Duapuluh Empat - Bunda's Bestie

110 13 2
                                    

Arini masuk ke dalam kamar anak bungsunya dengan sebuah koper berukuran sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arini masuk ke dalam kamar anak bungsunya dengan sebuah koper berukuran sedang. Kemudian ia berkacak pinggang menatap Nata yang masih berbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Koper buat apa tuh, Bun?" tanya Nata yang masih terbungkus dalam selimut tosca.

"Beresin barang-barang kamu, besok siang kita ke Bali," jawab Arini yang setelah itu pergi meninggalkan Nata dengan koper yang sudah terbuka lebar di atas ranjang. Selang beberapa menit, Arini kembali masuk ke dalam kamar Nata dengan setumpuk baju bersih yang sudah dilipat rapi.

Dengan terpaksa Nata bangkit dari tidur yang seharusnya masih berlanjut hingga siang nanti. "Ada apa emangnya di Bali, Bunda?"

"Kita mau liburan dong, sayang. Emangnya kamu nggak mau?" jawab Arini lagi tak ambil pusing. Kini wanita ─yang masih berkepala tiga itu segera memilah-milah pakaian yang ia bawa di atas kasur Nata.

"Bukan gitu, Bunda. Maksud Nata, kenapa liburannya mendadak gini, deh?" Lagi-lagi Nata bertanya karena masih penasaran.

"Bunda pengin reuni sama sahabat Bunda dulu." Sekarang Arini duduk di pinggir kasur Nata. Duduk menghadap anaknya, sambil mengelus rambutnya lembut.

"Tante Rina yang pindah rumah ke Bali itu, Bun?" tanya Nata. Seumur hidup Nata, ia belum pernah mendengar cerita tentang sahabat bundanya selain Tante Rini. Yang ia tahu, bunda sangat dekat dengan Tante Rina ─yang dahulu merupakan tetangga dekat keluarga Acapella saat masih menetap di Bandung.

"Nanti kamu juga tahu, sayang," jawab Arini seraya mengelus puncak kepala anak bungsunya.

"Ohh, oke kalo begitu," gumam Nata menurut.

"Yaudah, bunda mau ke bawah dulu. Sekarang kamu beres-beres, abis itu mandi, terus sarapan deh di bawah," pinta Arini yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Nata.

Tak butuh waktu lama, satu koper berukuran sedang dan satu tas ransel mini sudah siap untuk menemani perjalanan Nata esok hari. Setelah itu Nata segera mengambil handuk dan bergegas untuk mandi.

*****

Langit pagi hari ini terlihat sangat cerah. Udara terasa sangat segar dan sejuk. Sinar yang terang, menyesap masuk ke dalam rumah melalui celah-celah jendela hingga memantulkan cahaya pada wajah polos seorang gadis di dalamnya.

Di ruang makan, seperti biasanya Nata sedang menata piring untuk membantu Arini. Roti dengan rasa cokelat keju adalah pilihan Nata hari ini ditemani dengan segelas susu vanilla hangat di sebelahnya.

"Gimana, Ta, barang-barang kamu udah siap semua, 'kan?" Tuan Acapella membuka percakapan pertama pagi ini di atas meja makan. Sambil mengunyah roti di dalam mulutnya, Nata mengangguk. "Udah beres semua, Yah."

"Ohiya, dengar-dengar Alfan temen kamu itu kecelakaan kemarin, benar?"

Degh.

Nata terdiam sesaat ─tak menjawab pertanyaan Ayahnya. Pikiran gadis itu terbang kembali pada kejadian kemarin ─saat dimana ia tak sengaja melihat lewat jendela pintu kamar rumah sakit tempat Alfan dirawat.

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang