Sesudah pergumulan mereka di atas kasur, Quill tersenyum pada Harrolds. "Maaf," ujarnya.
Quill akan melakukan apapun untuk mempertahankan suaminya, sekalipun itu artinya melakukan hal-hal yang tak wajar sekalipun.
Harrolds mengedipkan mata pada Quill, lalu mengelus lembut puncak kepala Quill. "Untuk apa?"
"Untuk... Jessi?" nada suara Quill terdengar tak yakin.
Sebenarnya, dia tidak menyesal sama sekali tentang perbuatannya untuk si Jessi Bitch Long-Legs itu. Malahan, membayangkan reaksi wanita itu saja sudah membuat hatinya membuncah kesenangan.
"Jadi, dapat ide darimana untuk membuat seluruh tubuhnya bau ayam seperti itu?", Tanya Harrolds sambil terkekeh.
Dan untuk sepersekian detik, Quill terpesona. Menatap takjub ekspresi langka yang di keluarkan suaminya. "Google".
"Kau... tidak marah?" lanjut Quill.
"Marah? Untuk apa? Aku malah senang kau melakukannya. Dia memang pantas mendapatkannya."
"Benarkah?",
Harrolds mengangguk. "Kalau begitu, kenapa kemarin seharian kau mengacuhkanku dan malah lebih senang bersama Jessi?"
Mendengar pertanyaan Quill, Harrolds menyentil dahi istrinya itu gemas. "Senang apanya? Itu hanya sopan santun."
"Aish.. sakit!"
Quill mendongak dan menatap suaminya kesal. Sedangkan Harrolds hanya tersenyum nenanggapinya. Dan perlahan, tubuhnya mendekat ke arah Quill.
Mau tak mau, jantung Quill kembali berdetak lebih kencang. Dia bahkan sudah menutup matanya, takut-takut Harrolds akan menciumnya secara tiba-tiba.
Namun, sudah lebih dari tiga detik Quill menunggu. Masih tidak terjadi apa-apa. Dia lalu membuka matanya, dan mulutnya terbuka lebar.
Seketika tubuhnya lemas. Harrolds kembali bersama bangau-bangau tercintanya. Rupanya, tadi pria itu hanya ingin mengambil notes yang berada di atas nakas.
"Oh, tidak lagi..." batin Quill.
***
Quill dan Harrolds, memutuskan untuk kembali dari bulan madu mereka esok paginya. Meninggalkan bulan madu yang harusnya masih tersisa tiga hari lagi.
Ketika Quill duduk menunggu Harrolds di depan penginapan, suara anggun sekaligus angkuh itu mengintrupsinya.
Quill berdiri dengan mulut menganga.
Didepan pintu masuk-keluar penginapan, berdiri Jessi Bitch Long-Legs. Berjalan ke arahnya dengan senyum palsunya.
Dengan jaket Visa, Baju AMEX, ikat pinggang Master Card, serta tas Gucci yang tergantung di lengannya.
Yah, walaupun Quill tidak terlalu memakai barang branded, tetap saja dia seorang wanita. Yang mengetahui berbagai mode dan merek pakaian.
"Seberapa kaya nya sih, dia?" Quill berkomentar di dalam hati.
Jessi berhenti di depan Quill, menatapnya remeh. Matanya menyusuri setiap inci tubuh Quill, lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Kau yakin, kau itu istri Harrolds?",
Quill mendengus, mencoba bersabar. "Memangnya kenapa?"
Jessi terkekeh sebentar, lalu tersenyum anggun. "Bukan apa-apa. By the way, jika bukan karena Harrolds, aku pasti akan menuntut untuk kejadian kemarin. Jadi, jangan ulangi. Atau aku tak akan diam lagi."
Sekali lagi, Quill berdecak sebal. Tangannya mengepal kuat. Lalu dia menghembuskan nafas kasar. Mencoba menghentikan asap yang seakan ada di atas kepalanya.
"Begini, nona Jessi. Aku tak takut akan tuntutan darimu. Kau hanyalah mantan dari suamiku di masa lalu. Jadi bersikaplah seperti mantan pada umumnya. Yang tak terlihat, tak tercium, dan tak terdeteksi. Atau, aku akan melakukan hal yang lebih kejam padamu"
Di akhir kalimat yang panjang itu, Quill tersenyum puas. Menatap menantang Jessi yang terlihat jengah. "Oh, maaf. Kau pasti tercium. Karena bau ayam di tubuhmu itu, pasti masih setia bertengger di sana."
Belum sempat Jessi melawan argumen Quill, Harrolds muncul dengan beberapa koper di belakangnya. Menarik tangan Quill, dan langsung masuk ke dalam taksi. Seakan-akan tak merasakan kehadiran Jessi di sana.
Sekilas, Quill membalikkan kepalanya menatap Jessi. Tersenyum kemenangan.
***
Tau film Confessions of a Shopaholic? Well, itu salah satu film kesukaanku juga. Film jadul sih. Aku gak baca versi novelnya, dan gak punya juga. Jadi gak tau perbedaannya. Tapi, sekuel versi novelnya ada. Menceritakan anak Becky yang juga ternyata hobi belanja. Kalo aku bandingin sama yang dijadiin film, sih.. asikan yang pertama lah ya :v
Nah, ungkapan Jessi Bitch Long-Legs itu dari sana. Namanya Alicia. Alicia Bitch Long-Legs. Anjir kakinya -_- panjang sepanjang panjangnya deh.
Nah, terus. Bagian merek pakaian.. itu sebenernya ada di bagian awal filmnya. Jadi ya, di situ Becky semacam pengenalan diri gitu. Hoho.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband
RomanceBagi Quill, hal tergila dalam hidupnya adalah menikahi laki-laki impulsive dan aneh seperti Harrolds. Dan hal gila lainnya adalah.. Dia yang sebelumnya acuh tak acuh terhadap suami tampan nya itu, perlahan tapi pasti.. Mulai ketergantungan dengannya...