Chapter 18: December

6.3K 664 53
                                    

Hai hai, maaf lama updatenya lagi males, haha. Udah gak usah lama-lama. HAPPY READING!

Memasuki bulan Desember, musim dingin semakin dingin. Draco dan Jeremy sedang menunggu Hermione untuk makan siang. Ya, sekarang mereka duduk di satu meja sambil mengobrol tentang pasien-pasien di St. Mungo. Begitu kembali ke Inggris, Draco melamar pekerjaan di St. Mungo dan inilah ia sekarang seorang Penyembuh di St. Mungo dengan Jeremy sebagai temannya.

"Jadi kau kekasih Mione?" tanya Jeremy tiba-tiba. "Uh, bukan, kami hanya.. teman lebih tepatnya partner."

"Kau tahu, kau mungkin pandai berbohong, tapi Mione tidak. Tatapannya saat melihatmu, hari-hari saat dia kira kau kecelakaan pesawat. Mione itu pembohong yang payah. Lagi pula aku bisa melihatnya saat kalian berdua. Aku katakan saja ya, kalau kau tidak mau menjadi pacarnya, aku juga mau."

"Apa?" kata Draco. "Tuh, sudah kubilang kau memang suka dengannya. Tenanglah, Drake. Aku sudah mencoba, tapi ia lebih memilihmu." Draco terdiam. "Sudah jangan terlihat menyesal. Karena hal itu, aku jadi lebih bisa menghargai Zoey. Cintanya tulus untukku. Hey, Zoey kemarilah. Boleh kami pesan sesuatu?" panggilnya. "Ada apa Remy?"

"Remy?" tanya Draco sambil menahan tawa. "Ya, Hermione memberikan nama itu saat dia memanggilnya Mione," jelas Zoey. "Oh, baiklah, Remy."

"Diamlah, kau... uh namamu susah untuk dijadikan bahan candaan."

"Yeah! Namaku terlalu keren bukan?"

Selagi mereka tertawa, Hermione duduk sambil mendengus. "Huh, Kementerian Sihir Sialan!" Semua terdiam. "Ada apa?" tanya orang yang paling tak disangka akan bertanya, Zoey. Ia memang sudah tahu rahasia dunia sihir. Hermione memberitahunya, lagipula sekarang ia kekasih Jeremy. Yah, secepat itulah seseorang berubah.

"Seharusnya besok aku menjemput Beth di King's Cross besok, tapi aku malah harus menjadi hakim di pengadilan seseorang yang menjahili Muggle dengan sihir. Huh, perkara tidak penting itu merusak rencanaku!"

"Biar aku saja yang jemput, Mione." Hermione mengangguk. "Baiklah, Draco. Terima kasih, tapi jangan panggil aku Mione, dasar Ferret!"

"Ferret?" sela Jeremy. "Baiklah akan aku catat nama itu, Ferret. Omong-omong bagaimana kau mendapat nama itu?" Hermione menceritakan kejadian pada tahun keempat mereka di Hogwarts. Saat Draco diubah menjadi Ferret. Semua orang kecuali Draco tertawa. "Bagaimana rasanya?"

"Memuakkan!" kata Draco. "Sudahlah, lebih baik kita makan. Apa menu spesial hari ini, Sayang," tanya Jeremy pada Zoey. "Jangan bersikap sok romantis bisa?"

"Baiklah, Honey,"

"Uh, lupakan. Ini menu spesial hari ini. Silahkan pilih." Mereka memesan menu masing-masing (yang tidak akan aku tuliskan disini karena tidak bisa ngejanya). "Silahkan tunggu!"

•••

Prang! Sebuah bingkai foto terlempar ke sudut ruangan. "Draco itu milikku, Granger. Kalau aku tidak bisa memilikinya tidak akan ada yang bisa, tidak terkecuali kau!" Ia menggerakkan tangannya lagi kali ini foto Hermione teriris pecahan kaca.

"Kau harus mati, Granger. Itu satu-satunya cara agar ia berpaling darimu. Aku janji, Granger. Kau tidak akan mati dengan mudah. Rasanya akan sakit. Lebih sakit daripadaku saat ini!" Ia memandang kalender di meja sebelahnya, tanggal 23 Desember diberi tanda olehnya. "Musim dingin ini adalah musim dingin terakhir untukmu, dan juga yang terkelam. Aku janji itu! Besok kau akan merasakannya."

Ia memandang kosong ke dinding dengan foto Hermione. Tanpa menyentuhnya ia melempar pisau tepat di wajah Hermione. Astoria Greengrass. Penyihir dengan kemampuan yang berbeda, Telekinensis. Ia mengayunkan tongkatnya dan membakar foto Hermione. Besok ia akan beraksi.

