"Aku rindu dengan anak-anak Bangtan.." Tiba-tiba saja, Jungkook memeluk pinggangku dari belakang saat aku memotong-motong kubis. Aku berencana membuat kimchi untuknya.
"Iya.. sudah lama sekali kamu tidak bertemu hyung-hyungmu. Kirimi pesan saja hyung-hyungmu itu bahwa kau rindu padanya.." Saranku.
"Anio. Pesan saja tidak cukup. Bisakah kau nanti menemaniku ke cafe bertemu hyung-hyung ku." Jungkook menciumi kedua pipiku.
"Oke. Mengapa tidak? Tapi dengan satu syarat."
"Apa? Hmm? Katakan saja."
"Kau harus membantuku mencuci baju-bajumu yang menumpuk itu."
"Mwo?! Tidak.. aku tidak mau. Itu tugasmu." Jungkook melepas pelukannya. Dan langsung ngacir ke ruang tamu.
"Yak! Jungkook oppa!"
*****
Malam Harinya..
Aku memakai gaun pendek berwarna putih. Lalu kupadukan dengan blazer hitam agar tubuhku tidak terlalu terbuka. Selanjutnya, rambutku kubiarkan tergerai.
"Hmm.. istriku sangat cantik malam ini.. cup! cup! cup!" Jungkook melakukan hal favoritnya. Memelukku dari belakang dan menciumi tengkuk leherku.
"Aku memang selalu cantik." Jawabku percaya diri sambil meratakan bedakku.
"Kau percaya diri sekali. Baiklah.. setelah ini kita berangkat, aku tunggu dimobil,"
"Ne oppa,"
*****
Saat tiba di cafe, aku bertemu beberapa pasangan disini. Dan yang paling aku rindukan adalah.. sahabatku Soora. Soora dan Taehyung oppa sudah menikah beberapa bulan yang lalu setelah aku menikah dengan Jungkook.
"Soora!!" Aku melepas tanganku dari tangan Jungkook. Kemudian menghampiri Soora dan memeluknya erat.
"Hey.. bagaimana kabarmu, Hyein-ah??? Soora menjewer kedua pipiku.
"Yak! Kau mau Jungkook oppa tidak mau lagi mencium pipiku?" Omelku.
"Hahaha.. maaf..aku tidak sengaja."
Tiba-tiba saja, Jungkook memanggilku dari arah meja. Menyuruhku untuk duduk disebelahnya. Setelah aku duduk disebelahnya, aku pun menuangkan soju ke gelasnya.
"Terima kasih, sayang," Ujarnya sambil meneguk sedikit. Aku mengangguk.
"Hey, bagaimana jika kita dance 'Danger' aku ingin tau, seberapa ingatkah kalian?" Kata Jimin tiba-tiba. Namjoon, Seokjin, Suga, Hoseok, dan Taehyung oppa mengangguk mantap. Pertanda akan setuju. Aku menyenggol Jungkook karena ia tidak bereaksi apa-apa.
"Oppa.. mengapa kau diam saja?" Bisikku ke telinganya.
"Aku agak sedikit pusing, sayang." Ujarnya pelan.
"Hey, maknae! Kau kan yang paling jago dance. Ayo kami menantangmu," Seru Hoseok. Jungkook pun berdiri. Menerima tantangan dari mereka.
Hmm, sebenarnya aku agak sedikit khawatir karena tadi dia bilang, dia sedikit agak pusing. Aku pun mencegahnya.
"Jeon oppa, kalau kamu merasa tidak enak badan. Sebaiknya kau tidak usah ikut tantangan dari mereka," Saranku dengan halus. Tetapi, ia lebih menuruti ego nya daripada nasehatku.
Jungkook pun lalu menuju panggung cafe. Menyuruh sang pengelola musik menyalakan lagu mereka 'Danger'.
Saat lagu diputar, Jungkook terlihat sangat lincah walaupun ia tidak selincah dulu. Para pengunjung cafe pun berteriak riuh dan memberikan applause untuk perform mereka. Aku tersenyum melihat Jungkook.
Beberapa menit kemudian, Jungkook terlihat letih sambil memegangi kepalanya. Kemudian..
Bruk!
Dia pingsan diatas panggung.
"Jungkook oppaa!!" Aku segera berlari keatas panggung. Menepuk-nepuk pipinya. Keringat dingin membasahi keningnya.
"Oppaa.." Aku menangis. Namjoon, Seokjin dan Suga oppa lalu mengangkat Jungkook untuk dibawa ke mobilku.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nyonya Jeon
FanfictionSebuah kisah romansa ringan berlatar belakang Korea Selatan. Di sebuah rumah besar itu terdapat pasutri yang baru menikah. Mereka bernama Tuan Jeon Jungkook dan Nyonya Jeon Hyein. Cerita ini ditulis oleh Jeon Hyein di buku diary-nya. Note : ini kar...