BAB 2

11.1K 322 45
                                    

Tari menatap Vero, teman baru yang udah berbaik hati berbagi bangku pada hari pertama cewek itu menginjakkan kakinya di sekolah ini.

"Kenapa?" tanya Vero saat dilihatnya Tari sedang menatapnya lekat-lekat.

"Eh? Nggak. Nggak apa-apa," jawab Tari salah tingkah karena tertangkap basah sedang mengamatinya.

"Aneh, deh, lo," balas Vero dengan kening berkerut. Satu keanehan yang nggak berlangsung lama karena Bu Dian sudah memerintahkan semua penghuni kelas XII IPA 2 untuk membuka buku Matematika mereka pada detik berikutnya.

Tanpa sadar, cewek itu menarik napas dalam-dalam. Sekilas, ditatapnya Vero sekali lagi. Ini benar-benar melenceng dari harapannya. Paling nggak, ini nggak sesuai sama apa yang tertulis di dalam 'kitabnya'.

***

Tari, Jingga Matahari adalah seorang cewek yang tergila-gila pada novel trilogi Jingga dan Senja karya Esti Kinasih. Tergila-gila bukan cuma karena ceritanya yang super heboh, tapi juga karena sosok Ari yang diciptakannya mampu membuat lutut Tari melemas seketika – keren banget!!!

Nggak cuma itu, gara-gara nama Tari yang sama persis sama tokoh utama dalam novel itu, cewek yang dulu cukup pemalu, sekarang pelan-pelan berubah jadi lebih berani. Yah, emang, sih, Tari yang ini belum seberani Tari versi Esti Kinasih, tapi paling nggak, sekarang dia udah punya beberapa teman berwujud manusia. Kecintaannya membaca pada level 'nggak masuk akal', berakibat pada terciptanya teman-teman berupa makhluk-makhluk imajiner yang dia kenal lewat buku.

Tari, somehow, emang agak aneh. Buat dia, buku itu seperti sebuah dunia. Satu buku, satu dunia. Dari dulu, setiap baca buku, Tari paling suka memposisikan dirinya sebagai sang tokoh utama. Seolah-olah jadi yang terpenting dari tiap novel atau komik yang dibacanya. Makanya, dia nggak pernah merasa kesepian kerena menurutnya, well walaupun menurut orang lain tetap nggak bisa diterima melalui akal sehat, dia merasa hidup di banyak dunia.

Hobi membaca yang ditekuninya dengan totalitas setara professional praktis membuat Tari jarang punya teman dekat. Habis gimana ya, Tari itu kalau punya waktu senggang lebih suka baca buku, sih. Dia nggak suka bergaul sama orang lain ataupun nongrong di kafe-kafe kayak anak muda zaman sekarang. Sekali cewek itu baca buku, dia akan langsung tenggelam ke dalam cerita yang dibacanya, lalu terbang ke dunia itu.

Kalau diingat-ingat, yang memenuhi standarisasi buat disebut sebagai temannya sampai lulus SMP mungkin malah cuma dua, Sarah dan Kika. Mereka berteman pun gara-gara ketiganya punya hobi yang sama – membaca. Dan rasa-rasanya, kedekatan itu juga terjalin cuma untuk keperluan saling bertukar buku dan menghemat pengeluaran semata.

Anyway, itu semua masa lalu. Sejak cewek itu membaca trilogi Jingga dan Senja, Tari berhenti jadi tokoh utama di novel lainnya. Buat Tari, takdirnya seakan sudah tertulis di sana. Takdir yang membuat novel itu naik pangkat jadi kitab pusaka. Kitab yang sekarang jadi panutan hidupnya.

Pertanyaannya adalah, kenapa Tari bisa mendaulat novel itu buat jadi kitabnya? Jawabannya sepele, persamaan nama.

Tapi, kalau mau dibilang sepele, rasanya nggak juga, sih. Masalahnya, dari ribuan buku yang udah dia baca dari kecil, baru kali ini ada satu tokoh utama yang punya nama 100% sama dengannya. Dan bukan jenis nama yang pasaran juga – Jingga Matahari. Jadi mungkin aja cewek itu benar. Benar, kalau ini adalah takdirnya yang sudah dibukukan.

Bukan cuma sebatas takdir untuk sampai di akhir cerita, keseluruhan novel itu benar-benar telah memengaruhi seluruh dirinya, bahkan merubah sifatnya. Setelah mendaulat novel tadi dalam kategori 'kitab suci', Tari merasa kalau dia juga harus jadi seperti Tari dalam novel.

Makanya, pelan-pelan cewek itu mulai berubah. Mulai berani. Mulai berteman dengan sekitar. Nggak cuma itu, Tari juga mulai memerhatikan dirinya, plus penampilannya. Salah satu yang paling mencolok, ya, dengan menjadikan Tari si penggila orange itu buat jadi salah satu panutan fashion-nya. Sama seperti Tari dalam novel, Tari yang ini juga paling suka menggunakan aksesoris serba orange. Orange yang menjadi representasi namanya – Jingga.

Jingga Memang Untuk Matahari (Fanfiction Jingga dan Senja Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang