Chapter 3

12.3K 743 3
                                    

Oke. Jangan panik. Aku akan bersikap sewajarnya. Aku, Quill Paige (dahulu Fawn), wanita dewasa. Bukan remaja labil yang akan bertindak tidak sewajarnya menghadapi situasi ini.

Hanya saja, aku tidak yakin sampai kapan aku harus merahasiakan bahwa aku mengetahui penyakit yang dideritanya.

Aku membuka pintu kamar kami perlahan, "H-hai.."

Ouch, mulut sialan. Kenapa kau secanggung ini?!

"Hai", Harrolds tersenyum. Kaki-kaki panjangnya masih memaju-mundurkan kursi putarnya. Bahkan sesekali mereka –Harrolds dan Kursinya- menabrak dinding atau meja yang menimbulkan bunyi di kamar ini.

"Ada apa, love?", Harrolds yang pertama membuka pembicaraan setelah hampir sepuluh detik kami hanya saling melempar senyum satu sama lain.

T-tunggu..

Apa tadi katanya? Love? Sejak kapan dia mulai memanggilku dengan nama panggilan kesayangan orang-orang di luar sana?

"Iyuwh, Harrolds Paige.. kau menjijikkan", dan aku tak bisa mengendalikan ekspresi jijikku terhadapnya.

"Apanya? Bukannya itu romantis?", dan kudengar dia terkekeh.

"Aku.. tidak suka hal yang lovey-dovey, yaks"

"Kau yakin? Bukan kah di luar sana semua wanita menyukai hal-hal seperti itu"

"Itu mereka, bukan aku". Aku menggidikkan kedua bahuku, dan entah mendapat keberanian darimana aku berjalan ke arahnya lalu duduk di pangkuannya.

Semoga kursi ini tidak kenapa-kenapa, karena menahan kedua berat badan kami. Amin.

Tangan kiri Harrolds mengelus puncak kepalaku sedangkan tangan kanannya memeluk pinggangku yang kubalas dengan mengelus tangan kanannya.

"Tapi posisi kita sekarang itu lovey-dovey"

"Ini berbeda..."

"Apanya?"

"Aku suka. Ini nyaman"

Dan setelah itu, kami hanyut dalam pikiran masing masing. Hanya melanjutkan acara sentuh-menyentuh darinya. Tangannya yang membelai rambutku sungguh menenangkanku. Membuatku perlahan menutup kedua kelopak mataku.

"Harrolds.. kau mencintaiku?", Tangannya terhenti.

Lalu beberapa detik kemudian kembali membelai puncak kepalaku.

Mulut sialan! aku merutuki perkataanku sendiri. Kenapa aku sampai menanyakannya.

"Kalau kau, apa kau mencintaiku?"

Kenapa malah bertanya balik padaku, ya Tuhan.

"Aku.. mencoba membuka hatiku untukmu", ungkapku jujur.

"Begitu juga aku"

"Jadi...?"

"Jadi? Kita jalani saja. Yang terpenting, aku selalu nyaman bersamamu. Dan jangan tinggalkan aku. Pernikahan itu, hanya sekali untuk seumur hidup"

Aku mengangguk setuju, pernikahan itu.. hanya sekali untuk seumur hidup.

"Ya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu".

Aku tak akan tega, meninggalkanmu dengan segala ke anehanmu, dengan keadaanmu. Karena aku, karena aku....

Entahlah, aku tak bisa menjabarkan perasaanku ini.

"Harrolds.."

"Ya?"

"Mari kita bulan madu!"

**

TBC

Pendek? Maaf T.T

Mungkin di Part selanjutnya bakal aku panjangin._.v

Btw. Judul cerinya aku ganti jadi My Freak Husband (sebelum nya My ADHD Husband)

My Freak HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang