Bagian 14

102 4 0
                                    

Rian memasuki ruangan Angel sunyi, hening, hanya terdengar suara detak jantung Angel di monitor. Rian melihat Angel terbaring lemah disana, tertidur pulas bahkan Angel pun tak menyadari kehadiran Rian disampingnya sekarang. Dia mendekati ranjang Angel tidur dan duduk disampingnya. Wajah Angel tenang, sangat tenang seperti tak ada beban. Biasanya ada senyum yang mengembang di bibirnya, tapi sekarang tidak. Biasanya ada tawa yang keluar dari mulutnya namun sekarang tidak.

Wajah cantik Angel ditutupi dengan selang kecil yang membantu oksigen Angel, walaupun sekarang Angel memakai selang untuk membantu bernafas dengan begitu Angel masih cantik. Tangan mulus Angel ditempelkan infusan dibagian kanan, tubuh Angel ditutupi dengan selimut. Hatinya miris melihat gadis yang disukai yang disayangi terbaring lemah tak berdaya seperti ini, bahkan gadis itu tak mau membuka matanya. Sudah berapa jam Angel tidur? Kenapa belum membuka matanya? Batinku.

"Maafin aku Ngel.., maafin aku gara-gara aku kondisi kamu jadi kritis gini. Gara-gara aku kamu jadi di infus, dikasih oksigen kayak gini Ngel. Maafin aku" ucap Rian lirih.

"Aku ada disini Ngel, kamu kapan bangun? Aku selalu disini Ngel, gaakan kemana-mana aku janji. Kamu buka mata kamu ya sekarang Ngel" kataku

"Andai waktu kamu sakit aku langsung ajak kamu ke rumah sakit walaupun kamu bilang gapapa tapi aku malah nurut aja bukannya tetep bawa kamu ke rumah sakit, aku jahat Ngel. Aku jahat, aku jahat ngebuat orang yang aku sayang masuk rumah sakit dan keadaannya kayak gini. Maafin aku Ngel," kata Rian lirih dan menintikkan airmatanya.

Rian tak pernah melihat Angel seperti ini, Angel yang ia tau tidak begini. Angel yang selalu ceria, Angel yang cerewet, Angel yang selalu ngehibur orang-orang yang disamping dia, Angel yang penakut, Angel yang tertawa ngelepas semua yang bebannya, tapi Angel yang ada di depan matanya bukan Angel yang ia kenal. Bukan Angel yang seperti ini yang ia maksud.

"Ngel, apa kamu gak laper? Gak haus? Apa kamu gak cape Ngel tidur terus? Aku aja tidur 3jam udah bosen, masa kamu tidur berjam-jam gak bosen-bosen?" kataku masih menintikkan air mata.

Author's POV

Pagi sudah tiba, tak sadar ternyata Rian tidur semalaman di sini dengan keadaan kepala aku taruh di ranjang Angel. Harapan Rian saat ia tidur dan pagi-paginya Angel sudah bangun namun harapannya sirna. Rian pun memutuskan untuk mandi membersihkan badannya.

Beberapa menit kemudian Rian keluar dari kamar mandi, Rian membelalakkan matanya terkejut. Ia tak percaya apa yang ia lihat. Angel bergerak namun matanya masih terpejam, bergerak seperti cacing kepanasan. Angel terlihat seperti orang yang kejang-kejang. Rian menghampiri ranjang Angel dan menekan tombol darurat.

"Ngel kamu kenapa Ngel? Angel kamu kena.." kata-kata Rian terputus karna dokter dan suster yang menangani Angel sudah tiba.

"Maaf Pak, silahkan tunggu diluar. Kami akan menangani Mba Angel" kata suster itu tersenyum pada Rian.

"Nggak sus, saya mau disini nemenin Angel." kata Rian kekeh.

"Maaf Pak, tidak bisa ini udah keputusan dari rumah sakit mohon Bapak keluar biar kami yang menangani pasien" kata Suster itu.

"Bertahan Angel, kamu pasti bisa" ucap Rian.

"Mari Pak" ujar suster tersebut menandakan kalau Rian segera keluar.

Rian pun menurut apa kata suster tadi ucapkan, Rian mengambil ponselnya dan menekan nomor Kirana.

"Hallo" jawabnya di sebrang sana.

"Kir tolong lo teleponin orang tuanya Angel, gue gapunya nomornya buruan ya" kata Rian.

"Okeokee Angel gak kenapa-kenapa kan?" tanya Kirana.

Comeback To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang