" Prillyyyy "Prilly menghentikan langkahnya kemudian berbalik menoleh ke arah Ali. Dengam senyum tipis di wajahnya. Lewat senyum itu ia seperti berkata bahwa ia tidak apa-apa.
" Aku ingin sendiri dulu , kamu tidak perlu repot nungguin aku disini. Kamu juga kan harus ke kantor "
Sesak rasa di dada ketika Ali melontarkan perkataan itu. Tapi Prilly mencoba tetap tersenyum meski rasanya sulit. Prilly mengangguk menanggapi perkataan Ali kemudian berbalik kembali dan berjalan keluar dengan airmata yang sudah siap keluar dari matanya.
" Prill " panggil Zidan.
" Eh. Iya kenapa Zi " ucap Prilly setelah Zidan beberapa kali memanggilnya. Dan ia baru mendengar.
" Ngelamun ? Ada apa sih Prill , lagi ada masalah lo. Mau cerita gak sama gue "
" Enggak ada koq , lagi gak enak badan aja "
" Kalau begitu kenapa kerja.. Istirahat aja dirumah , gue enggak mau ya nanti lo sakit "
" Masih kuat koq. . tenang aja "
" Beneran ? Yaudah nih ada berkas yang harus lo pelajari kalo udah selesai lo ke ruangan gue ya "
Prilly mengangguk. Zidan pun langsung keluar dari ruangan Prilly.
" Apa aku terlalu menyakitimu , sehingga begitu bencinya kamu padaku Li.. Aku gak tau lagi harus bagaimana , sebelumnya kita tidak pernah seperti ini " lirih Prilly.
***
Prilly tengah duduk melamun di meja makan. Di hadapan makanan yang tertata rapi tersaji. Prilly hanya memperhatikan setiap makanan yang ada di meja. Tidak ada niat untuk memakannya. Nafsu makannya hilang. Hanya ada lesu pada tubuhnya.
" Koq di liatin aja sih Prill , dimakan dong " ucap Mila.
Jujur mila merasa iba melihat Prilly yang terus-terusan termenung, bengong dan melamun. Tidak ada makanan yang masuk kedalam perutnya seharian ini. Darimana mila tau ?
Jelas saja Mila tahu , di tempat kerja Prilly kekeh menolak ajakan Mila untuk makan bersama. Dengan alasan tidak lapar. Wajahnya terlihat lesu tidak ada semangat. Tidak di kantor ataupun dirumah tetap seperti itu." Prill.. Gue tau lo kepikiran Ali terus , tapi lo harus makan walaupun sedikit juga enggak apa-apa. Kasian kan kalo lo sakit , cukup Ali aja.. Lo jangan ikut-ikutan sakit. Gue yakin koq Ali pasti mengerti , dia cuma butuh waktu aja Prill " Tutur Mila jelas. Memeluk hangat sahabatnya itu. Prilly menangis dalam pelukan Mila. Mila mengusap pelan punggung Prilly.
" Sayang airmata lo Prill , udah berapa banyak yang udah lo keluarin hari ini. Gue gak mau sampe lo sakit "
" Gue bingung Milaaa " ucap Prilly terisak.
" Gue udah jelasin semuanya , tapi enggak di mengerti juga " lanjutnya.Mila merenggangkan pelukannya. Memegang bahu Prilly , menatapnya lekat.
" Ali cinta sama lo Prilly , hal kayak gini udah biasa didalam suatu hubungan.. Iya emang gue belum ada pengalaman sama sekali , tapi gue paham " Mila menyeka airmata Prilly. Lalu tersenyum.
" Kalo lo gak disini sekarang , pasti gak ada yang bisa tenangin gue. Lo emang sahabat gue Mil "
" Bahkan lo lebih Dari sahabat , bagi gue lo itu sodara gue Prill. Apapun yang terjadi gue minta lo kuat dan tabah ya. Gue gak mau sodara gue lemah gini , semua akan indah nantinya koq "
" So bijak lo " cibir Prilly.
" Ck. Udah dari dulu kali , sekarang lo makan ya.. Bareng gue , Kevin katanya mampir ke rumah sakit nemenin Ali "
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITAKU
FanfictionAli : prill.. prilly : kenapa ?? Ali : akan ada saatnya kamu tau prill, dan aku harap itu tidak terlambat Sedikit dialog ali dan prilly, hanya sedikit ! ingin tau kisahnya ? Oke. . cekidot bacalah ceritanya.