•••

"Draco, Beth akan sampai di King's Cross jam sebelas. Aku harap kau bisa menjemputnya tepat waktu. Perasaanku tidak enak, tolong jaga dia," kata Hermione panjang lebar sementara Draco mendengarkan setengah hati karena ia masih mengantuk. "Tenang saja, aku bisa mengatasinya." Begitu Hermione ber-disappearate dari Malfoy Manor, Draco kembali tidur.

Entah mengapa hari ini ia sangat lelah, untungnya hari ini ia bisa tidur sampai siang karena ia bertugas setelah makan siang. Ia memikirkan kata-kata Jeremy sebelum akhirnya ia jatuh tertidur.

Ia benar-benar kaget saat bangun, sudah jam 11.15. Beth pasti sudah menunggu. Ia langsung berpakaian dan berappearate ke King's Cross. Stasiun sudah sepi, Hogwarts Express pasti sudah kembali Hogsmeade. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Beth sama sekali. Ia melihat di café dekat stasiun, tidak ada. Apa ia sudah pulang sendiri? Apa Hermione menjemputnya lebih dulu? Apa Beth diculik? Ah, tidak mungkin. Tidak mungkin ada yang menculik seseorang di tempat seramai ini, pikir Draco. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah Hermione.

"Tidak ada yang datang atau pulang ke sini sama sekali hari ini kecuali kau," kata Mrs. Granger. Draco semakin bingung. Akhirnya ia kembali berpegang bahwa Beth sedang bersama Hermione, bukannya diculik. Ia makan siang dan segera ke St. Mungo karena jam tugasnya sudah dimulai.

Selama ia bekerja, perasaannya tidak enak. Ia merasa khawatir, hampir-hampir ia salah mengucapkan mantra. Jika itu terjadi, hancurlah kariernya. Saat jam kerjanya berakhir, Hermione sudah menunggunya. "Dimana Beth?" tanyanya. "Aku pikir ia bersamamu karena saat aku datang ia sudah tidak ada."

"Apa? Aku pikir ia bersamamu karena tidak ada di rumah."

"Tidak, ia tidak bersamaku."

"Jam berapa kau menjemputnya?!"

"Jam sebelas." Ia menatapku. "Baiklah, mungkin sedikit terlambat. Tapi..."

"Kalau sampai terjadi sesuatu dengan Beth, kau tidak akan pernah kumaafkan. Tidak peduli kau telah membawa orang tuaku kembali." Tanpa mengucap apa-apa ia berdisappearate. Beth benar-benar diculik dan ini salahnya. Draco mengutuki kebodohannya, kecerobohannya. Rusak sudah hubungannya yang baru diperbaiki dengan Hermione. "Aku akan menemukan Beth!"

•••

"Kak, kapan Hermione akan menjemputku? Katamu ia hanya ada urusan sebentar." tanya Beth. "Aku tidak tahu, mungkin kau sebaiknya menginap di sini. Aku akan menjagamu sampai Hermione menjemputmu."

"Apa kau mau makan?"

"Mau! Aku lapar." Mereka makan bersama. "Kau tahu, aku punya buku cerita yang menarik, apa kau ingin membacanya?"

"Mau, tentu saja!"

"Kalau begitu menginaplah. Kau bisa tidur di kamarku."

"Baiklah." Mereka naik ke kamarnya. "Kenapa banyak gambar Draco di kamarmu kak?"

"Aku penggemarnya." Masih banyak pertanyaan yang ingin diajukannya, tapi Beth memilih diam. Ia tahu ada yang tidak beres di sini. "Aku ingin tidur saja. Selamat malam."

"Malam." Beth naik ke tempat tidur. "Aku yakin Hermione akan menjemputmu besok, Beth."

"Aku juga, Tory."

•••

Hermione tidak percaya Draco akan sebodoh itu. Sekarang Beth hilang entah kemana. Kalau sampai besok tidak ada kabar dari Beth, habis sudah Si Bodoh itu. Hermione tidak bisa tidur. Ia membuka jendela agar ia bisa berpikir jernih. Tiba-tiba seekor burung hantu melesat masuk.

Burung itu menjatuhkan sebuah surat dan terbang keluar lagi. Hermione membuka surat itu.

Mencari Beth? Temui aku di depan gudang di luar kompleks perumahanmu besok malam! Aku tidak meminta uang cukup datang saja, kita bernegosiasi. Jangan bawa siapa-siapa, jangan beritahu orang lain.

-Astoria Greengrass-

•••

Huahahahahaha! Saya gak bakal banyak komen, karena saya mengharapkan komen anda. Ah sudahlah. Maafkan saya. Tapi pasti happy ending kok, kan kita udah sepakat. Stay tunned ya!

Thanks for 10.3K reads and 1.15K votes walaupun banyak silent reader saya mah gak papalah karena saya hanya ingin menghibur :) *imfine*

One Simple SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang