Pagi ini Sehun terbangun lebih pagi dari biasanya, sejak acara yang tak sengaja terjadi bersama Mijoo di malam akhir pekan yang berakhir dengan Sehun mengatakan sesuatu tak terduga oleh dirinya sendiri, Sehun tak pernah benar-benar bisa tenang. Pikirannya seolah hanya bisa mengingat tentang Mijoo, malam itu dan apa yang sudah ia katakan.
Sehun memakai seragam sekolahnya dan menuruni tangga menuju ruang makan, tak lupa dengan tas yang sudah ia bawa di punggungnya. Ibunya sudah siap dengan sarapan di atas meja makan, dan ayahnya masih sibuk dengan koran di tangan. Sehun duduk di samping kanan ayahnya dan mengambil satu helai roti lalu mengunyahnya.
Setelah selesai dengan acara sarapannya, Sehun segera melangkah keluar rumah setelah berpamitan kepada kedua orangtuanya yang masih heran mengapa Sehun berangkat jauh lebih pagi dari biasanya. Sehun juga tak tahu, hanya saja ia terbangun terlalu pagi hingga membuatnya berpikir mungkin saja menghirup udara segar di pagi hari bisa membuatnya sedikit tenang akan sesuatu hal yang belum ia mengerti.
Belum jauh Sehun melangkah, kini Sehun terhenti ketika ia melihat seseorang yang tengah berdiri di halte bus, dengan earphone di sisi kanan kiri telinganya. Arah rumah Mijoo dan Sehun memang sama bahkan mereka masih bisa dibilang satu kawasan perumahan. Sehun seketika mempercepat langkahnya.
Bus yang Mijoo tunggu sudah terlihat mendekat, perlahan mengurangi kecepatan dan akhirnya berhenti tepat di mana Mijoo berdiri. Mijoo dengan segera masuk ke dalam bus sesaat setelah pintu terbuka, dan menempelkan kartu bus-nya pada suatu alat di sana. Tempat duduk di dalam bus masih terbilang lengang, hanya ada beberapa anak sekolah seperti Mijoo. Mijoo mendudukan tubuhnya dijajaran depan bangku-bangku bus, mengeluarkan buku dan membacanya dengan earphone yang masih di kupingnya.
Sehun berhamburan masuk ke dalam bus, hampir saja ia tidak dapat ikut karena bus sudah mulai melaju. Sehun mengatur napasnya yang seolah habis setelah ia berlari untuk mengejar bus ini. Sehun melihat Mijoo yang duduk dengan membaca buku, ia tersenyum dan duduk satu bangku di belakang Mijoo.
Sehun mencondongkan tubuhnya ke arah tempat duduk Mijoo, memperhatikan apa yang sedang Mijoo lakukan dan mengetuk-ngetuk puncak kepala Mijoo dengan jari telunjuknya. Mijoo memutar kepala dan menemukan Sehun sudah berada dibelakang tempat duduknya dengan senyum yang sudah ia pasang.
"Anyeong~ Lee Mijoo."
"Oh Sehun? Sedang apa kau di sini?" Mijoo melepas salah satu earphonenya.
"Tentu saja berangkat sekolah."
Mijoo mengerutkan dahinya dan memandang Sehun aneh, tak biasanya Sehun datang begitu pagi, yang Mijoo tahu dia adalah salah satu anak yang sering terlambat dan berakhir dengan berdiri di depan pintu kelasnya hingga jam istirahat tiba. Mijoo kembali pada bukunya dan mengabaikan Sehun yang masih memperhatikannya.
Sehun beranjak dari duduknya dan berpindah satu bangku di depannya, di samping Mijoo. Mengambil salah satu earphone Mijoo dan memasangnya pada telinga miliknya. Sehun menatap Mijoo yang kini terkejut dengan kedatangannya.
"Kau mau apa Sehun?"
"Mendengarkan musik ...," Sehun tersenyum dan menyamankan posisinya, "Lanjutkan saja membacamu, aku tak akan mengganggu." Sehun memejamkan matanya.
Mijoo terdiam, bagaimana dia bisa nyaman sedangkan Sehun berada di sampingnya? Bagaimana dia bisa fokus membaca sedangkan jantungnya berdetak tak karuan? Mijoo memegangi dadanya yang seolah ingin meledak. Sebenarnya ada apa? Batin Mijoo.
"Kau masih ingat apa yang aku katakan malam itu?" Sehun masih memejamkan matanya.
"Apa?"
Mijoo terdiam, menggigit bibir bawahnya dan mengingat-ingat hal yang dimaksud Sehun. Seketika mata Mijoo membulat dan kedua pipinya memerah, ia ingat apa yang dimaksud Sehun.
"Kau ingat?" Sehun mengarahkan pandangannya pada Mijoo, "Aku sungguh-sungguh Lee Mijoo."
Sehun tersenyum menyadari reaksi yang diberikan Mijoo padanya, ia tertunduk dan pipinya memerah lalu mengalihkan pandangannya pada jendela bus. Ingin rasanya Sehun tertawa keras sekali, Mijoo sangat lucu saat ini menurutnya.
"Kau lucu Mijoo." Sehun tertawa dan mengusap puncak kepala Mijoo gemas.
Sehun akhirnya menemukan alasan mengapa ia tak pernah bisa tenang setelah malam itu, ia menyukai perempuan yang paling ia permasalahkan, Lee Mijoo.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling // osh
FanfictionLee Mijoo perempuan yang paling dipermasalahkan oleh Oh Sehun. ©nyom