Hai, me come back. Serius dah sibuk sekali saya. Mana disuruh perbesar peta segala lagi -.- sudahlah itu masalah saya. Sekarang Happy Reading ^^
Malfoy membuka matanya. Hermione masih terlelap di sebelahnya. Wajahnya terlihat damai, ia terlihat seperti gadis biasa, bukan Hermione Granger yang berjuang dengan Harry Potter tahun lalu. Malfoy tergoda untuk mengecup bibirnya. Ia mendekatkan wajahnya, mengarahkan bibirnya, tiba-tiba rasa bersalah melandanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengecup pipinya.
Pipi Hermione panas, begitu juga dengan seluruh tubuhnya, walau sejujurnya ia juga hot--seksi. Malfoy beranjak dari tempat tidur, keluar, dan kembali ke kamarnya. Jantungnya berdegup tak karuan. Oh, janggut Merlin! Aku ini seorang Malfoy, bukan orang lemah yang takluk begitu saja dengan seorang gadis, pikirnya. Tapi ia tahu, itu kenyataannya. Malfoy mengambil bajunya dan melangkah ke kamar mandi.
Selesai mandi ia menyibukkan diri di dapur. Memang ia bukan ibunya yang pandai memasak, tapi ia tahu beberapa menu yang biasa dimasak ibunya. Seakan membaca perasaannya, seekor burung hantu melesat masuk melalui jendela dapur yang ia buka. Burung hantu itu meninggalkan sebuah surat.
Kepada Mr. D. Malfoy
Pemakaman ibumu akan diadakan pukul 9.00 pagi ini di Malfoy Manor. Saya harap anda datang untuk memberikan beberapa patah kata. Maaf merusak pagi anda, Mr. Malfoy.
Kementerian Sihir
Ya, bagus sekali, pikirnya. Malfoy Manor. Ibunya terkadang menyebalkan, terlalu memanjakannya seakan ia masih anak kecil. Sambil memasak ia menghidupkan kembali kenangan tentang ibunya. Ia memasak sandwich yang biasa dimasak ibunya. Dalam setengah jam ia sudah selesai. Dua porsi sandwich sudah tersaji di atas piring.
Ia membawakan sandwich untuk Hermione ke kamarnya. Karena Hermione masih belum bangun, Malfoy meletakkan piringnya ke atas meja di samping tempat tidur. Kemudian ia keluar.
Hari ini sangat cerah, salju turun bagai hujan gula. Suasana sunyi digantikan dengan canda tawa anak-anak yang bermain salju. Malfoy menghabiskan sarapannya di ruang keluarga sendirian sambil menonton televisi. Matanya terarah ke televisi di depannya, tetapi pikirannya melayang entah kemana.
Lamunannya terhenti saat ia mendengar suara orang terjatuh dari dalam kamar. Malfoy meninggalkan sarapannya dan menerobos masuk ke kamar. Ia menemukan gadis itu mengerang kesakitan. "Hey, Granger. Sedang apa kau dibawah?" tanya Malfoy berusaha terdengar menyebalkan, padahal ia merasa sangat lega melihat Hermione baik-baik saja.
"Entahlah, mungkin aku sedang bermimpi," jawabnya sarkastik. Malfoy membantunya berdiri. "Yah, begitulah. Kau tahu sekarang sudah jam 7.30, tukang tidur," kata Malfoy.
"Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi?" tuntutnya. Ia berusaha berdiri cepat tetapi ia jatuh terduduk kembali. "Kau demam," ujar Malfoy. Hermione mengangkat bahu.
"Kau ini memang merepotkan, Granger. Bagaimana kau bisa demam padahal kemarin kau sudah ke St. Mungo?" Malfoy tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya. "Entahlah, mungkin karena aku pergi jalan-jalan bersama Ron setelahnya,"
"Dasar Weasley bodoh. Kau jelas baru sakit dan dia membawamu jalan-jalan di tengah badai? Yang benar saja?!"
"Oh, ya ampun, sudahlah Malfoy. Omong-omong kau lucu saat khawatir,"
"Apa? Aku tidak khawatir,"
"Kau khawatir,"
"Tidak,"
"Khawatir,"
"Oh sudahlah. Berikan tongkatmu," Hermione menyerahkan tongkatnya. Malfoy merapalkan beberapa mantra penyembuh, seketika suhu tubuh Hermione normal seperti semula. "Kau tahu, kau berbakat menjadi penyembuh," puji Hermione.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Simple Spell
FanfictionIt's only one simple spell but why it's to hard to say? ~ ••• "Bagaimana hasil NEWT-mu?" tanya Hermione. "Semua memuaskan kecuali Mantra, aku gagal," jawab Malfoy. "Ada apa?" "Aku tidak bisa mengucapkan satu mantra sederhana, satu mantra yang seharu...