"Apa kabar, Ratuku?"
Senyum Nara langsung merekah begitu mendengar suara itu. Suara yang sudah lama ia rindukan. Tangan Radit bergerak turun ke pundak Nara dan memeluk gadis itu erat-erat dari belakang.
"Aku kangen sama kamu," bisik Radit.
Nara membalikkan tubuhnya. Kini ia berhadapan dengan sosok Radit yang memakai celemek, dan topi pelayan. Bordiran cokelat bertuliskan ANGKASA terdapat di saku bagian kiri. Melihat Nara sedang memperhatikan dirinya, Radit tersenyum maklum.
"Loh? Kamu..?"
Radit tertawa, "Aku kerja disini, Nara. Kerja sampingan."
"Sekolah kamu gimana?"
"Kalo hari biasa aku dapet shift sore, kalo hari libur aku dapet shift pagi."
Nara manggut-manggut. Tapi setelah itu raut mukanya berubah khawatir, "Kamu gak capek, Dit?"
"Aku gak akan capek kalo udah niat. Niatku kerja disini buat bantu bunda cari tambahan uang berhubung ayah.. udah pergi.." jelas Radit.
"Oh iya, soal ayah kamu.. Lintang udah cerita sama aku,"
"Aku tau. Kamu udah putus sama Nazry juga kan?"
Nara mengangguk.
Kali ini Radit tersenyum lebar dan langsung menarik Nara ke dalam pelukannya, "Berarti kita bisa bareng kan? Inget janji kita?"
Nara tersenyum mengingat janji mereka berdua. Kini sudah saatnya janji itu diwujudkan. Sudah saatnya dirinya dan Radit bersama.
Mereka berpelukan cukup lama. Hal ini membuat Nara khawatir mereka akan menjadi tontonan para pelanggan cafe. Apalagi Radit saat ini sedang berprofesi menjadi pelayan.
"Dit? Udah belom peluknya? Gaenak nih kalo diliatin,"
"Biarin."
"Ih.."
"Oke okee.." Radit melepas pelukannya. Tiba-tiba ia mencium pipi Nara. Hal ini membuat Nara langsung membeku di tempat. Pandangannya terpaku pada kedua mata cokelat milik Radit.
Radit tersenyum lembut ke arahnya, "Hadiah buat seseorang yang udah bikin aku kangen setiap hari."
Nara masih bergeming.
"Ikut aku yuk?"
"Ke.. Mana?"
"Loh Radit?" tiba-tiba Lintang datang menginterupsi.
"Eh Lintang?" Nara mengerjap berkali-kali. Kemudian kembali berkata begitu menyadari situasi yang mulai canggung, "Eh.. Ini, Dit. Kita rencananya mau ke pantai bareng sama Nazry, Ony, dan Darian."
"Oh gitu.." wajah Radit tampak kecewa. "Tadinya aku mau ajak kamu ke suatu tempat,"
"Oh yaudah! Nara sama Radit aja! Nanti ransel lo gue anter kalo udah pulang dari pantai oke? Gue balik ya, nih minuman lo. Daah Naraaa... Have Fun!" Lintang menyerahkan minuman yang tadi Nara pesan sambil mengedipkan sebelah matanya dan langsung buru-buru kembali ke mobil Nazry. Gadis itu akan memberi Nara kesempatan. Kesempatan untuk kembali bersama Radit.
"Wow.." Nara meringis ke arah Radit, "Mantan lo.. Keren kalo lagi ngomong cepet."
"Hahahaa.. Ayo!" Radit menggandeng tangan Nara dan mengajaknya ke dalam sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruangan khusus para pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aderyn
Teen FictionTidak perlu sesuatu yang romantis, cukup mengobrol lewat jendela saja aku sudah senang. Tidak perlu restoran mewah nan eksotis, aku tetap bahagia pergi ke warteg asalkan bersama dirinya. Tidak perlu cincin berlian yang berkilau sebagai janji, dengan...