Chapter 14

10.1K 543 25
                                    

Quill menggelengkan kepala. "Tidak, Lukas," sahutnya, "aku tidak ingin membahas hal ini, kita hanya akan membahas kerjasama di antara kita. Secara professional. Jangan membuat segalanya menjadi lebih rumit..."

"Tapi, Quill. Aku mencintaimu."

Sejenak, Quill menghentikan aktifitas membolak-balik halaman-halaman berwarna putih krem miliknya.

"Dan aku mencintai suamiku."

Setelah mengatakan itu, Quill beranjak. Membawa buku-buku sketsa miliknya.

Pagi tadi, Quill mendapat notification, menandakan ada email masuk dari Lukas. Memberitahu untuk bertemu, membahas kerjasama yang akan di lakukan keduanya. Sekaligus penandatangan kontrak, jika hal tersebut lancar.

Tapi hasilnya, lelaki itu malah menyuruh Quill untuk menjauhi suaminya sendiri. Lebih tepatnya, meminta cerai dari Harrolds. Membuat segala hal berubah menjadi "sangat tidak lancar."

Quill bahkan merasa ada panah yang menusuk tepat di jantungnya. Sakit. Bagaimana mungkin, seorang Lukas, sahabat dan bahkan orang yang telah dianggap sebagai keluarganya sendiri itu. Memiliki pikiran yang sangat picik.

Lukas mengejarnya, tentu saja. Menarik pergelangan tangan Quill, "Biarkan aku mengantarmu."

Lukas memang tidak mendapat respon apapun dari Quill, tapi tetap saja menarik tubuh Quill menuju mobilnya. Membuat suasana aneh dan hening di dalam kendaraan roda empat itu.

Ketika sampai, Quill tetap mengabaikan Lukas. Membiarkan lelaki itu mengikutinya hingga ke depan pintu.

"Sampai di sini saja." Quill berbalik, menatap datar Lukas. Mengisyaratkan pria itu untuk segera pergi.

Belum sempat Lukas menyahut, suara gaduh di dalam membuat tubuh Quill menegang.

"Pergi, Lukas!" Quill tersadar, sembari mendorong tubuh Lukas.

Tentu saja Lukas merasakan ada hal ganjil dalam situasi ini. Dia menahan dorongan dari Quill dan membuka pintu dengan sekali gebrakan.

Beberapa vas yang pecah, sofa yang tergeser, dan benda-benda lain yang letaknya menjadi semrawut.

Dibanding melihat barang-barang itu, tatapan Lukas dan Quill lebih tertarik terhadap seseorang yang berada di ujung ruangan.

Harrolds dengan wajah frustasi dan marahnya, memandang sengit mereka berdua.

Perlahan, Quill mendekati Harrolds. Tangannya berusaha menggapai punggung tangan suaminya. "Harrolds, tenanglah..."

Tiba-tiba, Harrolds mendorong tubuh Quill. Membuat Lukas segera berlari dan menghampiri Quill yang sudah tergeletak di lantai.

Lagi, Harrolds berulah. Menghempaskan lampu yang berada di atas meja kecil di sampingnya. Membuat Quill berteriak takut.

"Hentikan, Harrolds! Hentikan!"

Lukas yang melihat Harrolds ingin mendekat, sekarang berdiri menantang suami Quill itu. Mendorong dengan sekali hentakan tubuh Harrolds. "Apa-apan kau ini, hah!" Lukas berteriak.

"Lukas!" Lagi, Quill berteriak. Ketika Quill melihat dengan mata kepalanya sendiri, Lukas yang memukul wajah Harrolds. Sekilas, Quill bisa melihat ada darah di sudut bibir suaminya.

"Berhenti, kumohon..." ucap Quill lemah.

Mendengar itu, Harrolds memalingkan wajahnya menatap Quill. Mendapati istrinya perlahan menutup matanya.

Tapi bukan hal itu yang membuat tubuh Harrolds dan Lukas menegang. Melainkan darah yang mengucur melewati kedua kaki Quill.

Keduanya bergegas mendekati Quill. Dan ketika Lukas ingin mengangkat tubuh Quill. Harrolds mendorongnya. Menggendong tubuh Quill keluar rumah.

"Masuk ke mobilku!" teriak Lukas. Ketika menyadari keadaan Harrolds yang seakan bingung untuk kemana. Dirinya frustasi, sungguh. Dia bahkan tidak mengingat bahwa dia sebenarnya tidak sudi untuk menumpang di mobil pria itu.

Segera, Lukas melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

***

Harrolds mengerang frustasi, ketika dokter sedang melakukan USG pada Quill. Untuk mendeteksi, apakah embrio masih hidup atau tidak.

Embrio. Ya, Quill hamil. Lebih tepatnya sekitar 5-6 minggu.

Harrolds merasa dunianya runtuh seketika. Istrinya hamil. Mereka berdua bahkan tidak tahu itu. Dan yang lebih mengenaskan, dia lah penyebab hal ini terjadi.

Pendarahan itu terjadi karena dorongan kencang saat Quill mencoba menenangkannya tadi.

Walau ada sedikit rasa iba di hatinya, Lukas tetap menatap tajam Harrolds. Rasa ibanya itu tidak dapat menutup kemarahannya.

Dan ketika perawat menyuruh Harrolds masuk menemui dokter, tatapan pria itu kosong. Dia bahkan tidak terlalu mendengar penjelasan pria paruh baya dengan jas putih di depannya ini.

Yang dia dengar sekilas hanyalah, kalau kantung kehamilan istrinya kosong dengan diameter 20 milimeter. Abortus Komplet.

Pikirannya seketika berkecamuk. Dia bahkan tak tahu, apakah dia masih sanggup untuk menemui Quill dan membeberkan fakta ini atau tidak. Sebagai suami, dan calon ayah, Harrolds merasa sudah sangat gagal dalam menjalani perannya ini.

"Maaf, Quill. Maaf...."

***


Mohon maaf kalau ada salah-salah dalam penjabarannya dan feelnya kurang.

Well, aku gak begitu tahu mengenai hamil-keguguran dan prosedur rumah sakit untuk cerita ini. Aku bahkan gak yakin, apakah "dorongan keras" memang bisa membuat pendarahan._.v Aku taunya, mungkin karena salah dalam mengkonsumsi makanan(?)

NOTE:

USG atau Ultrasonografi adalah prosedur pemeriksaan yang tidak berbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya yang memberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram yang dapat kita lihat di layar monitor.

Abortus Komplet: Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu. Tidak memerlukan penanganan-penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.


My Freak HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang