Chapter 24

5.7K 190 7
                                    

~seminggu berlalu~

Keadaan Gina sama sekali tidak ada perubahan setelah selamat dari maut... hari demi hari justin setia menunggu Gina hingga ia membuka matanya...

"Gina... aku akan selalu ada disini buat kamu. Karena aku harap saat kamu membuka mata untuk pertama kali orang yang kamu lihat itu aku" (Justin) "harapan aku untuk kesebuhan kamu sangat besar. Walaupun kamu koma tapi aku yakin kamu bisa denger suara aku."

Justin yang selalu berada disampingku tampak masih memiliki harapan agar aku bangun.

Justin...
Lo dimana?? Jalan yuk gue bete nih dirumah

Terdengar bunyi sms dari hpnya yang ternyata itu Kak giselle. Tanpa bicara justin langsung beranjak dari tempat duduk ke luar kamar

   Justin
Calling...

Bunyi suara hp giselle yang berdering. Terlihat giselle girang mendapat telepon itu.

"Hai justin.. tumben banget lo telepon gue... jangan-jangan lo..." (Giselle)

"Eh. Lo punya perasaan ga sih.. gue lagi di rumah sakit jagain gina apa lo ga punya pikiran ya lo ini kakaknya dia... tapi bisa-bisa nya lo di rumah enak-enakkan tanpa mikirin adik lo sendiri" (Justin)

"Apaan sih lo, nelepon kirain setuju malah marah-marah... mau gue peduli atau enggak pun sama dia itu bukan urusan lo... jadi jangan pernah lo sebut dia adik gue karena gue ga punya adik penyakitan kayak dia" (Giselle)

"Lo bener ya cewek ga waras, gue beruntung ga pernah suka sama lo.. akhirnya gue tau sifat lo sebenernya jadi berhenti hubungin gue karena gue ga akan pernah suka sama lo dan gue ga akan pernah jadi milik lo selamanya. Inget itu" (Justin) yang langsung mematikkan teleponnya

"Justin... justin..." (teriak Giselle) "Sampai kapan pun lo akan jadu milik gue... kalo gue ga bisa dapetin lo, dia juga ga akan bisa dapetin lo juga"

Justin pun langsung masuk ke kamar dengan wajah yang lesu.. mungkin karena ia setiap hari bolak-balik ke rumah sakit.

Ia pun langsung duduk disamping aku lagi, sambil terus memandangi wajahku. ia tidak tega melihat sekelilingku dipenuhi oleh alat-alat medis. sesekali ia membelai rambut ku dengan lembut.

Jam menunjukkan pukul 12 malam...

"Justin... bangun nak" (Papa)

Justin yang sontak terbangun "eh om.. baru dateng" (Justin)

"Iya maaf ya, om tadi ada meeting karena om kamu harus jagain gina sampai jam segini" (Papa)

"Iya om gapapa... aku seneng kok jagain gina disini" (Justin)

"Ya udah kamu pulang sana.. biar om yang jagain gina" (Papa)

"Oh ya udah om... besok aku kesini jam 7 an ya om" (Justin)

Papa menganggukan kepala. Papa terharu dengan sikap justin yang sangat setia menemaniku.

Papa langsung duduk disebelahku sambil berkata dengan mata yang berkaca-kaca "Gina.. ini papa sayang.. kamu beruntung punya justin yang begitu menyayangi kamu dengan tulus. Papa berharap kamu bisa bangun dan membuka mata untuk melihat dia sayang" lalu mencium keningku.

Malam pun berlalu dengan cepat hingga.....

Pukul 06:00

"Dok...dokter... tolong anak saya" (Papa) yang sambil menekan tombol panggilan

Dokter pun langsung bergegas ke kamar perawatanku..

