Pagi-pagi sekali Zidan sudah mengunjungi tempat tinggal Prilly dan itu membuat Ali kesal setengah mati. Padahal sudah di beritahu jika Prilly masih tidur. Zidan tetep kekeh mau nunggu Prilly bangun. Jadi mau tidak mau Ali membiarkan Zidan menunggu Prilly. Di temani Mila di ruang tamu." Udah gak usah emosi , biarin aja lah lagian dia kesini cuma mau nengokin Prilly " Kevin tahu betul seperti apa perasaan Ali. Apalagi ia sudah mengetahui bahwa Zidan ternyata menyimpan rasa untuk Prilly. Meskipun Kevin tidak memberitahu Ali tapi Ali dapat merasakannya. Dan dapat melihat dari tingkah Zidan. Apalagi saat ini dia begitu sangat memaksa untuk melihat keadaan Prilly. Sudah jelas disini ada Ali sebagai kekasihnya. Tapi tidak di hargai sama sekali.
" Karna itu Vin , lagian gak tau diri banget udah tau ada pacarnya disini tetep maksa pengen ketemu. Cowo mana yang gak kesel coba " ucap Ali berapi-api.
Saat Ali dan Kevin sedang mengobrol di sofa ruang tengah Prilly berjalan menghampiri mereka dan sempat melihat ada orang di ruang tamu.
" Ali "
Prilly berdiri di hadapan Kevin dan Ali masih mengenakan pakaian tidurnya. Itu berarti Prilly belum mandi." Sayang heii kamu koq turun sih , kenapa gak di kamar aja " ucap Ali. Bangkit , membawa Prilly ikut duduk bersamanya sofa.
" Abisnya rame banget , aku kan keganggu. Eh iya di depan ada siapa "
" Bukan siapa-siapa koq sayang , itu tamunya Mila. Iya kan Vin "
Ali melirik Kevin dengan tatapan tajamnya. Kevin memutar bola mata nya malas ." Ada Zidan Prill , mau ketemu kamu katanya " ceplos Kevin. Mampus , ternyata Kevin memang sengaja mengatakan yang sebenarnya. Tangan Ali pun mengepal kuat mendengar Kevin berkata seperti itu.
Prilly melihat tatapan Ali dan Kevin bergantian. Tertunduk lemas mengetahui kekasihnya itu yang sudah mulai berbohong. Memang apa salahnya kalau Zidan ingin bertemu dengannya hanya untuk melihat keadaannya.
Prilly mengusap lembut tangan Ali yang mengepal kuat dan menatap mata Ali penuh cinta. Seketika kepalan kuat tangannya menghilang dan terdengar hembusan nafas pasrah dari Ali." Aku ketemu Zidan dulu ya , sebentar koq "
Mau tak mau Ali menganggukkan kepalanya lemah. Kevin hanya bisa memberikan ketenangan pada Ali lewat tepukan pelan di pundaknya.
Prilly berdiri dari duduknya dan menggapai tangan Ali yang tergantung lemah di samping sofa. Ali yang menunduk pun seketika mendongak ketika Prilly memegang dan menarik-narik tangannya. Seakan tau apa yang di maksud Prilly. Ali bangkit dengan senyuman manis melengkung di bibirnya." Yeee tadi aja cemberut aja lo " cibir Kevin. Yang di balas juluran lidah oleh Ali.
Prilly menggandeng tangan Ali berjalan ke ruang tamu menghampiri Zidan dan Mila disana. Zidan sempat tercengang melihat mereka namun ia harus bersikap biasa saja.
" Ada apa Zi " tanya Prilly. Begitu sudah duduk di sofa depan Zidan.
" ini gue bawa buah buat lo , gue kesini cuma mau tau keadaan lo. Dan kayaknya lo udah baikan ya.. "
" Seperti yang lo lihat " ucap Ali menimpali ucapan Zidan.
" Eum thanks ya Zi , lo enggak usah repot-repot lagi bawain buah segala buat gue "
" Masa iya sih Prill jengukin temen yang sakit gak bawa apa-apa "
" Udahkan ketemu nya jadi lo bisa pulang sekarang , Pacar gue harus banyak istirahat " ucap Ali penuh tekanan.
" Biasa aja sih Li , sensi amat lu lagi pms ya " ucap Mila.
" Sembarangan , gue laki kali bukan cewe " jawab Ali.
" Maaf ya Zidan , Udah sifatnya begitu kamu gak apa-apa kan kalo pulang sekarang. Bener juga kata Ali aku harus banyak istirahat " ucap Prilly.
Ali yang sedari tadi menatap Zidan tajam. Menolehkan tatapannya ke Prilly karna bicaranya yang berbeda. Prilly yang di tatap tajam oleh Ali tidak mengerti dari arti tatapan Ali. Sedangkan Zidan tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITAKU
FanfictionAli : prill.. prilly : kenapa ?? Ali : akan ada saatnya kamu tau prill, dan aku harap itu tidak terlambat Sedikit dialog ali dan prilly, hanya sedikit ! ingin tau kisahnya ? Oke. . cekidot bacalah ceritanya.