Sebuah kisah romansa ringan berlatar belakang Korea Selatan. Di sebuah rumah besar itu terdapat pasutri yang baru menikah. Mereka bernama Tuan Jeon Jungkook dan Nyonya Jeon Hyein.
Cerita ini ditulis oleh Jeon Hyein di buku diary-nya.
Note : ini kar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku dan Jungkook sepakat memberikan nama Jeon Ji Hwan. Setelah berminggu-minggu dirumah sakit. Akhirnya, aku dan Jungkook memutuskan pulang menuju ke rumah orangtua Jungkook. Karena aku masih belum bisa mengurus bayi.
"Cucuku...cucuku sangat tampan seperti kakeknya! Kau akan bangga menjadi cucuku," Kata ayah Jungkook sambil menggendong-nggendong Jihwan.
"Oh ya? Dia akan bangga lagi jika dia mempunyai nenek yang cantik sepertiku. Hey, biarkan aku menggendong cucuku," Ibu Jungkook juga tak mau kalah.
"Tidak. Cucuku bilang dia tidak mau digendong oleh nenek sihir.. iya kan cucuku?" Ujar ayah Jungkook mengada-ada.
"Baiklah. Jangan harap kau tidur denganku!"
Disofa, aku dan Jungkook oppa melongo melihat kelakuan konyol orangtua Jungkook. Sesekali kami menggelengkan kepala.
*****
"Hyein-ah.. matanya seperti matamu. Dan hidungnya sepertiku," Kata Jungkook. Ia menatap Jihwan yang sedang terlelap di tempat tidur bayinya.
Aku berjalan menghampiri Jungkook. Kedua lenganku melingkar di lehernya dari belakang.
"Jihwan memang hadiah yang istimewa. Hadiah dari Tuhan yang sangat spesial," Ucapku sambil mencium puncak kepala Jungkook. Jungkook pun berdiri. Memelukku hangat. Kemudian mencium keningku.
"Terima kasih kau sudah berusaha membuat Jihwan ada disini. Jika ada Jihwan, anggota keluarga kita bertambah dan keharmonisan juga akan bertambah," Kata Jungkook. Aku tertawa sambil melihat Jihwan menggeliat dan itu membuatku gemas.
