[14] - Hujan

3.5K 354 1
                                    

Nazry : Pagi bawel :p

Nara Aderyn : Pagi juga bule jelek.

Nazry : Lah kok kamu jahat..

Nara Aderyn : Baper ish.

Nazry : Mau main ke rumah kamu boleh?

Nara terkesiap.

Nara Aderyn : GAK! GAK BOLEH!

Nazry : Yaaaahhh

Nara Aderyn : Baterainya low nih.. nanti lagi ya?

Nazry : Okee.. Gudbay beib <3

Nara Aderyn : Bay.

Beginilah. Tidak ada yang spesial. Semuanya berjalan biasa-biasa saja seolah kehadiran Nazry hanyalah penghias bagi hidup Nara. Tidak ada obrolan di jendela lagi. Semuanya monoton. Tidak ada lagi tindakan-tindakan out of the box yang dapat membuat Nara merasa dirinya spesial.

"Kenapa gue jadi bosen gini ya sama Nazry?" gumam Nara.

Pikirannya kini beralih pada Radit. Kemarin, cowok itu terbaring lemah di rumah sakit. Nara masih ingat saat ia melihat wajah pucat Radit dan juga luka di kepalanya. Apakah sekarang dia sudah baikan?

"Radit. Gue kangen." Nara bersungut-sungut menuju jendela. Dilihatnya jendela kamar Radit di seberang sana. Sebelum Nara berteriak memanggil namanya, ia melihat Radit dan Lintang sedang bermain badminton di taman belakang.

Nara mengernyit.

"Sejak kapan mereka.. OH?! Mereka pacaran?!" Nara terkesiap saat ia melihat Radit merangkul Lintang sambil tertawa-tawa.

"Siapa 'mereka'?" suara berat Rio menggema di kamar Nara. Membangunkan gadis itu dari lamunannya.

Nara menoleh. Terlihat kakaknya sedang berdiri di ambang pintu, "Radit sama Lintang."

Rio melihat air mata yang sudah terbendung di mata adiknya itu, "Lo nangis?"

"Enggak."

"Gausah sok kuat. Sini peluk," Rio merentangkan kedua tangannya dan langsung mendekap adik kesayagannya itu. "Gue harus ngasih Radit pelajaran? Dia udah bikin lo nangis terus. Gue gak rela."

"Enggak. Jangan. Radit sakit."

"Lo disakitin terus sama dia, tapi lo masih gak tega? Dia aja tega nyakitin lo."

"Kak.. Udah."

Rio mendengus kesal, "Main Ps yuk? Ada Geri sama Haykal tuh di bawah."

Nara mengangguk dan menghapus air matanya. Ia mengikuti langkah lebar kakaknya menuju ruang keluarga.

"WOY ELAH LU! Menang muluuuu.."

"Yhaa emang eluu, mainin cewek doang yang jago. Main beginian kagak bisa. Payah."

"KAYAK LU KAGA AJA!"

"Nyante dong, gajah pesek!"

"Lah nge gas. Dasar biawak keriput!"

Nara tertawa kecil melihat perdebatan antara Geri dan Haykal. Rio berdeham, "Woy Nara mau ikutan."

Sontak, Geri dan Haykal menoleh, "Ayuk!" seru mereka berbarengan.

"Jangan bikin dia kalah! Abis nangis dia."

"Siap Komandan Rio! Ayo Nara."

Nara menurut dan ikut duduk di karpet beludru bersama dengan Rio dan teman-temannya.

"Cie abis nangis ciee ciee.." goda Haykal

AderynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang