Sore ini, setelah pulang sekolah Nara disibukkan dengan kegiatan mencari gaun yang akan ia pakai ke pesta ulang tahun Nazry. Sudah lima toko mereka kunjungi, namun Nara belum menemukan gaun yang pas.
"Nar, ini bagus deh." Rio memperlihatkan sebuah gaun berwarna maroon dengan panjang semata kaki. Gaun itu berlengan panjang dan terdapat juga sebuah pita hitam yang melilit dibagian pinggang.
"Wah! Gue mau yang ini! Makasih Kak Rio ganteng!" akhirnya Nara menemukan gaun yang cocok di toko keenam yang mereka masuki. Gadis itu mengecup pipi Rio sebagai tanda terima kasih telah membantunya.
"Gausah cium-cium gue segala kali.. Udah buruan bayar, lo kan siap-siapnya lama."
"Iyaaaa. Kak Liana juga lama kan biasanya? Bwek." Nara mencibir. Liana adalah seorang gadis berambut cokelat panjang dengan mata hijau yang tak lain adalah pacar Rio.
- - - - - • - - - - -
Gadis itu berjalan anggun memasuki sebuah rumah megah di tengah kota. Gaun maroon yang ia kenakan sangat cocok dengan bibir mungilnya yang diberi sedikit sentuhan lip tint merah. Rambutnya dikepang lalu dibuat sanggulan kecil. Beberapa helai rambut sengaja dibiarkan terurai di depan untuk memberi kesan manis. Ia tersenyum kepada setiap orang yang melintas didekatnya.
"Nara?" Nazry menghampiri gadis itu. Sepertinya ia sedang mencari seseorang.
"Ah! Kamu disini ternyata! Happy Birthday, my prince!" Nara memeluk Nazry lalu memberi sebuah kotak hitam yang sepertinya adalah kado ulang tahun.
"Wah makasih! Aku buka ya?"
"Nanti aja ah bukanya."
"Oke okee, ke dalem yuk? Ketemu sama orang tua ku."
Nara mengangguk. Mereka berjalan bergandengan menuju ruang tengah yang sepertinya akan digunakan sebagai ruang dansa. Seorang laki-laki bertubuh tinggi besar sedang mengobrol dengan rekannya bersama seorang wanita bermata biru. Mereka adalah kedua orang tua Nazry.
"Mom, Dad," cowok itu menepuk pundak ayahnya. "Ini Nara."
Steven- ayah Nazry menoleh dan langsung menatap Nara dengan pandangan menyelidik. Pria itu memperhatikan setiap detail Nara dari atas sampai bawah, kemudian ia tersenyum ramah, "Hai! Saya senang bisa ketemu sama kamu. Mom, kali ini pacar Nazry cantik banget!"
Claire- wanita bermata biru menjawab, "Oh kamu yang namanya Nara ya! Kamu manis banget! Nazry setiap hari pasti cerita tentang kamu,"
Nara tertawa.
"Ih apaansih Mom, gausah buka kartu dong," Nazry memandang ibunya tidak setuju.
"Iyadeh, yaudah kalian nyemil-nyemil aja dulu, sebentar lagi pesta dansanya dimulai."
"Iya, tante."
"Jangan panggil tante dong, Nara sayang. Panggil Mom Claire aja ya?"
Nara mengangguk setuju, "Iya Mom." Kemudian ia dan Nazry pamit untuk bertemu dengan teman-teman mereka yang lain.
"Kamu udah kayak putri salju deh,"
"Gombal bin modus!" Nara merasakan pipinya memanas. Ia memilih untuk menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aderyn
Teen FictionTidak perlu sesuatu yang romantis, cukup mengobrol lewat jendela saja aku sudah senang. Tidak perlu restoran mewah nan eksotis, aku tetap bahagia pergi ke warteg asalkan bersama dirinya. Tidak perlu cincin berlian yang berkilau sebagai janji, dengan...