"Biar saya periksa dulu ya pak... saya mohon bapak tunggu di luar dulu" (dokter)

"Saya mohon selamatkan anak saya dok.... berapa pun saya bayar demi nyawa anak saya dok" (Papa)

Diluar ruangan papa menunggu hasil pemeriksaaan dokter, justin yang baru tiba di rumah sakit langsung menghampiri papa....

"Ada apa om?? Gina kenapa??" (Justin)

"Om juga ga tau keadaan dia tiba-tiba drop" (Papa)

Justin dengan tampang yang masih acak-acakkan langsung cemas dengan keadaanku. Dan berkata dalam hati "ayo gina kamu pasti bisa melewati ini"

Kemudian selang berapa lama mama  datang

"Kenapa pa?? Gina kenapa??" (Mama)

"Udah cukup sandiwara kamu untuk yang kesekian kalinya... kamu pergi dari sini jangan pernah datang kesini lagi" (Papa)

"Pa... mama itu ibu kandungnya dia apa mama ga boleh tau keadaan anak kandung aku sendiri?? Aku tau aku banyak kesalahan sama dia tapi aku mohon kasih aku kesempatan untuk yang terakhir kalinya..." (Mama)

"Cukup....sekali saya katakan cukup cukup jangan bicara lagi, pergi kalian dari sini" (Papa). Justin yang berusaha untuk meminta papa untuk sabar. "Udah om sabar... yang terpenting sekarang itu keselamatan gina"

"Gina... anakku... maafkan mama, mama tau mama banyak salah sama kamu tapi izinkan mama untuk memeluk kamu sayang.. mama mohon kamu bangun sayang" (Mama)

"Pergi kamu dari sini" (Papa yang menyeret mama keluar dari rumah sakit) "Pa sakit...sakit" (mama)

"Ini ga ada apa-apanya seperti apa yang kamu lakuin ke gina selama ini. Selama ini dia menyayangi kamu lebih dari dirinya sendiri tapi apa balesan kamu kedia?? Apaa?? Ga ada... kamu itu ga pantes dipanggil ibu" (Papa)

"Pa... aku ini ibunya, aku yang melahirkan dia... aku tau aku ga pantes dipanggil ibu.. tapi setidaknya aku pengen meluk dia untuk yang terakhir kalinya..." (Mama)

"Udah jangan banyak ngomong.. pergi sana dan jangan balik lagi" (Papa)

Papa yang sudah tidak memberi ampun ke mama karena perbuatan dia yang sudab melampaui batas sebagai seorang ibu.

Setelah papa kembali... dokter keluar dari kamar dan memberi tau keadaaan aku sebenarnya

"Semua sudah berakhir, keadaan gina hanya bergantung kepada alat bantu yang dipasang ditubuhnya" (dokter)

"Apa yang dokter bilang?? Ga mungkin gina anak yang kuat saya mohon selamatkan anak saya" (Mama yang tiba-tiba

Ini suratnya.... dokter yang memberi selembar kertas yang berisi tentang pelepasan alat bantu

"Ga saya ga mau tanda tangan ini... saya ga mau" (Papa) dan langsung papa robek

Justin langsung berlari kedalam kamar.

"Gina... sayang.. aku yakin kamu bisa melewati semua ini.. ayo sayang bangun demi aku, untuk semua yang sayang sama kamu.... Aku mohon" (Justin) Setelah itu justin langsung merogoh kantongnya dan mengeluarkan "Gina... Will you marry me?? Hari ini didepan semua orang termasuk papa kamu. Aku melamar kamu jadi istri aku untuk menemanin kamu seumur hidup kita sampai akhir hayat" justin yang meneteskan air mata. Dan sontak membuat papa dan mama kaget dengan keputusan justin yang besar.

"Justin...." (Papa)

"Iya om di depan om tante, aku melamar gina menjadi istri aku... aku mohon restu om tante untuk hubungan kita"


Bersambung

Vote dan commment
Critanya makin seru loh

Kenapa Aku yang Selalu di SalahkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang