Satu - New Fwend

536 63 35
                                    

X MIPA 1

"Nama gue Natasya Karin Acapella, biasa dipanggil Nata. Gue pindah dari SMA Bintang di Bandung karena ikut bokap pindah ke Jakarta." Kini Nata mulai memperkenalkan dirinya di hadapan teman-teman barunya.

"Rumah lo dimana ya, kalo boleh tau?" sahut seseorang dari pojok ruang kelas. Membuat sorakan demi sorakan terdengar sangat riuh.

"Modus mulu lo, dasar."

"Jangan dijawab, Nat."

"Bayi kecebong jangan kebanyakan ngalus deh lo."

"Idih, kang ngalus lo."

Tidak terlalu dibawa serius, Nata hanya tersenyum kecil menanggapi sorakan-sorakan tersebut dengan menjawab pertanyaannya, "di kompleks hijau."

"Bagi ID line sabi nih," celetuk seseorang yang duduk di sebelah orang sebelumnya bertanya.

"Maaf nih Rayhan dan Gilang. Kalau kalian ingin kenalan lebih jauh sama Nata, bisa dilanjutkan nanti saja saat istirahat tiba, kan masih banyak waktu kosong," Bu Ajeng akhirnya mengangkat suara.

"Baik kalau begitu. Nata, sialakan duduk di kursi yang kosong," ujarnya mempersilakan Nata duduk.

Pelajaran matematika pun dimulai dan sambut antusias oleh seisi ruangan. Hingga tak terasa tiga jam berlalu begitu cepat dan tinggal menunggu bel istirahat berbunyi. Sedangkan bu Ajeng, sudah keluar sejak sepuluh menit yang lalu.

Seorang perempuan yang duduk di sebelah Nata mengulurkan tangannya "Gue Gaby, salam kenal ya, Nata."

Tanpa basa basi, Nata meraih tangan perempuan yang bernama Gaby itu seraya tersenyum kepadanya.

"Lo mau ke kantin bareng?" tanya Gaby. Lalu Nata menjawabnya dengan anggukan.

Tepat setelah bel berdering, keduanya berjalan keluar kelas dengan diikuti oleh dua orang laki-laki di belakang mereka.

Gaby membawa Nata ke meja kantin nomor sembilan. Dan lagi-lagi, kedua laki-laki itu masih tetap mengikuti mereka di belakang. Bahkan, mereka berdua juga ikut duduk di meja yang sama dengan Nata dan Gaby.

Di tempat yang baru ini, memaksa Nata untuk mengamati sekeliling kantin saat menginjakan kakinya perdana. Cukup besar dua hingga tiga kali lipat dari kantin yang sebelumnya ia bayangkan. Gaby bilang, makanan disini juga cukup kekinian. Tapi soal harga kita tidak perlu khawatir, karena semua harga sudah disesuaikan dengan kantung pelajar SMA.

"Nata, kenalin ini Jovida, panggil aja Jovi. Kalo yang behelan ini Ifan, bisa di panggil panjul atau Ifan, terserah lo," ujar Gaby mulai memperkenalkan laki-laki yang tadi berjalan di belakang mereka.

"GAABYYY!"

"Nah, kalo yang teriak ini namanya Difa," lanjut Gaby yang merasa tidak asing lagi dengan teriakan khas milik cewek satu ini.

Kemudian setelah itu Nata menjabati tangan mereka satu persatu. Begitu pula dengan Difa setelah ia sampai di meja mereka.

"Eh, eh, ini yang anak baru itu ya, Gab?" tanya Difa seraya mengambil posisi di hadapan Nata.

"Eh iya, hai Difa, salam kenal ya. Gue Natasya, temen sekelasnya Gaby. Baru pindah ke sini tadi pagi, hehe," ujar Nata disambut dengan senyum Difa yang hangat.

"Seneng deh, bisa kenalan sama lo," ucapnya membuat Nata ingin tertawa saat melihat tingkah lakunya.

"Bawel, lo." celetuk Jovi yang langsung dibalas oleh Difa dengan tatapan tajam. Entah ini diberi nama tatapan apa, karena hanya dimiliki oleh Difa seorang dan hanya diberikan kepada Jovi seorang. Kata Gaby begitu.

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang