamanan itu mendadak kembali ke kantornya dan mengatakan bahwa mereka salah mengetuk pintu kamar.
Sementara itu, Harrolds yang ternyata sudah memakai boxernya itu, membuka pintu. Menampilkan petugas keamanan dan Jessi di sebelahnya. Mereka seperti membahas tentang CCTV dan untuk sepersekian detik, Harrolds memandang Quill.
Quill yang ditatap, hanya dapat menenggelamkan wajahnya ke balik selimut. Perutnya bergejolak, seakan ada beratus-ratus halilintar di dalamnya. Dan sayup-sayup dia mendengar Harrolds menggumamkan kata maaf berkali-kali.
"Jadi, nyonya Quill Paige.. ada yang ingin kau katakan?"
Mendengar suara Harrolds, Quill semakin merapatkan selimut di wajahnya. Menggenggam erat setiap senti kain itu.
"Quill, jawab aku!",
"Oh tidak, Harrolds pasti marah besar!", pikir Quill.
"A-aku....",
Belum sempat Quill menyelesaikan cicit-annya, Harrolds menarik paksa selimut yang menutupi tubuh telanjang istrinya itu.
Quill memandang sekelilingnya gugup. Dia sama sekali tak berani melakukan kontak mata dengan sosok di depannya.
"Anak nakal harus dihukum. Jangan harap hari ini kamu bisa berjalan keluar dari sini." Harrolds menyeringai, dan seketika langsung menindih tubuh Quill,
"Eh? Eeeeh?"
***
Singkat? Maaf T.T
Aku lagi dalam masa-masa UAS. Jadi cuman bikin sedikit.
Lagipula, aku masih bingung ngegambarin penyakit Harrolds, hoho :v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband
RomanceBagi Quill, hal tergila dalam hidupnya adalah menikahi laki-laki impulsive dan aneh seperti Harrolds. Dan hal gila lainnya adalah.. Dia yang sebelumnya acuh tak acuh terhadap suami tampan nya itu, perlahan tapi pasti.. Mulai ketergantungan dengannya...