Chapter 1

34.1K 901 5
                                    

Aku lahir dari keluarga yang kaya dengan kehidupan yang berkecukupan. Dengan kehidupan yang seperti ini mungkin semua orang berpikir, hidup ku bahagia sekali dan apapun yang aku inginkan bisa terwujud. Tapi itu semua salah.

"Pagi semuanya" Kata ku dengan suasana hati yang ceria.

Tapi tidak ada seorang pun yang membalas perkataan ku itu. Satu-satu nya orang yang menjawab adalah Bibi Tami.

"Pagi non" Balas bibi Tami.

Aku sedih kenapa tidak ada yang menjawab perkataanku?, kenapa mereka sibuk dengan kegiatannya masing", kenapa aku tidak bisa merasakan kasih sayang orang tua ku sendiri??.

"Pagi mama dan papa" Giselle yang tiba-tiba muncul menuruni tangga menuju meja makan.

"Pagi sayang" Jawab mama dan papa dengan kompak.

Betapa sakitnya hatiku melihat ucapan yang dikatakan orang tua ku, kenapa aku yang mengalami semua ini?. Aku hanya bisa menangis sedih tidak ada yang peduli dengan ku.
Seandai nya aku bisa berkata "Ma..Pa.. Apa salahku ?" Dalam lubuk hati yang paling dalam.

"Sayang.. kamu mau temenin mama shopping ke mall ga?? Nanti semua yang kamu minta akan mama belikan!!"

"Yang bener ma?? Pasti dong aku nemenin mama apalagi shopping. I Like it" jawab Giselle dengan wajah yang senang.

"Mama..Aku...Aku boleh ikut ga??" Tanya aku dengan gugup,aku berharap mama ku menjawab iya tapi

"Ga boleh, mama hanya pergi berdua dengan giselle. Tugas kamu bantuin bibi di rumah. ngerti?" jawab mama ku dengan nada tinggi.

"Iya ma, aku ngerti"

Hanya bisa menahan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa, Hanya air mata yang meluncur di pipi ku. Aku melihat kearah Giselle yang duduk disamping mama, wajahnya sinis melihat ku. Seakan-akan dia senang dengan perkataan mama.

Waktu nya tiba, Keluarga ku sudah berkumpul di meja makan. Kami bersiap-siap untuk berdoa dan yang saat itu memimpin doa adalah Giselle. Selesai doa, kami pun segera makan. Hal itu pun terjadi lagi.

"Sayang, kamu tuh harusnya makan-makanan yang sehat. Biar kamu tuh sehat terus. Jangan seperti Gina setiap makan apapun selalu sakit bikin repot aja" Mama ku berkata sambil melirik kearah ku seperti menyindir.

"Iya dong ma, pasti aku kan ga mau jadi penyakitan" jawab giselle dengan nada meledek.

Aku meneteskan air mata yang sekian kalinya dalam sehari, yang hanya bisa aku lakukan hanya nangis,nangis,nangis dan nangis lagi. Tidak banyak yang aku lakukan. Aku hanya bisa mendengar semua pernyataan itu.
Ditambah sarapan di pagi itu aku hanya di beri lauk tahu dan tempe yang berbeda jauh dengan giselle yang di beri makan yang lezat.

Dalam hati ku, aku bertanya Apa aku ini anak angkat? Yang hanya butuh kasih sayang.

Papa ku hanya melihat itu cuek tanpa melakukan tindakan sesuatu atas apa yang aku alami. Tapi pembantu ku Bibi Tami yang melihat dari jauh bisa merasakan apa yang aku rasakan, betapa sedihnya perasaanku. Ia menangis juga.

"Ma, aku berangkat sekolah dulu ya" aku memutuskan untuk berangkat sekolah daripada harus menerima perkataan mama dan giselle yang terus memojokkan ku.

"Ya udah, sana-sana" jawab mama dengan nada yang cuek dan seakan-akan mengusir ku. Aku hanya menerima itu. Aku berusaha untuk mencium tangan mama ku tapi mama ku tidak membalas tangan ku.



Kenapa Aku yang Selalu di SalahkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang