Sesuai janji aku , ceritanya di lanjut. kerja nya libur karna lagi sakit jadi aku usahain nulis :)
Semoga masiiiiih ada yang nunggu dan mau baca ;)
Happy reading ...........* * *
Sejak pukul enam pagi Ali sudah berkeliaran di sekitar rumahnya mencari-cari Prilly. Namun nihil , Prilly tidak ada. Semalam Prilly tidak pulang ke rumah bahkan sampai sekarang dia belum pulang. Ali sampai kesal karna tak kunjung menemukan Prilly. Berkali-kali di telpon dan kirim sms tapi handphone nya tidak aktip. Membuat Ali resah gelisah sekaligus kesal.
Ali sudah bertanya pada Mila dan katanya Prilly lembur. Dua minggu belakangan ini Prilly memang menghabiskan waktunya lebih lama di kantor ketibang di rumah. Fasilitas bertemu Ali di rumah pun dalam dua minggu ini hanya beberapa kali bertemu. Tidak seperti biasanya slalu bertemu setiap hari." Belum ada kabar juga " tanya Kevin. Baru saja turun dari kamarnya untuk sarapan Kevin melihat Ali tertunduk lesu di sofa ruang depan dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
Ali menggeleng lemah menanggapi pertanyaan Kevin." Lo tenang aja , biar nanti kita minta Mila buat nyari tahu " Kevin menepuk-nepuk pelan pundak Ali. Menenangkannya.
" Gue khawatir Vin , engga biasanya dia kayak gini. Ini kali pertama dia gak pulang ke rumah "
" Sarapan dulu yuk , Ali lo jangan khawatir abis sarapan gue pergi ke kantor. Nanti gue cari tau apa yang terjadi sama Prilly. Gue akan langsung beri tahu lo " Mila yang awalnya ingin mengajak kedua lelaki itu untuk ke meja makan merasa iba melihat Ali yang tampak lesu karna terus mengkhawatirkan Prilly.
" Kalian duluan aja , gue gak ada nafsu "
" Jangan gitu lah bro.. Kalau lo sakit repot nanti. Prilly pasti sedih lihat lo " ucap Kevin.
" Udahlah kalian duluan aja nanti gue belakangan "
Mila dan Kevin membuang nafas kasar. Susah jika sudah berurusan dengan orang yang keras kepala. Mau tidak mau Mila dan Kevin beranjak ke meja makan tanpa Ali. meninggalkan Ali sendirian di ruang depan.
***
Seorang dokter keluar dari ruang icu selesai memeriksa pasiennya.
Zidan yang gelisah menunggu dokter keluar pun langsung bangkit menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang icu." Bagaimana Yas keadaannya , lebih baik kan " tanya Zidan pada Dokter Yasha yang notabene nya sahabat Zidan.
" Kondisinya sangat lemah , lo pasti terlalu berat memberikan dia pekerjaan "
" Gue emang sengaja membuat dia agar sibuk di kantor. Untuk urusan pribadi gue , tapi gue gak tau kalau akhirnya jadi begini "
Dokter yasha menepuk pundak Zidan. " Lo harus kasih dia keringanan bro , gak kasihan apa ngelihat wanita kuat seperti dia terbaring lemah disana. Karna lo "
" Bukan karna gue yas "
" Sama saja , Yaudah gue tinggal ya masih banyak kerjaan. Sebentar lagi dia pasti sadar koq "
Dokter yasha berlalu dari hadapan Zidan. Zidan memasuki ruang icu. Betapa sakitnya melihat wanita yang dicintainya terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan selang infus menancap di tangannya. Sungguh ini bukan inginnya." Maafin gue Prill gue jahat banget buat lo jadi kayak gini. Bangun ya prill gue kangen lo , kangen suara lo senyum lo "
Zidan berbicara sendiri di depan Prilly yang terbaring tak sadarkan diri di ranjangnya.
Sisi membuka matanya perlahan. Zidan yang melihat itu merasa tidak sabar ingin segera melihat Prilly membuka matanya sempurna." A..aku dimana " ucap Prilly lirih. Sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar seperti ucapan melainkan gumaman.
" Lo di rumah sakit Prill , gue minta maaf karna gue lo jadi ada disini " Zidan menangkup kedua tangan Prilly i depan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITAKU
أدب الهواةAli : prill.. prilly : kenapa ?? Ali : akan ada saatnya kamu tau prill, dan aku harap itu tidak terlambat Sedikit dialog ali dan prilly, hanya sedikit ! ingin tau kisahnya ? Oke. . cekidot bacalah ceritanya.