Vero yang sudah dua hari tidak masuk sekolah benar-benar membuat Tari merasa kesepian. Hari ini, saat Vero belum juga sembuh dari flu berat yang menyerangnya, Tari memutuskan untuk melemaskan kaki dengan mengitari gedung sekolah yang memang belum terlalu dikenalnya.
Sudah hampir dua bulan Tari bersekolah di SMA Kencana 7, tapi baru hari ini cewek itu benar-benar menyadari kalau sekolahnya ternyata sangat luas. Kelewat luas malah. Sekolah yang terdiri dari lima gedung utama plus sebuah gedung olahraga membuat cewek itu setengah menyesali keputusannya untuk berkeliling. Dan berkeliling sendirian jelas membuat jarak yang terentang jadi terasa puluhan kali lebih lebar.
"Fiuuuhhhh..." Tari menghela napas dalam-dalam dan memutuskan untuk mengistirahatkan kakinya yang sudah terasa pegal. Kini, saat cewek itu sampai di bagian belakang gedung olah raga, tanpa sadar pikirannya melayang pada satu-satunya sosok yang tak mau enyah dari kepala belakangan ini. Di tempat inilah interaksi pertama mereka terjadi.
"Setengah mati gue cari elo, sekalinya ketemu, nyusahin!" kutuk Tari dalam hati. Jujur, sampai detik ini, Tari masih bingung harus merasa bersyukur atau malah mengukuti nasibnya. Di satu sisi Tari jelas senang bisa menemukan sosok Ari yang begitu serupa dengan kitabnya. Ari yang nggak hanya menyanding nama yang sama, tapi juga memiliki kepribadian dan karakter yang serupa.
Tapi di sisi lain, sikap Ari yang kelewat misterius nyatanya juga berbalik jadi bumerang buat Tari. Cowok itu ada dan benar-benar nyata. Tapi sayang, sosok itu juga benar-benar sulit bahkan untuk sekedar didekati!
"Errrrggghhhh nyebelin!" Erang Tari sambil menendang sebuah kerikil kecil yang tepat berada di sebelah kakinya.
Tanpa Tari sadari, cowok yang sejak tadi memenuhi pikirannya memperhatikan itu semua dari atas sana. Ari yang memang menjadikan salah satu dak di belakang gedung olah raga ini sebagai tempat favoritnya tiap sedang malas berada di kelas, jelas tahu kalau seseorang sudah memasuki daerah teritorinya.
Ari tidak tahu apa yang sedang dipikirkan cewek itu, tapi yang pasti, cewek itu kelihatan kesal. Tapi biarlah, bukan itu yang Ari pedulikan. Penampilannya yang penuh dengan nuansa orange itu yang sedari tadi terasa mengusiknya. Saat ini, saat dilihatnya berbagai aksesoris berbentuk matahari memenuhi tubuh cewek itu, Ari dibuat sadar kalau Tari ini memang benar-benar matahari.
Diperhatikannya cewek itu mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Matahari itu ada dimana-mana. Mulai dari anting berbentuk matahari yang menempel di kedua telinganya, ikat rambut yang memilin rapi rambutnya, bandul di kalung yang selalu dipakainya, jam tangan, tali sepatu, bahkan kipas tangan berbahan plastik yang kini sedang dipegangnya.
Intinya, keseluruhan penampilan cewek itu benar-benar membuat Ari hampir buta karena begitu benderangnya! Tidak tahan, Ari mulai beranjak dari tempatnya berdiam. Dengan gerakan yang sangat terlatih, Ari menuruni sebatang pohon yang memang jadi akses satu-satunya untuk dapat mencapai dak tempatnya duduk.
Kini, perang yang selama ini Ari tahan di dalam dirinya akhirnya pecah. Saat raga itu merasa lelah menghindar, Ari sadar, dia harus segera menyelesaikannya. Sejak awal, Ari juga sudah tahu kalau akhir dari perang itu memang cuma dua. Kembali terpuruk, atau beranjak maju. Terpuruk kalau ketakutannya selama ini akhirnya terbukti. Tapi juga berarti terbebas dari belenggu kalau apa yang dipikirkannya tidak terjadi.
"Kenapa semua aksesoris lo harus matahari? Kalau pun bukan matahari, pasti warnanya orange," tanya Ari yang tahu-tahu saja sudah berada di belakang Tari, membuat cewek itu hampir menjerit saking kagetnya.
"Gila lo! Ngagetin gue aja," pekik cewek itu sambil mengelus-elus dadanya. Siang ini, Tari kembali dibuat terkejut oleh kehadiran Ari yang begitu tiba-tiba. Kehadiran yang anehnya, selalu bertepatan dengan isi kepalanya yang memang sedang dipenuhi oleh cowok itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/63921412-288-k262498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Memang Untuk Matahari (Fanfiction Jingga dan Senja Series)
FanficFanfiction dari novel bestseller Jingga dan Senja Series by Esti Kinasih. Tentang seorang cewek yang penuh dengan nuansa matahari dan seorang cowok yang justru menyimpan luka di balik semarak jingga. Read the story and I bet you won't regret to know...