[19]-Teddy Bear

3.5K 313 5
                                    

Nara sedang menonton film favoritnya sepulang sekolah ketika ia mendengar suara ketukan pintu. Dengan enggan, ia beranjak dari tempatnya duduk dan mengintip melalui jendela.

Matanya melebar kala ia menangkap sosok Radit disana.

"Kenapa?" tanya Nara setelah membuka pintu.

"Jalan-jalan yuk?"

"Naik apa?"

Radit menunjuk sebuah motor sport berwarna merah yang terparkir di depan rumah.

Nara melotot, "Lo seriusan bisa bawa motor?"

"Bisa laahh.." Radit tertawa.

Nara masih memandang cowok itu tidak percaya. Yang benar aja? Bukannya dia gamau bawa motor gara-gara belom cukup umur?

"Iya, gua belom cukup umur. Gua gak akan bawa lu jauh jauh kok. Jadi gak akan ditilang," jelas Radit seolah olah tahu apa yang ada di dalam pikiran Nara.

"Hm, tapi gue lagi nonton film-"

"Yah. Yaudah ajak Lintang aja,"

"EH?! Jangan! Yaudah yaudah gue ikut!" Nara menahan lengan Radit yang hendak pergi. Tersenyum lebar.

Sebelum berangkat, gadis itu masuk ke dalam rumah sebentar untuk memberitahu mama kalau ia akan pergi bersama Radit. Kemudian Nara menyusul Radit yang sudah menunggu dan menaiki motor besarnya dengan hati-hati, takut terjatuh. Melihat hal itu, Radit tertawa.

"Gak akan jatoh. Kan ada gua,"

"Apaansih, Dit?"

"Manusia dong!"

"Ish!"

"Kemana nih enaknya?" tanya Radit sambil memakai helm.

"Gue lagi pingin makan gula kapas nih.."

Radit mengangguk, "Pegangan!" Motor pun melaju meninggalkan komplek perumahan mereka.

Nara menikmati setiap detik semilir angin yang menyentuh wajahnya. Direntangkannya kedua tangan ketika mereka berbelok. Ia memejamkan mata. Berharap agar dapat seperti ini terus bersama Radit.

"Jangan gitu, pegangan dong." perintah Radit. Cowok itu menarik tangan Nara yang terlentang dan menaruhnya di pinggang, "Peluk aja nanti Nara ilang. Kan gua gamau lu ilang."

"Nara disappeared!" seru Nara iseng.

"Apasih jelek."

"Hehehe,"

"Beli gula kapas dimana ya, Nar?"

"Di tamkot biasanya ada! Kesana dong," jawab Nara. Tamkot adalah singkatan dari Taman Kota.

"Oke!" Radit melajukan motornya lebih cepat. Kini gadis itu sedang memeluk dirinya. Nyaman.

- - - - - • - - - - -

"Beli gula kapasnya satu dong. Tapi yang gede ya!" Radit memesan gula kapas sementara Nara menunggunya di bawah pohon. Keduanya tak suka jika harus makan cantik nan romantis di bangku taman atau diantara bunga-bunga. Cukup di bawah pohon saja. Kebahagiaan itu tidak pernah hilang.

"Wah gede banget gulali nyaaa!" Nara bersiap merebut gula kapas dari tangan Radit.

"Eits! Makan nya bareng-bareng. Entar diabetes."

Senyuman Nara langsung memudar, "Yaaaahhhh......"

"Kamu lucu kalo kayak gitu."

"Ih bawel ah! Ayo makan buruaan,"

AderynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang