Dan benar saja, Harrolds langsung menindih tubuhku. Melumat bibir atas dan bawahku bergantian. Memasukkan lidahnya, dan mengabsen semua isi rongga mulutku.
Dan aku, yang mulanya hanya diam pasrah. Mulai membalas perlakuannya.
Kakinya masuk di antara dua kakiku, lututnya bahkan menekan nekan bagian bawah diriku, membuatku sedikit melenguh.
"Eungh..", Aku hanya diam pasrah menerima perlakuannya. Apalagi saat perlahan tangannya masuk ke dalam kaos yang kukenakan. Mengelus perut datarku dan perlahan menuju ke bagian atas dadaku.
"Harrolds..", aku terengah.
Aku takut hal sebelum-sebelumnya terjadi.
Sebelum dia menghentikan aksinya, aku yang harus lebih dulu menghentikan semua ini. Aku tak ingin terjebak untuk ke sepuluh kalinya.
Tapi..
"Ah...", desahanku masih saja keluar. Harrolds memang pandai membuatku mabuk oleh setiap sentuhan dari dirinya.
"Harrolds.. hentikan.."
"Kenapa?"
"Hentikan.. kumohon"
"Tidak." Tangannya melepas kaos dan braku. Membuatku setengah telanjang di hadapannya. Lalu kembali menatap dan meremas payudaraku. Sesekali mengulumnya lembut.
"Eungh...",
"Nikmati saja"
"Tidak, kumohon. Aku tau kebiasaanmu", kataku cepat. Mencoba mendorongnya sedikit.
"Kebiasaan apa?", Harrolds bertanya sambil terus menekan nekan lututnya di bagian bawah tubuhku. Tangannya bahkan semakin meremas payudaraku.
"K-kau.. pasti akan meng-hen..tikannya di tengah-tengah", aku menjawab dengan satu tarikan nafas.
"Kali ini tidak akan"
"A-apa?"
Aku yang masih mencerna ucapannya, seketika tersadar. Ketika Harrolds menurunkan hot pants milikku. Lalu perlahan, ikut menurunkan celana dalam yang ku kenakan.
Oh, tidak. Aku sudah telanjang di hadapannya. Wajahku memerah. Tentu saja. Harrolds tidak pernah sampai ke tahap ini.
Jantungku berdetak lebih kencang, gugup. Tentu saja.
Mataku menatapnya yang melucuti satu persatu pakaiannya.
Tubuhnya yang pas, otot di lengannya serta kotak-kotak di perutnya yang terlihat samar. Aku suka, tidak berlebihan.
Lalu Harrolds kembali menindih tubuhku, tangan serta bibirnya menyentuh setiap inci tubuhku. Membuat kamar kami penuh dengan erangan dan desahanku.
Dan ketika Harrolds memasuki diriku, aku tahu bahwa hal ini adalah hal terindah yang pernah kami lakukan bersama.
Membuat otakku seakan memainkan musik untukku sendiri.
Neon Lights - Natasha Bedingfield
Everyday there's a thousand things that somehow pass us by
Gotta cut through the noise so you can know what love sounds like
I'm gonna tune your frequency to 106.ME
So there's no distractionsTake a breath, take it in, love has no expiration date
My heart will always beat for you at a constant rate
It will outlast everything you think you set in stone
It goes on and on, and on and on, on and on, and on and onBuzzing like neon lights, can you feel my love?
Loud and clear, pulls you near, can you feel my love?We got all the memories, so much more we can't see
Better than our first kiss, snow falling at Christmas
Like sleeping in on Sunday, laughter we never fake
Bob Marley in summer, 'One Love' for each otherOh, it feels like fireflies, day and night
Can you feel my love?Everyone is looking for a special connection
But it's like your compass points a million directions
Do you need me to buy you a telescope so you can see?
How good this could be?Oh, buzzing like neon lights, can you feel my love?
Loud and clear, pulls you near, can you feel my love?Oh, we got all the memories, so much more we can't see
Better than our first kiss, snow falling at Christmas
By like sleeping in on Sunday, laughter we never fake
Bob Marley in summer, 'One Love' for each other~Dan ketika melihat senyum tulus Harrolds di wajahnya, aku tau. Detakan ini untuknya. Untuk Harrolds Paige, suamiku.
**
TBC
Maaf, singkat, BANGET. Makanya aku kasih judul 5.1 hehe
Dan, aku punya alasan tersendiri, tidak begitu menggambarkan "Malam Pertama" Quill dan Harrolds sampai ke intinya dan sedetail-detailnya.
Alasannya ya, tidak mau menggangu suasana "romantis"(?) mereka dengan bahasa yang.. gimana ya. Intinya ya, kalo aku gambarin. Semacam gak asik aja, menurutku. Hehe
Jadi, silahkan khayalin sendiri aja.. hehe.
Anyway, Lagunya Natasha Bedingfield ini, menurutku asik banget. Feel nya dapet. Apalagi pas dengerinnya sehabis nonton "What's Your Number?" yang ada di bagian endingnya. Beugh, parah. Aku kasih Jempol deh. Aku suka banget filmnya. Walau film lama, tetep aja sampe sekarang aku tonton ulang-ulang, serius.
Mungkin, di next chapter aku bakal certain reaksi si Jessi :v
Tapi jujur, aku bingung buat bikin lanjutan cerita Quill Harrolds ini. Ngegambarin konflik sama klimaks. Terus soal penyakit si Harrolds juga. Duh. Aku mesti bertapa dulu kayaknya, hehe.
Ok, maafkan atas banyak nya cuap-cuap aku di sini._.v
Semoga kalian masih minat baca lanjutannya. Amin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband
RomanceBagi Quill, hal tergila dalam hidupnya adalah menikahi laki-laki impulsive dan aneh seperti Harrolds. Dan hal gila lainnya adalah.. Dia yang sebelumnya acuh tak acuh terhadap suami tampan nya itu, perlahan tapi pasti.. Mulai ketergantungan dengannya...