Bagian 15

92 4 0
                                    

Rian's POV

Hatiku seperti ditusuk mendengar penjelasan dari Dokter Rangga kalau Angel kembali mengalami masa kritis dan masa kritis yang kali ini lebih parah dari sebelumnya. Padahal semalam keadaan Angel sudah membaik dan stabil, suster dan dokter pun sudah mengatakan bahwa Angel sudah melewati masa kritisnya dan tinggal tunggu besok pagi lihat perkembangannya. Tapi kenapa sekarang keadaannya malah semakin kritis? Bahkan kalau Angel masih terus kritis kemungkinan Angel akan mengalami koma.

Rian menatap Angel sedih, Angel berbaring diatas ranjang tak berdaya dengan segala macam selang infusan ataupun selang oksigen untuk membantunya. Rian berdoa dalam hati semoga Angel cepat sembuh, cepat menyelesaikan masa kritisnya dan beralih ke masa penyembuhan.

"Nge kapan kamu bangun? Kamu udah 2hari disini kamu gak bosen? Aku kangen kamu Ngel, kangen ngobrol sama kamu, kangen bercanda sama kamu, kangen ketawa kamu, kangen senyum kamu, kapan kamu bangun Ngel?" ucap Rian lirih.

Iphone Rian berbunyi dan menandakan ada panggilan masuk. Anita.

"Hallo.."

"Hallo Rian kamu dimana?" tanya Anita di sebrang sana.

"Aku dirumah sakit Nit, kenapa?" jawab Rian.

"Lho siapa yang sakit? Kamu yang sakit? Kamu sakit apa sayang? Kamu kok gak kabarin aku?" cerocos Anita.

"Bukan aku yang sakit, tapi Angel" jawab Rian.

"Angel sakit apa yan? Kok kamu gak bilang sama aku? Gimana kondisinya sekarang?" ujar Anita.

"Demam berdarah, masih kritis parah. Udah dulu ya" kata Rian dan memutuskan telfonnya.

Rian jadi semakin risih dengan kehadiran Anita yang selalu menganggu hidupnya, walaupun dia tau kalau Anita perhatian dengannya tapi tetap saja dia risih. Walaupun sekarang hubungan ku dengan Anita sudah resmi pacaran, tapi belum ada yang tau. Bahkan Angel dan Kirana pun belum mengetahuinya.

Aku sudah terlalu jahat membohongi Angel, aku tidak bilang ke dia kalau aku balikan lagi dengan Anita. Sampai aku akan terus bohong seperti ini, cepat atau lambat pasti rahasia ku ini akan terbongkar. Aku gak mau menyakiti hatinya Angel kalau dia sadar nanti, aku gak mau. Aku nerima Anita pun karna aku merasa kasihan padanya, ya okey dulu aku memang sayang sekali sama dia. Namun semenjak ada kehadiran Angel di hidupku rasa sayangku ke Anita sudah semakin memudar dan berganti menjadi rasa sayang ke Angel. Aku gamau kehilangan orang yang aku sayang buat kedua kalinya. Ya cepat atau lambat pasti akan terbongkar, dan aku harus cepat mengakhirinya. Jangan sampai ada orang yang tau terlebih dahulu, batinku. Kalian pasti bingung kan mengapa tiba-tiba aku balikan lagi dengan Anita padahal aku bilang dan sikapku terutama mengatakan bahwa aku menyayangi Angel? Akan ku ceritakan lain kali saja.

"Rian lebih baik kamu istirahat dulu saja nak, ini sudah siang kamu belum makan daritadi pagi. Biar om yang bergantian menjaga Angel" ucap Om Ridwan membuyarkan lamunanku, ntah sejak kapan Om Ridwan masuk ke dalam ruangan Angel aku pun tak menyadarinya.

"Gapapa om, biar aku aja disini tetep jaga Angel" jawabku tersenyum.

"Jangan menyiksa dirimu sendiri, walaupun kamu kuat sekalipun tapi kamu harus makan, kamu belum makan dari tadi pagi dan ini udah jam makan siang. Ayolah biarkan om saja yang jaga Angel, kamu sudah terlalu lama menjaga Angel" kata Om Ridwan tersenyum.

"Tapi Om.."

"Om akan memberitahu mu jika Angel tersadar Rian" ucap Om Ridwan lagi seolah-olah bisa membaca pikiranku.

"Baiklah Om," kata Rian mengangguk, dan meninggalkan Om Ridwan.

Om Ridwan's POV

"Ngel, mau kapan kamu bangun nak? Papa kangen banget sama kamu, udah berapa lama papa gak ketemu sama kamu gak ngobrol bercanda bareng kamu? Kamu gak kangen papa? Papa kangen kamu Ngel, ayo bangun jangan tidur terus." ucap Om Ridwan lirih.

"Papa tau tidur itu hal yang paling kamu benci, kamu tidak suka tidur, dan kamu pun tidak suka bau rumah sakit. Bahkan menginjak rumah sakit pun hampir tidak pernah, ayo Ngel bangun abis itu kita pulang dan keluar dari rumah sakit ini" kata Om Ridwan dan meneteskan air mata.

"Papa sayang kamu Ngel, papa gamau keilangan kamu, kamu anak kesayangan papa satu-satunya, cuma kamu yang papa punya selain mama. Kamu penerus papa Ngel walaupun kamu bukan laki-laki. Kamu kuat Ngel, kamu bukan gadis yang lemah, kamu pasti bisa ngelewatin masa kritis kamu" ucap Om Ridwan.

Ridwan memandangi putrinya yang sedang tertidur dengan memakai selang kecil yang melingkari wajahnya, putrinya sedang tidur pun masih harus memakai benda itu untuk membantu pernafasannya. Ridwan sedih melihat kondisi putrinya seperti ini, baru kali ini Angel masuk rumah sakit dan keadaannya langsung separah ini. Ya Allah kalau seandainya boleh, biarkan aku aja yang nanggung penyakit Angel. Jangan dia yang nanggung, doanya dalam hati.

Air mata Ridwan masih menetes, putri kesayangannya sedang melawan sakit sedang melawan masa kritisnya. Ia bahkan dokter sendiri pun tidak bisa mendeteksi kapan Angel akan bangun dari tidurnya, hanya keajaiban dari Yang Maha Kuasa lah yang bisa membangunkan dan menyembuhkan Angel seperti sedia kala.

Ini memang kesalahannya ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak memikirkan kondisi fisik Angel. Ia hanya memenuhi fasilitas yang diingini Angel tapi tak pernah mengecek Angel, bahkan Ridwan pun jarang nyarin tidak pernah mengunjungi apartment Angel karna urusan pekerjaan sedang menumpuk dan tidak punya waktu luang. Ia hanya bisa menelfon Angel saja menanyakan kabar, namun sekarang saat ia mendapat kabar dari Kirana tentang Angel membuat hatiku sedih. Aku yang tak pernah menemui Angel tapi sekarang saat menemuinya bahkan Angel pun tak mau membuka matanya untuk melihat ayahnya sendiri, apa dia membenciku?

"Angel kapan bangun nya pah?" ucap Anita-Mama Angel- ya memang nama istriku sama dengan teman Angel dulu semasa SMA bisa dibilang mereka teman dekat namun tak sedekat Kirana.

"Semoga saja Angel bisa bangun lebih cepat mah, jadi gaperlu mengalami masa koma itu malah menambah lemahnya kondisi Angel dan makin lama pula Angel tersadar." ucapku menenangkan, walaupun dalam hatiku menangis.

"Aku pengen kayak dulu lagi pah, seandainya saja dulu aku tak menyetujuinya untuk tinggal di apartement seorang diri" kata Anita lirih.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri sayang, ini sudah takdir dan kita gak boleh nyalahin takdir" kataku.

"Kalo seandainya aku gak bolehin pasti gak kayak gini pah pasti Angel baik-baik aja gak kritis kayak gini, dan salah aku juga terlalu sibuk dengan perusahaan sampai tak memikirkan kondisi Angel, padahal aku sendiri tau fisik Angel tuh lemah dia gak bisa kecapekan sedikit" ucap Anita menangis.

"Sudah jangan dibahas, lebih baik kamu tidur. Kamu juga perlu istirahat" kata Ridwan tersenyum.

Haii:) maapin baru update wkwk author lagi buntu stress lg galau asoyyy segala galau ah=)) ntah ini gajelas apa gimana yaaa

Comeback To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang