Sepuluh - Again

160 26 2
                                    

Di siang yang terik, gadis berkuncir kuda sedang duduk bersama sahabatnya di bangku taman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di siang yang terik, gadis berkuncir kuda sedang duduk bersama sahabatnya di bangku taman belakang sekolah. Entah apa yang menyeret mereka ke sini, meninggalkan yang lain tanpa sepengetahuan. Menceritakan kejadian yang terjadi di hari kemarin.

"Semenjak deket sama Alfan dan Kak Deva, gue ngerasa semakin banyak yang keliatannya nggak suka sama gue, Fan," ucap Nata sedih.

"Yaa, itu salah satu resiko kalo lo deket sama mereka," jawab Ifan santai.

"Emangnya gue salah, deket sama mereka?" tanya Nata lagi.

Ifan terlihat sedikit berpikir, "hm, kalo menurut gue sih, lo nggak salah. Kan mereka duluan yang mulai ngedeketin lo."

Nata mengangguk pasrah. Dia benar-benar bingung ketika orang lain menatapnya tidak suka, terutama saat ia sedang bersama Alfan ataupun Deva.

Gadis itu menopang dagu dengan kedua telapak tangan. "Terus menurut lo gue harus gimana?"

"Seenak lo ngejalaninnya aja gimana, jangan kebanyakan ngeluh."

Sudut bibir Nata melengkung ke bawah, pertanda ia sedang tidak dalam mood yang baik. "Tapi gue nggak suka. Apalagi sampe diguyur pakai air gitu. Kan kelewatan banget!"

"Ya kalo nggak suka, jauhin aja mereka. Toh masih banyak cowok di luar sana yang pantes buat lo," Ifan tersenyum memperlihatkan behel biru muda yang terlihat manis. "Gue, misalnya."

Nata menatap Ifan jengkel. "Gue lagi serius tahu!"

Ifan terkekeh geli. "Siapa bilang bercanda?"

Gadis itu mengerutkan alis seraya membuang muka sembarangan karena enggan menatap Ifan.

"Masa gitu doang ngambek sih?"

"Lagian diajak serius, malah bercanda!"

"Padahal gue bilang nggak bercanda tadi."

Nata kembali menoleh ke arah Ifan sambil memukul lengan cowok itu sebal. "Ih! Sebel gue sama lo!"

"Yaudah, gimana kalo gue traktir jajan di kantin?"

"Ogah."

"Yakin nih nolak?"

"Yakin lah."

"Gimana kalo bakso mang Sapri?"

"Nggak."

"Tambah es milo mba Yanti deh, gimana?"

"Big deal!"

Nata berdiri dengan semangat, meninggalkan Ifan sendiri yang masih terkekeh di tempat.

Untung sayang.

*****

"Hey ho!"

Nata merangkul Gaby dan Difa dari belakang. Kemudian duduk di sebelah Jovi yang masih kosong. Ifan yang tertinggal akhirnya muncul di hadapan mereka.

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang