Saat aku tiba di rumah, aku berharap ada yang menyambut ku dengan pelukan yang hangat dari seorang ibu. Tapi...
"Ma, aku pulang"
"Oh bagusnya, darimana aja kamu? Pulang jam segini harusnya kamu pulang ke rumah tepat waktu, bantu beres-beres di rumah jangan ngelayap terus." Ujar mama dengan mimik wajah yang marah dengan tangan menunjuk ke arah ku.
Hayalan hanyalah hanyalan yang tidak akan mugkin pernah terjadi, hal yangbaku impikan mungkin tidak akan pernah terwujud. Karena umurku yang tak lama lagi.
"Maaf ma, tadi aku dari..." jawab ku dengan kalimat tergantung
"Tadi apa? Tadi abis pacaran gitu. Udah kamu ga usah biki alesan yang mengada-ngada sekarang kamu mending bersihin kamar mama dan giselle." Pinta mama ku
"Tapi ma, aku masih..." ujar ku dengan wajah yang pucat dan tak sanggup harus melakukan pekerjaan itu.
"Udah ga usah alesan sekarang atau kamu mau mama kurung di kamar" acam mama ku
Mau tak mau aku harus melakukan, dengan badan lemas, keringat yang meluncur di wajah ku dan muka ku seperti mayat. Aku melakukan pekerjaan yang diperintah mama, Bibi tami yang melihat aku pun merasa kasihan dan menyuruh ku beristirahat tapi aku tidak mau.
"Non, istirahat dulu sana. Non kan baru pulang jadi lebih baik istirahat dulu nanti sakit" pinta bibi tami yang kasihan melihat ku.
"Ga bi, aku harus melakukan nya karena ini adalah perintah mama. Aku tak mau jadi anak durhaka." Tanggap ku.
Setelah aku selesai membereskan kamar mama dan giselle. Tubuh ku seakan tak kuat lagi berjalan, rasa sakit yang aku rasakan semakin menjadi-jadi, aku merasakan bawa hidungku mengeluarkan darah yang membuat aku sangat lemas dan tak berdaya.
"Apa ini?? Darah?? Apa ajal ku semakin dekat?? Kalau misalnya itu adalah jalan terbaik aku rela dan aku sudah siap menerima nya, mungkin orang di rumah ini senang bila aku tak ada" tanya ku dengan darah yang mengalir di hidung ku.
Saat ku berusaha untuk menghapus darah di hidung ku, giselle datang dan langsung...
"Eh.. lo ngapain tadi lo ke kelas gue?? Kalo temen-temen gue tau kalo lo adik gw bisa ancur reputasi gue sebagai anak yang eksis di sekolah ngerti lo?? " ujar nya dengan mendorong ku ke tembok tubuh ku serasa ingin patah.
Saat aku ingin menuju kamar ku, giselle membalikan badan dan....
"Oh iya satu lagi, lo ngapain tadi siang di halaman sekolah, pura-pura pingsan segala. Lo sengaja cari perhatian ke justin sampe-sampe lo di gendong dia dan bawa lo ke rumah sakit. Satu sekolah jadi geger atas perilaku lo itu. Dan asal lo tau ya gue itu suka sama justin jadi gue minta sama lo jangan pernah deketin justin lagi atau lo tau akibat nya, ngerti??"
Aku tak kuat mendengar semua perkataan kakak ku yang hanya di pikiran ku hanya rasa sakit yang aku rasakan. Saat aku igin menjawab pinta kakak ku, badan ku jatuh ke lantai dan mata ku yang terpejam.
Bersambung
Apakah Gina akan sadar atau dia akan meninggal??
Di tunggu ya kelanjutannya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Aku yang Selalu di Salahkan
Teen FictionNama ku Gina, Aku bersekolah di sekolah menengah atas. Aku anak dari 2 bersaudara, kakak ku bernama Giselle. Aku bingung kenapa kedua orang tua ku selalu menyalahkan aku padahal aku anak kandung mereka sama seperti kakak ku tapi kenapa aku yang sela...