Chapter 3

16.8K 717 2
                                    

Mata ku mulai tebuka, aku melihat cahaya lampu yang terang dan aku tengah berada di berada di atas kasur, saat ku tersadar bahwa aku sedang berada di rumah sakit. Entah kenapa aku bisa berada di sini.

Aku bingung siapa yang telah membawa ku ke tempat ini, Apa Giselle yang telah membawaku ke sini? Dalam hati ku berada.

"Tapi tidak mungkin" Jawab ku sendiri

Saat ku berpikir di dalam benak ku, tiba-tiba pintu kamar ku terbuka muncul seorang dokter yang merawat ku. Sosoknya Tinggi, berbadan besar dan sudah tua.

"Bagaimana keadaan mu nak?" Tanya dokter itu.

"Sudah baik dok" Jawab ku dengan wajah tersenyum.

"Oh ya dok, saya ingin bertanya!"

"Silakan nak" Sambil mengambil kursi dokter itu duduk di hadapan ku.

"Belakangan ini saya sering mengalami sakit kepala dan saya juga sering mimisan, sebenarnya apa yang saya derita dok?" Tanya ku mengenai apa yang sebenarnya terjadi belakangan ini.

Dengan muka yang sedih dokter itu menjawab

"Begini nak, Sebenarnya dokter ingin sekali memberi tau kamu. Tapi dokter berharap kamu tidak pantang menyerah dan harus terus bersemangat ya"

"Sebenarnya kamu ini sakit.... sakit.... leukimia( kanker darah )"

"Apa dok??leukimia???" Dengan kagetnya aku membanting tubuh ku ke kasur. Hanya air mata yang menetes di pipi ku. Apa yang harus katakan kepada orang tua ku.

"Berarti hidup saya tidak akan lama lagi dok?" Dengan air mata yang menetes aku bertanya

"Dok jawab...jawab...apa benar?"

"Kanker yang kamu derita ini sudah kanker stadium akhir dan kanker itu sudah menyebar kemana-mana jadi,,, jadi menurut medis. Memang hidup kamu tidak akan lama lagi tapi kamu tidak boleh menyerah karena hidup, kematian ada di tangan yang kuasa jadi kamu tidak boleh pantang menyerah" Jawab dokter itu dengan wajah yang sedih karena harus menjawab pertanyaan ku.

Tanpa berkata-kata hanya tangisan yang dapat aku tuangkan di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Dokter itu pun pergi dan membalai rambut ku sebagai ungkapan rasa prihatin.

Di kamar yang luas aku tinggal sendiri tanpa ada yang menemani disampingku, dan memberikan aku motivasi. Aku merasakan bahwa ini lah yang terbaik untuk diriku, karena walaupun aku tidak dapat merasakan kasih sayang kedua orang tua ku dan kakak kandung ku sendiri tapi aku merasa dicintai oleh Tuhan. Mungkin ini jalan yang tebaik yang telah ia lakukan untukku

Kenapa Aku yang Selalu di SalahkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang