Siang ini, seantero sekolah dibuat ribut oleh Nazry yang sedang berkeliling membagikan undangan pesta ulang tahunnya ditemani oleh Nara.
"Satu sekolah kamu undang, Ry?"
"Enggak, sebagiannya aja." Nazry melemparkan undangannya pada Farhan. "HAN! LU HARUS DATENG YAK! SIP! BAWA SI SHIRIN! OKE!"
Beberapa anak perempuan yang juga mendapatkan undangan langsung bersorak senang. Kenapa lagi kalau bukan karena Nazry ganteng? Nara tertawa. Sudah terbiasa dengan kepopuleran Nazry.
Kini giliran kelasnya yang dimasuki Nazry. Cowok itu berjalan santai ke arah beberapa teman yang sedang asyik bermain kartu. Setelah itu, ia berjalan ke arah Lintang yang sedang mengerjakan tugas. Ia memberikan undangannya.
Hal ini membuat Nara langsung terdiam. Bagaimana tidak? Di dalam undangan tersebut tertera bahwa setiap orang dianjurkan membawa pasangan karena akan ada pesta dansa. Dan Nara yakin seribu persen, Lintang akan datang bersama Radit.
"Makan yuk di kantin." ajak Nazry setelah mereka selesai membagikan undangan.
"Asal di traktir mah mau aja aku."
Selagi berjalan menuju kantin, Nara terus mendengar perbincangan mengenai pesta ulang tahun Nazry. Banyak murid yang bingung akan berpasangan dengan siapa.
"Mau makan apa?"
"Um.. mi ayam! Tapi gak pedes!"
"Yaudah. Aku beliin ya, kamu tunggu sini dulu."
Nara mengangguk. Ia pun menunggu sambil memainkan ponselnya. Terlihat sebuah notif Line yang masuk.
Radit Angkasa : Nar?
Melihat itu, Nara menggigit jari. Bingung harus mambalas apa. Eh? Haruskah ia membalas? Atau tidak? Gadis itu menghela nafas.
Nara Aderyn : Ya?
Astaga langsung di read.
Radit Angkasa : Gakmama :)
Nara Aderyn : Apasih, Dit.
Radit Angkasa : Raja
Radit Angkasa : Rindu
Radit Angkasa : Ratu
"Nih Nar! mi ayamnya!" Nazry meletakan dua mangkuk mi ayam di atas meja. Kemudian duduk di hadapan Nara.
Nara tersenyum dan langsung mematikan ponselnya.
Maaf ya, Dit.
"Besok kamu bisa dateng kan?"
"Bisa doong.. Nanti aku ajak Kak Rio boleh?"
"Boleh banget! Suruh dia bawa pacarnya sekalian."
"Aye aye kapten!"
Mereka tertawa.
"Nar, besok pake gaun ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aderyn
Teen FictionTidak perlu sesuatu yang romantis, cukup mengobrol lewat jendela saja aku sudah senang. Tidak perlu restoran mewah nan eksotis, aku tetap bahagia pergi ke warteg asalkan bersama dirinya. Tidak perlu cincin berlian yang berkilau sebagai janji, dengan...