Bagian 7

109 4 0
                                    

Author's POV

Angel memarkirkan mobilnya di area parkiran cafe, Anita sudah menunggunya didalam. Angel dengan cepat memasuki cafe tersebut.

"Maap telat macet biasaaa" kata Angel santai, dan langsung memesan minum.

"Santai aja kali, gue pengen minta bantuan lo Ngel" sahut Anita.

"Bantuan apa?" tanya Angel heran.

"Ehh.., sebenernya sih.. gimana ya ngomongnya, anu itu lhoo.." jawab Anita gugup.

"Duh lo ya ngomong aja gugup santai aja kaliii kayak ngobrol sama ibu negara aja hahaha" tawa Angel lepas.

"Gue pengen minta bantuan lo supaya gue bisa balikan lagi sama Rian" ujar Anita.

Deg!

Angel kaget sulit mencerna apa yang dikatakan Anita barusan, sungguh jantungnya bagaikan ditusuk-tusuk. Nyeri, sangat nyeri. Ntah kenapa sakit mendengar omongan Anita tadi, ada apa dengan dirinya sebenernya? Apa aku benar-benar menyukai Rian? Apa aku sudah masuk ke dalam pesonanya Rian? Apa aku sudah mulai.. Mencintainya? Batinny pun berbicara.

"Ngel.." sapa Anita membuyarkan lamunanku.

"Ehh iyaa, kenapa?" kata Angel asal.

"Lo bisa kan bantu gue? Plis gue rasa cuma lo yang bisa bantu gue, secara apartment lo sama apartment Rian sebelahan, lo kayaknya udah akrab gitu sama dia. Plis bantuin gue yaa, gue bakalan nraktir lo deh kalo gue berhasil balikan sama dia" jawab Anita memelas.

Ntah aku harus gimana, aku harus jawab apa. Pikiranku sangat kacau saat ini, tak ada yang bisa ku pikirkan saat ini, sungguh!

"Angel, lo kok ngelamun terus? Bisa kan?" tanya Anita lagi.

"Ehh.. Iyaa bisa insyaallah Nit" jawab Angel dengan senyuman terpaksa.

"Okeeey makasih yaa Ngel makasiiii bangettt" kata Anita senang.

Angel's POV

Pikiranku sangat kacau, sungguh aku tak berbohong. Kata-kata Anita tadi masih melayang-layang dipikiranku, aku harus membantunya atau tidak. Apa aku harus ikut bahagia juga kalo nanti aku ngeliat Rian sama Anita balikan? Aku harus gimana? Batinku. Tak terasa air mataku jatuh begitu saja tanpa kusadari, ya aku menangis. Aku menangis untuk Rian, aku menangisinya. Lucu sekali, bukan? Untuk apa aku menangisinya? Dia saja masih hidup belum meninggal.

Tangisku semakin jadi, pikiranku sangat sangat kacau aku tak bisa berpikir jernih. Yang ada di pikiranku sekarang, aku ingin cepat sampai di apartment ku untuk beristirahat dan melupakan semuanya. Melupakan omongan Anita tadi siang, melupakan bagaimana caranya aku membantu Anita, dan melupakan Rian.

Aku memarkirkan mobilku di parkiran apartment-ku, ku lihat wajahku di kaca mobilku. Keadaanku sangat kacau saat ini, mataku sembab, makeup ku sudah luntur semua terkena air mata. Apa jatuh cinta sesakit ini? Harus sesakit ini?

Aku berjalan ke apartmentku, saat aku ingin melewati pintu apartment Rian pintu itu sudah terbuka dan menampilkan sosok yang memenuhi isi pikiranku selama ini.

Comeback To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang