Suze menyentuh pipi Quill dengan kedua tangannya yang lembut. "Aku takjub, serius."
"Aku mungkin tak bisa membantumu mengatasi penyakit suamimu, tapi yang perlu kau tahu adalah. Aku akan selalu ada di sampingmu jika kau sudah berada di ambang batas. Dan aku, sebagai Sahabat karib cantik tercintamu, akan selalu siap sedia mendengar keluh kesahmu." Lanjut Suze.
"Thanks, Suze!" gadis itu lalu memeluk sahabatnya dalam beberapa detik.
Quill tersenyum, "Nah, sekarang saatnya kau yang bicara. Pasti ada hal yang mengganggu pikiranmu, benar?"
Suze mengangguk, Quill memang selalu mengetahui gelagat aneh-tidak beres- miliknya. Membuat sahabatnya itu tidak dapat menyimpan rahasia sedikitpun.
"Kau tau Hatsuyuki?" Suze mendesah lemah.
"Oh, pria Jepang yang hebat memasak itu? Bagaimana kabar tentang ke Gay-an nya sekarang?"
Mendengar itu, Suze menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dengan lemas. "Itu dia masalahnya."
"Apanya?"
"Kau tau kan, aku bertemu dengannya karena Game Online? Dan dia di sana menjadi Hode?"
Quill mengangguk dua kali, dan menatap Suze untuk melanjutkan.
"Awalnya, memang hanya aku yang berspekulasi. Kalau dia Gay. Dan setiap ku singgung tentanng ke Gay-annya. Dia tidak pernah mengiyakan. Hanya tersenyum atau tertawa. Jadi, aku menganggap hal itu adalah iya. Terlebih, kepintarannya dalam memasak dan hal hal berwarna merah muda di sekitarnya."
Suze menghela nafas sebentar. "Kau tau kan, aku sangat senang karena akhirnya aku mendapat teman gay pertamaku? Jadi, aku tidak sungkan-sungkan lagi untuk melakukan apapun bersama dengannya. Kami berbelanja, mandi serta berganti pakaian pun bersama. Bahkan kami pernah tidur dalam keadaan telanjang di apartementnya bertutupkan selimut."
Mulut Quill terbuka lebar, "Lalu?"
Suze memijit pelipisnya sebentar. "Kemarin malam, waktu aku diantar pulang oleh teman lelakiku ke Apartemenku, Hatsuyuki langsung menarik tanganku masuk ke dalam Apartemenku. Menciumku. Bukan, bukan hanya mencium. Tapi melumat bibirku, Quill. Bayangkan, melumat!"
"Apa?!"
"Iya, dan setelah kutanyakan kenapa. Dia bilang, dia sebenarnya tidak Gay. Orientasi Sex nya normal. Sangat Normal! Dan dia bilang dia mencintaiku!" Suze mulai menggebu-gebu.
"Selanjutnya, apa yang terjadi?"
"Tentu saja aku mengusirnya! Aku bilang padanya, kalau aku perlu waktu untuk sendiri. Otakku serasa ingin pecah, Quill! Bayangkan, semua yang telah kulakukan bersama dengannya. Dan tega-teganya dia membohongiku! Oh tidak, ralat. Bukan membohongiku. Tapi membiarkanku dengan segala spekulasiku!"
Quill menepuk pundak sahabatnya itu. "Tenang, Suze. Tenang. Mungkin Hatsuyuki tidak bermaksud seperti itu. Tapi dia bilang, dia mencintaimu, bukan? Lebih baik, kau memikirkan tentang perasaannya. Cobalah melihat dari sudut pandangnya. Lagipula, Hatsuyuki adalah pria yang baik."
Suze mengangguk. "Ya, tapi aku perlu menenangkan diriku terlebih dahulu."
Tak lama, handphone Quill bergetar. Harrolds memanggilnya.
"Ya? Oh, tidak. Tunggu, aku ke sana sekarang." Quill menutup handphonenya lalu memandang Suze. "Maaf, Suze. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Harrolds sudah menungguku di luar."
"Hati-hati!" Teriak Suze, ketika Quill sudah mencapai pintu keluar kantin. Quill mengangkat tangan kanannya seraya membentuk huruf o dengan jari telunjuk serta ibu jarinya.
***
Quill menelepon Harrolds berkali-kali. Tapi tidak di angkat.
"Aish, Harrolds! Kau dimana?"
Quill semakin gusar, pasalnya pria itu tadi berkata akan menunggunya di samping pohon. Tapi ketika Quill ke sana. Harrolds tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali.
Sejenak, Quill memutar tubuhnya ke arah jalan raya. Dan matanya menangkap sosok Harrolds di sana. Berada tepat di atas trotoar.
Quill berlari, berniat mencegah Harrolds untuk menyeberang. "Harrolds! Tunggu!"
"Oh tidak, lampu nya masih Hijau!" Quill bergumam.
Quill mempercepat larinya. Dan sebelum Harrolds melangkah, dia menarik pergelangan tangan Harrolds.
"Quill?"
"Bodoh! Kau tidak lihat rambunya?! Dan untuk apa kau ke sana? Bukannya kau bilang, kau menungguku di bawah pohon?!" Quill terisak, sembari memukul dada suaminya dengan frustasi.
"Maaf, maaf membuatmu cemas. Tadi aku hanya mengikuti kupu-kupu."
Quill mengangkat kepalanya, memandang Harrolds dari bawah yang lebih tinggi darinya. Hatinya meringis, karena untuk kedua kalinya Harrolds hampir celaka karena hewan yang menurut suaminya itu ada.
Jemari Quill menangkup kedua pipi Harrolds.
"Tatap aku! Tidak ada kupu-kupu, Harrolds! Tidak-pernah-ada! Jadi, ketika kau melihatnya. Abaikan saja, oke?"
Harrolds terdiam.
"Percaya padaku, dan abaikan saja Kupu-kupu itu. Kau mau berjanji padaku?"
Untuk sepersekian detik, Harrolds terdiam lagi. Lalu mengangguk.
Tadinya, sehabis kuliah, Quill berencana membahas tentang pengobatan suaminya itu di Cafe terdekat lalu segera pergi ke dokter. Tapi melihat situasi dan kodisinya saat ini. Hal itu belum memungkinkan. Ada baiknya, mereka menenangkan diri terlebih dahulu di rumah.
"Lebih baik kita pulang sekarang."
Quill menarik tangan suaminya pergi, mengabaikan Harrolds yang masih terhanyut dalam pikirannya sendiri.
***
Hai, aku balik. Maaf lama update, kemarin-kemarin laptop aku error. Terus, pas udah selesai di service, malah aku nya yang sakit. Ini aja masih rada flu. Tapi kalo aku gak ngetik sekarang, aku takutnya nanti malah makin lama gak kelanjut. Dan gak menutup kemungkinan, malah bikin cerita ini terabaikan.
Nah, bagian awal bagian ini kan nyeritain soal Suze sama Hatsyuki? Menurut kalian, aku bahas mereka di cerita ini sebagai selingan aja. Atau, aku bikin cerita baru buat mereka?
Dan maaf, kalau bagian Harrolds di sini sedikit, hehe. Aku masih bimbang, mau bikin cerita ini banyak part nya, atau mau adain klimaks sebentar lagi dan ending :')
Tapi aku masih mikir-mikir sih, gimana klimaksnya. Susah aku mah, ngejabarinnya. Bagian-bagian yang aku ceritain ini aja, aku masih ragu kalian ngerti situasi dan penjabarannya atau enggak._.v
Nah, yang suka main game, pasti tahu istilah "HODE"
Hode itu, ketika Cowo memainkan Game dengan menggunakan Karakter Cewe, dia (si pemain dan yang dimainkan) disebut Hode.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband
RomanceBagi Quill, hal tergila dalam hidupnya adalah menikahi laki-laki impulsive dan aneh seperti Harrolds. Dan hal gila lainnya adalah.. Dia yang sebelumnya acuh tak acuh terhadap suami tampan nya itu, perlahan tapi pasti.. Mulai ketergantungan dengannya...