6th

1K 156 7
                                    

"Ini aneh Mijoo, sebenarnya ada apa dengan Oh Sehun." Jiae mengerutkan dahinya.

"Entahlah, aku tak mengerti." Mijoo mengeratkan genggaman pada tali tasnya.

"Sudah kuduga dia pasti menyukaimu Mijoo." Jiae ternyum kearah Mijoo.

Mijoo mendelikkan matanya pada Jiae, itu sungguh alasan yang tidak masuk akal menurutnya, Mijoo rasa dia hanya merasa kehilangan objek jahilnya saja, lalu datang mencari Mijoo dan memulai aksinya lagi. Atau ..., benarkah dia suka pada Mijoo?

Mijoo berjalan santai menuju rumahnya ia tak membawa sepedanya hari ini. Setelah tadi melambaikan tangannya pada Jiae dan mereka berpisah tepat didepan gerbang sekolah. Tangan Mijoo yang berada di saku rompi seragamnya menggenggam ketiga permen coklat yang tadi Sehun taruh di atas mejanya, ini adalah salah satu permen coklat kesukaan Mijoo yang dijual di kantin. Bagaimana dia bisa tahu? Mijoo mengeluarkan permen tersebut dan memandangnya dengan heran.

"Apa maksudnya ini?" Mijoo mengendus ketiga permen yang kini ada di telapak tangannya, ia curiga mungkin saja Sehun mengganti isinya atau menambahkan sesuatu yang bisa membuatnya sakit perut atau bahkan keracunan.

Mijoo berhenti sejenak dan kembali memperhatikan permen-permen di tangannya, memutar baliknya dan akhirnya mencoba membuka salah satu dari mereka. Mijoo kembali mengendusnya, lalu dengan hati-hati mulai memasukkan permen itu ke dalam mulutnya. Ia rasa tak ada yang aneh dengan permen itu, lagipula saat ini dia merasa sudah lapar.

"Aku tahu kau menyukainya, mengapa kau harus mengendusnya seperti itu?"

Mijoo seketika benar-benar mematung di tempatnya, ia begitu kenal dengan suara itu. Apa lagi sekarang? Ia sungguh tidak ingin berurusan lagi dengannya. Mijoo perlahan memutar kepalanya kebelakang dan dia bisa melihat dengan jelas Sehun sudah berdiri di belakangnya dengan tangan yang ada di saku celananya.

Sehun mendekat dan Mijoo dengan cepat memutar badannya menghadap Sehun. Satu langkah Sehun maju, satu langkah juga Mijoo mundur. Sehun semakin mempercepat langkahnya melihat apa yang dilakukan Mijoo.

"Berhentilah, kau membuatku terlihat seperti seorang penjahat." Sehun menarik pergelangan tangan Mijoo dan membuat Mijoo tersentak hingga kini tangannya menyentuh permukaan bidang milik Sehun.

Mijoo seketika membeku, dia bisa merasakan telapak tangan dan kakinya mendingin. Tak pernah sebelumnya ia sedekat ini dengan laki-laki manapun, kecuali ayahnya. Degup jantung Mijoo semakin tak beraturan, ini karena ia takut pada Sehun atau dia memang gugup? Matanya terpaku pada mata Sehun yang kini menatapnya dari jarak yang begitu dekat. Ia bisa merasakan hembusan napas Sehun dipermukaan pipinya.

"Tak bisakah sekali saja kau menyapaku?"

"Apa maksudmu?" Mijoo menjauhkan tubuhnya dari Sehun dan meremas ujung roknya dengan gugup.

"Maksudku, emm ... ya kau harus menyapaku." Sehun menggerakkan matanya kaku, ia merasa konyol sendiri dengan apa yang sudah ia ucapkan.

"Aku tak mengerti, kau aneh Sehun."

Mijoo memutar badannya dan melangkah dengan cepat meninggalkan Sehun yang masih terdiam memandangnya yang semakin menjauh.

"ahhh~ aku ini kenapa."

Sehun berjongkok saat itu juga, mengacak rambutnya gusar. Aneh, Sehun tahu dia aneh dan dia merasakannya sendiri. Jantungnya juga mengapa berdetak begitu cepat saat ini. Melihat Mijoo pergi begitu saja ada rasa kesal di hatinya, namun ia juga tak tahu harus apa yang dia lakukan. Ada apa sebenarnya? Batin Sehun.

**

Postingan terakhir di 2015~

Liburan semester tinggal bentar, falling pasti bakal macet-macet gituu kek jalan depan rumah nyom, fiuhhh~

Masih jauh beberapa jam lg sih, but happy new year :)

Falling // oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang