Kay or Zaide Part 2

19 4 0
                                    

"Aku memilih...

"Kay Flame."

"Kay Flame? Baiklah. Itu pilihanmu. Nikmati hidupmu, John West."

Aku hanya tersenyum. Kemudian aku melihat ke belakang. Aku melihat Zaide yang mengangguk pelan kemudian tersenyum padaku. Aku hanya membalas senyumannya dan kembali melihat istana.

"Permintaanmu sudah kulaksanakan."

"Terima kasih, penghuni istana yang baik. Kau telah berbuat baik hari ini." Kataku

"Terima kasih atas pujianmu. Sebagai balasan untuk kebaikan hatimu..."

Aku sedikit bingung dengan penghuni istana itu. Apa yang akan kau balaskan?

"Maaf. Aku tidak perlu balasan." Kataku

"Sudahlah. Aku sudah melakukannya. Aku yakin kau pasti senang. Maafkan aku. Ternyata kau adalah seseorang yang baik hati. Dan kakakmu juga begitu."

"Terima kasih."

"Sama-sama. O ya, perkenalkan. Namaku Erenna. Senang mengenalmu, John West. Maaf aku tidak bisa keluar melihatmu. Aku tidak ingin indetitasku terbongkar."

"Terima kasih sudah memberitahukan namamu. Ngomong-ngomong... Aku harus pergi sekarang. Senang bertemu denganmu, Erenna. Kebaikkanmu tak pernah kulupakan." Kataku

"Kau juga, John. Jaga dirimu dan kakakmu, ya. Jangan biarkan kecerobohan membuatnya celaka."

"Baiklah. Aku akan selalu mengingat pesanmu. Selamat tinggal, Erenna."

"Selamat tinggal. Kembalilah lain waktu."

Aku hanya tersenyum kemudian berlari menuju labirin.

Ternyata penghuni istana itu sangat baik. Aku tidak menyangkanya.

Kebaikkan terbalas dengan kebaikkan. Begitu juga sebaliknya. Tak ku sangka ini adalah akhir liburan yang menyenangkan dan juga menyeramkan.

Maafkan aku, Zaide. Aku tidak bisa memilihmu saat ini. Tapi, kau sudah cukup bagiku. Dirimu yang saat ini sangat berharga bagiku.

Aku berhenti di depan labirin dan melihat Zaide yang duduk di rerumputan. Rambut pirangnya yang panjang itu menutupi wajahnya yang menyeramkan.

"Zaide,"

Zaide melihatku kemudian tersenyum.

"Ah... Sand Boy. Ready to go home?"

Aku langsung terkejut. Dulu aku sangat suka bermain pasir di tepi pantai. Dan dulu Zaide sering memanggilku Sand Boy.

"Hey, kau ingat sebutanku, Snow Man?" Tanyaku yang langsung menyebutnya Snow Man.

Salju adalah mainan favoritnya dulu. Aku sampai memanggilnya Snow Man saat musim dingin.

"Of course, John West. Come on. Let's go home."

Zaide berdiri dan membuka pintu labirin. Kemudian ia menarik tanganku dan kami menjelajahi labirin bersama sebelum pulang.

"Ayo penipu besar! Jangan membuatnya pusing!" Seru Zaide dengan sangat kencang

Dia berlari dan terus menarik tanganku. Betapa bahagianya dia. Dia tertawa begitu kencang sambil berlari lurus disepanjang labirin. Aku berlari dibelakangnya dan tersenyum. Kemudian aku ikut tertawa bersamanya. Berlari melewati labirin yang luas ini. Sungguh sangat menyenangkan.

Tawa kencang dari Sang Legenda Bulan Hitam.

Bahagia menelusuri labirin.

Aku ditariknya menuju jalan keluar.

Ikut tertawa bersamanya.

Ingatan telah kembali. Berkat Sang Penghuni Istana.

Kebaikkan datang kembali padanya.

Zaide, inilah dirimu yang sesungguhnya.

Dirimu yang bahagia dan lucu.

Kau telah dewasa, kak.

Tapi sifatmu.... Masih seperti anak-anak.

Aku menyayangimu, Zaide.

Always....

The Second of Black Moon TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang