¤Chapter 13: Amortentia¤

6.8K 757 135
                                    

Happy Valentine♥♡

(Malfoy's PoV)

Aku menatap buku Sejarah Sihir dihadapannya. Pesta dansa sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Aku sebenarnya sangat ingin ikut ke pesta dansa sebenarnya, tapi aku benar-benar butuh istirahat dari keramaian. Kenapa tidak aku terima saja tawaran Granger, atau Astoria, lagipula mereka dengan senang hati mengajakku, pikirku.

Setengah jam, tidak lebih. Aku bisa bertahan dari kebosanan, tapi pada akhirnya aku menyerah. "Semoga kau masih di sana, Granger," katanya. Aku memakai jas hitam, menyisir rambutku, dan keluar menuju aula besar. Aku berderap menuruni tangga, setengah berlari aku memasuki aula besar.

Buk! Malfoy berhenti, ia menabrak seseorang. "Hey, haruskah pertemuan kita selalu diawali dengan tabrakan? Aku capek jatuh terus," kata Astoria. Aku membantunya berdiri. Ia menggunakan gaun pendek yang pas di tubuh jangkungnya. "Maaf, omong-omong kau pergi dengan siapa?" tanyaku.

"Entahlah, kau kemarin menolak ajakanku, kukira kau belajar," jawabnya. Aku menyeringai. "Aku bukan Granger, kau tahu, aku booosaaan," jawabku.

"Kau ingin pergi bersamaku?" tanya Astoria. "Ke pesta dansa?"

"Bukan,"

"Lalu?"

"Ikut sajalah," ia menarik tanganku. Kami berjalan menuju asrama Slytherin. "Kau ingin mengajakku ke asrama?" tanyaku, tapi ia diam saja. Sebelum mencapai asrama, kami berbelok. Kami berdiri di depan kelas kosong. "Nah, sekarang kita hanya berdua," kata Astoria.

"Lalu?"

"Ayolah, Draco, aku tahu tentang kau, semuanya,"

"Apa maksudmu?"

"Aku tahu, aku sering melihatmu memperhatikanku," katanya sambil tersenyum. "A..apa? Aku tidak.. apa maksudmu?"

"Kau tahu, aku juga sama,"

"Sama? Sama apa?"

"Kau itu bodoh atau apa, aku mencintaimu juga," katanya sambil tertawa kecil. Aku menatapnya, mengerjap-ngerjapkan mata beberapa kali. "Astoria,...aku, aku,"

"Ya, aku tahu," ia mendekat, melingkarkan tanganya ke leherku, tanpa peringatan ia menciumku, memainkan lidahnya ke dalam mulutku. Wangi parfumnya persis seperti Granger, perlahan aku membalas ciumannya, mendekapnya. Aku menggigit lembut bibirnya. Ia mendesah, membuatku mengisap bibirnya semakin bersemangat. Aku hanya dapat mencium parfumnya, aku bahkan tidak tahu siapa yang kucium, entah itu Astoria atau Granger. Semakin lama ciumanku semakin turun, aku menggigit lembut leher belakangnya, membuatnya berjengit, dan..

"Kupikir kau sedang belajar," kata seseorang. Aku terhenti dan menatap Granger beberapa meter dari tempatku berdiri. Ia sangat menawan dengan gaun panjang biru laut. "Selamat bersenang-senang!" katanya. Lalu ia berlari pergi. Aku tersadar dari keterkejutan dan mengejarnya, tapi Astoria menahanku. Aku menatapnya tak percaya.

"Biarkan saja, dia itu aneh. Sama seperti kakakku, lagipula ia butuh waktu untuk menerima kenyataan," kata Astoria berusaha melingkarkan lengannya ke leherku lagi tapi aku menepisnya dan mengejar Granger.

(Author's PoV)

Hermione mengucapkan kata sandi dan masuk ke asrama. Ia bergelung di sudut ruangan berusaha menyatu dengan tembok, walaupun sebenarnya ia sangat sulit dilewatkan. Malfoy datang beberapa menit kemudian. "Granger, maafkan aku, aku hampir mati bosan di atas sini,"

"Oh," hanya itu yang keluar dari mulutnya. Hermione bangkit dan bergerak menuju kamarnya. Malfoy menahan tangannya. "Soal aku dan Astoria, aku hanya,..."

One Simple SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang