Empatbelas - Secret

137 16 10
                                    

Saat istirahat tiba, terlihat meja nomor dua telah dihuni oleh tiga murid yang sepertinya melarikan diri lebih dahulu sebelum bel berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat istirahat tiba, terlihat meja nomor dua telah dihuni oleh tiga murid yang sepertinya melarikan diri lebih dahulu sebelum bel berbunyi. Dua di antara mereka sedang asik tertawa terbahak-bahak, sedangkan satu dari mereka hanya terduduk lesu menatap makanan miliknya tak bernafsu.

"Han, han, gue punya tebak-tebakan lagi nih!" seru Gilang bersemangat. "Alfan kalo lagi bengong mirip siapa hayo?"

"Andre Taulani!"

"Tetot. Salah."

"Mbah surip!"

"Ah payah lo, masih salah."

"Serba salah babang, kayak Raisa," keluh Rayhan mengerucutkan bibirnya meniru gaya anak perempuan pada umumnya.

"Mau tau nggak apa jawabannya?" Masih dengan teka-teki aneh miliknya, Gilang menyeruput es milo sebelum melanjutkan jawabannya.

"Siapa lagi kalo bukan mirip Limbat!" Gilang dan Rayhan yang sedaritadi sudah tertular virus receh kembali terbahak-terbahak dibuatnya.

"Soalnya kalo ditanya diem aja, diajak ngomong cuma ngangguk-geleng-ngangguk-geleng doang. Lama-lama kita harus belajar bahasa isyarat nih, biar ngerti Alfan ngomong apa." Untuk kesekian kalinya tawa mereka pecah, bergemuruh keseluruh penjuru kantin.

"Berisik lo berdua!" Alfan menyipitkan matanya, mencibir dua sejoli di hadapannya.

"Alhamdulillah," ujar Gilang serayaa mengangkat kedua tangan dan mengusapkannya ke wajah. "Masih bisa ngomong ternyata doi."

"Ya kali gue beneran mirip limbat," celetuk Alfan lagi.

Si kembar itu saling menatap aneh kemudian tertawa di detik berikutnya.

Belum selesai mereka tertawa, seorang perempuan yang sedang membawa nampan di tangannya sudah berdiri di samping Alfan, berhasil membuat tawa mereka berhenti di kemudian.

"Hai!" ujar cewek itu setelah semua menyadari kedatangannya. Si kembar langsung saling menyengol satu sama lain.
Hal itu membuat Alfan menaikan sebelah alisnya bingung. Ia segera menoleh ke arah yang telah diisyaratkan dengan dagu oleh Rayhan.

"Gue kira siapa."

"Gue join disini ya?" Perempuan itu meletakkan nampannya, lalu tersenyum ramah kepada Rayhan dan Gilang bergantian. "Andiny," ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan kepada keduanya.

"Rayhan."

"Gilang."

"Ada apa? Keliatannya ada yang penting," tanya Alfan menantikan maksud kedatangan perempuan itu.

"Mau banget dicariin lu, nyet!" cibir si kembar kompak. Andiny tertawa kecil melihatnya.

"Emang bener kan, lo nyariin gue?" tanya Alfan memastikan lagi bahwa apa yang ia duga adalah benar.

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang