Delapan - (Not) A Date

197 32 10
                                    

Nata's POV

Deva: Nat, besok ada acara ga? kalo nggak ada gue mau ngajak lo.. kencan, mungkin.

Degh.

Wajahku terasa memanas seketika. Lantas aku langsung mengambil bantal, dan menutupi wajah ku hingga aku bebas berteriak sekencang apapun.

Dengan cepat aku membalas pesan dari Deva. Membacanya berulang ulang agar tidak ada kesalahan kalimat atau bahkan ke-typo-an saat mengetik. Setelah puas, langsung saja ku pencet enter.

nata: Bsk Nata free kok kak

Dan berharap semoga itu bukan dibajak oleh temannya.

Tanpa menunggu lama, notif masuk terdengar dari ponselku.

Terpampang jelas nama Deva pada layar.

Deva: oke, besok jam 4 sore gue jemput. Harus udah rapih gakmau tau.

nata: siap bos!

Aku memukuli kedua pipiku karena masih tak percaya dengan apa yang terjadi barusan. Apa mungkin ini mimpi? batin ku.

"Aaw!!" pekik ku kesakitan, tepat saat pukulan terakhir mendarat di pipiku sendiri.

"NATA, KAMU KENAPA?!" tanya bunda dari kamarnya.

Aku berlari kearah pintu, lalu memunculkan kepalaku sedikit "Nata gak papa bun, itu si Zayn Malik ganteng banget!!" lalu aku cekikikan setelah mengucapkan alasan bodoh kepada bunda.

Masih dalam tawa, ku hempaskan tubuhku diatas ranjang yang telah menemani hari-hariku belakangan ini. Sungguh ini adalah saat yang telah aku tunggu-tunggu. Seperti mimpi, namun kenyataannya adalah bukan mimpi.

Jariku bergerak menelusuri layar ponsel. Membersihkan notif yang kurasa sudah kadaluarsa. Tapi ada satu notif yang membuat jariku berhenti.

alfan: Ta, lo gak lupa kan klo bsk mau ngajarin gue mtk? gue harap sih nggak. gue tau lo msh melek, jd pls bales ya.

Sorry fan, harapan lo gak sesuai dengan pikiran gue. Gue bahkan baru inget saat baca pesan dari lo ini. ku tarik nafas panjang. kemudian mengetik sebuah balasan untuknya.

nata: gue inget kok, tp gue bisa nya pagi. Jd tolong bilangin ke Ifan sekalian hehe

Baru saja ibu jariku menekan tombol enter, langsung ada notif masuk. Alfan memang selalu cepat kalau membalas chat.

alfan: oke deh, good night

nata: u too

*

Aku memandangi Alfan yang kini sedang mengerjakan beberapa soal buatan ku. Hanya ada aku dan dia saat ini. Ifan mendadak bilang kalau dia ada acara jadi gak bisa ikut belajar bersama kami.

Kalau diliat-liat Alfan gak kalah tampan ya sama kak Deva. Bahkan Alfan terlihat lebih baby-face dibandingkan kak Deva. Batinku mengamati setiap lekukan di wajahnya.

"Ngeliatin gue nya jangan lama-lama, nanti naksir" ucapnya tanpa repot mengalihkan pandangan dari soal matematika yang berada dihadapannya.

Aku mengerutkan dahi sebal, lalu menyibukkan pandanganku ke layar ponsel "gue lagi ngeliatin lo ngerjain, siapa tau salah caranya" good job. pintar sekali ngelesnya, Natasya Karin.

Ia membulatkan bibir nya tanpa bersuara. Menjadikan suasana sangat hening, karena kami memutuskan untuk bungkam. Aku paling tidak suka dengan suasana seperti ini, jadi lebih baik aku bertanya-tanya sedikit deh kepada Alfan.

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang