Tiga - First Dinner

270 58 11
                                    

Author's POV

"Nataaaa!"

Terdengar sebuah teriakan dari suara cempreng yang amat sangat khas. Difa kini sudah hinggap di punggung Nata, membuat Nata terbatuk-batuk karena sedikit tersedak bakso yang sedang ia santap.

"Woi, gila lo ya? Kalo Nata mati ketelen bakso emangnya lo mau tanggung jawab? mikir dong," sindir Jovi yang juga hampir bernasip serupa dengan Nata.

Dengan gayanya yang tak bersalah, Difa menatap Jovi bersama kedua mata segaris miliknya. "Gue gak punya urusan ya sama lo, jadi tolong diem."

Sedetik kemudian Difa langsung memukul-mukul paha Nata dengan keras.

"Difa stop! Paha gue sakit, tahu!"

"Oke, oke, tapi lo harus denger hot news buat lo!" Saking antusiasnya, Difa menyeruput es jeruk milik Nata yang sengaja Nata pilih untuk diminum setelah baksonya habis. Namun sekarang hanya tersisa setengah gelas, karena sisanya habis sudah mengalir di pencernaan Difa.

Kurang ajar banget ini anak satu, untung sayang. Gerutu Nata.

Setelah itu Difa menarik nafas lalu membuangnya sesaat kemudian seraya berkata, "sebenernya sih ini udah lama, tapi kemarin gue lupa bilang sama lo."

"Apaan?" tanya Nata.

"Jadi.."

"Apaan sih? Jangan bikin gue kepo deh."

"Jadi gini.." Difa memberi jeda di antara ucapannya lagi, "sebenernya kak Deva udah punya cewek, Nat."

Dan ya, Nata tidak perlu heran lagi saat mendengarnya. Ia hanya dapat tersenyum miring. Karena bagi Nata, Deva punya pacar itu sangat wajar sekali, karena memang dia ganteng, siapapun juga gak mungkin ada yang nolak dipacarin dia, terutama Nata sendiri.

Berbanding terbalik dengan dirinya, Nata punya pacar itu sebuah keajaiban dunia. Sukur-sukur kalo ada orang yang suka sama dia, itu berarti Nata tidak perlu repot-repot lagi mengurusi orang-orang yang menganggap dirinya penyuka sesama jenis.

Ok jadi ngaur kemana-mana kan.

"Itu doang, Dif?" celetuk Gaby yang rupanya daritadi juga mendengarkan omongan Difa.

Ya bagaimana Gaby tidak mendengarkan, kalau setiap kali Difa bercerita, besar volumenya mencapai seratus persen, alias dapat didengar oleh semua orang. Bahkan makhluk di luar bumi juga bisa mendengarnya.

Difa menjawab celetukan Gaby dengan gelengan kepala, kemudian kembali lagi fokus kepada Nata. "Dan, lo mau tau gak Nat ceweknya siapa?" Difa menaikturunkan alisnya, menggoda.

"Cewekya itu kak Dinda, anak kelas dua belas."

Nata hanya membulatkan mulutnya sambil menganggukan kepalanya, mengerti.

"Lo cuma ber-oh doang gue kasih hot news tentang kak Deva?" Difa mengerucutkan bibirnya sepanjang satu meter. Gak deng, paling cuma lima depa.

"Iya terus gue harus bilang apa, cantik?"

"Makasih kek, histeris kek, atau salto sambil kayang kan bisa," gerutu Difa yang bibirnya semakin lama semakin runcing.

"Iya Difa ku sayang, terimakasih banyak atas hot news-nya, jangan cemberut terus dong nanti Jovi ngidam tuh pengen nyium lo," ujar Nata tertawa jahil dan disusul oleh Gaby juga Ifan. Sedangkan itu hanya membuat jengkel Difa dan Jovi.

"Oh ya liat aja, Dif. Gue bisa kok gantiin posisi si Dinda-Dinda itu," lanjut Nata di sela-sela tawanya.

*****

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang