Duh, thor jangan blng Draco kecelakaan pesawat! Happy ending lah! Aaah, konflik lagi! Aduh Jeremy sial!
Aku seneng deh bikin kalian geregetan hehe. Wkwk ni cerita jadi complicated bgt ya haha. Udah lah ya, seperti biasa, HAPPY READING!!
•••
(Hermione's PoV)
Melbourne, Australia... orang tuaku di sana. Bukan mereka tinggal di Sydney! Bagaimana jika mereka pindah? Sudah dengarkanlah saja, pikirku. Reporter menunjukkan puing-puing pesawat di Samudera Hindia dari helikopter. "Dengan ledakan sebesar ini, tidak mungkin ada orang yang selamat, kembali ke studio." Presenter mengambil alih. "Berikut ini adalah nama-nama korban jatuhnya pesawat tersebut."
Layar televisi menunjukkan selusin nama-nama yang tidak kukenal. Tidak berurutan sesuai abjad, mungkin dari susunan tempat duduk. Selusin nama menggantikan nama yang lain. Aku membaca nama-nama dengan cemas. Bryan Beauregad, tidak kukenal. Nelson McKenton, tidak kukenal. Kemudian selusin nama yang lain menggantikannya. Sarah Cressida, tidak kukenal.
Wendell Wilkins, Monica Wilkins, tidak kuke.., pikiranku menggantung. Aku kenal mereka, mereka orang tuaku. Aku ingin berhenti membaca toh aku tahu orang tuaku sudah mati. Aku mengambil remote untuk mematikan televisi. Aku memandang sekali lagi ke deretan nama yang tidak kukenal. Berganti lagi. Aku menekan tombol off, bersamaan saat aku membacanya.
Draco Malfoy
Aku tidak tahu lagi mana yang nyata, ciuman di taman hiburan rasanya sudah seabad yang lalu. Aku bahkan belum memaafkannya. Saat aku kehilangannya aku sadar betapa aku menginginkan dia. Aku baru sadar setelah bertahun-tahun mengenalnya bahwa ia adalah orang yang baik. Aku baru sadar ia tidak jahat, keadaan yang membuatnya jadi jahat. Aku baru sadar betapa aku membencinya. Membencinya karena meninggalkanku. Detik ini aku sadar aku mencintainya. Bukan cinta pada pandangan pertama yang biasa ditunjukkan novel-novel romantis. Bukan cinta yang membuatmu menggebu-gebu.
Cinta yang aku rasakan berbeda. Cinta yang membuatmu utuh. Aku bahkan tidak tahu kapan aku mencintainya. Tapi sudah terlambat sekarang, ia sudah tidak bisa mendengarku lagi. Kalaupun aku berteriak keras-keras semuanya sia-sia. Aku memandang jendela, aku ingat ketika aku menerjang salju untuk mencarinya. Aku ingat saat kami memasak berdua. Aku ingat saat aku memintanya tidur bersamaku.
Mengapa seluruh rumah ini penuh dengan dirinya? Aku membayangkan sosoknya, rambut pirang, mata kelabu tajam, wajah yang terpahat sempurna. Aku bisa mencium wangi tubuhnya.
Malam itu aku tidur di kamar orangtuaku, yang sudah tiada tanpa Draco yang hangat disampingku. Aku berusaha melepaskan bayangan Draco dari benakku. Aku bisa merasakannya semakin jauh, sampai aku tidak bisa lagi mencium wanginya lalu tertidur. Keesokan paginya aku bangun dalam keadaan kacau, tapi sudah lebih baik.
Menurut berita yang pagi ini aku tonton, korban kecelakaan pesawat sudah ditemukan. Mereka yang berasal dari Inggris akan kembali ke London pagi ini, mereka akan disemayamkan di beberapa rumah sakit. Untuk mempermudah, keluarga para korban diharap melapor ke kedutaan besar Australia. Aku segera berangkat, berappearate ke sana.
Orang-orang sudah berbaris di sana untuk mendapat informasi tentang keluarga mereka. Ketika giliranku tiba, aku menjelaskan untuk membawa orangtuaku ke London. Tetapi mereka bilang bahwa mereka belum menemukan orang tuaku juga Draco, tapi banyak korban yang belum ditemukan, jadi aku tidak begitu khawatir.
•••
Musim dingin hampir tiba, mereka belum ditemukan. Jeremy menemaniku setiap hari. Aku hanya bilang tentang orang tuaku, aku tidak mau membuka luka masa lalu tentang Draco lagi. Ia tahu aku menyembunyikan sesuatu, tapi ia tidak memaksa. Itulah yang aku sukai darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/54788835-288-k533979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Simple Spell
FanfictionIt's only one simple spell but why it's to hard to say? ~ ••• "Bagaimana hasil NEWT-mu?" tanya Hermione. "Semua memuaskan kecuali Mantra, aku gagal," jawab Malfoy. "Ada apa?" "Aku tidak bisa mengucapkan satu mantra sederhana, satu mantra yang seharu...