Sudah dua hari Jungkook tidak mengurus pekerjaannya. Ia menyerahkan semua pekerjaannya kepada sekretarisnya, Bu Sunkyu Lee.
Syukurlah hari ini keadaan Jungkook sekarang sudah lebih baik dari kemarin.
"Sayang.." Jungkook memanggilku dari arah ruang TV. Aku yang semula berada di dapur pun menghampirinya.
"Ada apa, oppa? Kau butuh sesuatu?" Tanyaku sambil duduk disebelahnya.
"Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat karena kau sudah rela mengurusku saat aku sakit," Ujarnya tiba-tiba.
"Oh ya? Kemana?"
"Itu rahasia," Ia mencium bibirku sekilas. Lalu menggendongku menuju kamar mandi. "Kita akan mandi bersama," Katanya.
"Yak!!"
●●●
Oke, Jungkook akan mengajakku ke suatu tempat. Sekarang aku sudah berada dimobil bersamanya.
"Kita berangkat sekarang," Ia menyalakan mesin mobilnya. Tetapi tiba-tiba saja, handphone nya berbunyi. Oh.. ternyata dari sekretarisnya. Pasti hal yang penting.
2 menit kemudian..
"Sayang, kau turunlah dari mobil.. aku akan ke kantor sekarang. Ada investor yang ingin menyewa salah satu stand. Kita lain kali saja berangkatnya..." Ia mencium keningku.
Aku pun turun dari mobil. Mobil Jungkook semakin lama semakin tak terlihat.
****
00.00 PM
Kenapa Jungkook tidak pulang-pulang? Aku melihat jam dinding berulang kali. Dan mencoba menghubunginya tetapi tidak diangkat.
TOK TOK TOK..
Seseorang mengetuk pintu. Malam-malam begini? Sesegera mungkin aku membukanya. Mungkin saja Jungkook oppa.
"Oppa.. kenapa kau baru pu.." Aku tidak melanjutkan kata-kataku. Seorang wanita karir yang tampangnya terlihat pintar ini memapah Jungkook oppa yang sedang mabuk.
"Mm..maaf? Apakah ini apartemen tuan Jungkook?" Wanita itu bertanya.
"Ne. Ah suamiku benar-benar merepotkan sekali. Aku akan mengantarkan Jungkook sendiri ke kamar. Kau masuk saja dulu,"
"Ah tidak usah. Aku akan langsung pulang setelah ini, Nyonya Jeon,"
"Terima kasih sudah mengantar suamiku pulang," Ujarku sambil memapah Jungkook ke kamar.
Wanita itu pun berpamitan.
●●●
Paginya..
"Jungkook oppa! Bangun!" Aku membangunkan Jungkook seperti biasa.
Dengan kesabaran yang penuh.. bahkan sangat penuh sekali. Akhirnya Jungkook oppa berhasil dibangunkan. Saat di meja makan, aku mulai bertanya,
"Oppa.. mengapa tadi malam kau tidak mengangkat telfon dariku?" Aku mengoles roti tawar Jungkook dengan mentega.
"K..kau meneleponku?"
"Berulang kali oppa." Sahutku.
"Ehm.. maaf..."Wajahnya berubah sedih.
"Dan.. kenapa kau bisa mabuk? Apa kau habis pesta bersama pegawaimu? Kau tau kan, kau habis sakit. Kau masih tidak boleh minum soju, dan kau kemarin.. kau kemarin diantar pulang oleh seorang wanita! Apa yang dikatakan tetangga sebelah nanti?!" Kataku memperingatkan. Mataku mulai memerah.
Jungkook hanya membelalakkan matanya. Tak percaya terhadap sikapku.
"Ya.. aku mengadakan pesta tadi malam. Karena aku mendapatkan untung besar. Maaf.. aku tidak menepati janjiku, maaf.." Jelasnya. Ia pun memeluk pinggangku. Menenggelamkan wajahnya di perutku.
"Aku mengerti oppa.. aku tau kau pasti senang sekali kemarin." Aku melepas rangkulan Jungkook lalu meninggalkan Jungkook oppa sendiri dimeja makan.
Kenapa aku kecewa sekali hari ini?
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nyonya Jeon
FanfictionSebuah kisah romansa ringan berlatar belakang Korea Selatan. Di sebuah rumah besar itu terdapat pasutri yang baru menikah. Mereka bernama Tuan Jeon Jungkook dan Nyonya Jeon Hyein. Cerita ini ditulis oleh Jeon Hyein di buku diary-nya. Note : ini kar...