Part 17

9.7K 496 0
                                    


Happy reading readers :)

*********

Keterkejutan juga kebingungam kini menyelimuti Prilly. Sangat terlihat dari perubahan ekspresi wajahnya. di saat dia sudah mengetahui kejelasan dari cerita masalalunya bersama Hito.
Saat ini Prilly sedang bersama Hito di Puncak. Pagi-pagi sekali Hito menjemput Prilly untuk ikut dengannya. Untuk menjelaskan semuanya yang telah terjadi dan berlalu di masalalu-nya. Prilly pernah bilang kalau dia akan memberi kesempatan pada Hito untuk menjelaskan kejadian sebenarnya di masalalu. Dan Prilly secara terpaksa mengikuti dan menyetujui ajakn Hito untuk ikut dengannya ke pucak. Mereka tidak akan menginap hanya saja larut malam mungkin baru kembali. Disinilah Prilly dan Hito berada. Di puncak, Duduk santai di bangku kayu yang menghadap langsung ke kebun teh. Tempat pertana yang menjadi saksi bisu ungkapan Rasa Cinta antara Prilly dan Hito. Yang ternyata cinta itu palsu.

Rambut Prilly yang tertiup angin mengekspos wajah dan leher jenjangnya yang mulus. Dengan posisi badan menghadap ke kebun teh tetapi kepala menghadap ke sebelah kiri dimana Prilly duduk di sebelahnya. Pandangan mata Hito pun tidak pernah lepas dari Prilly. Dia begitu menikmati pemandangan makhluk yang indah nan jelita yang berada di sampingnya itu.
Sejujurnya Hito sangat merindukan saat-saat kebersamaan-nya berdua dengan Prilly. Tetapi kenangan hanyalah tinggal kenangan. Tidak akan mungkin akan terulang kembali meskipun seseorang yang di harapkan ada di depan mata.

Untuk yang kedua kalinya Prilly mengunjungi kebun teh dan itu bersama dengan orang yang pernah menjadi orang spesial di hatinya. Sekilas bayangan masalalu-nya bersama Hito di tempat ini memenuhi otaknya. Orang pertama yang masuk kedalam kehidupan Prilly. Mengisi hari-hari Prilly dengan kebahagiaan sampai saat itu tiba. Saat dia mendengar ucapan Hito bahwa semuanya yang ia lakukan tanpa adanya rasa cinta sedikitpun. Bayangan itu kembali menusuk hati Prilly. Dadanya merasa sesak, padahal udara disana begitu sejuk. Setetes bulir airmata Prilly menetes tak tertahan menuruni pipi chuby-nya.
Dengan cepat Hito langsung mengusap airmata Prilly. Ingin rasanya membawa Prilly ke pelukannya. Tetapi rasa bersalah yang sudah di lakukannya membuat Hito mengurungkan niatnya. Hito mencoba menenangkan Prilly lewat genggaman erat tangannya.
Prilly menengok ke arah tangannya yang sedang di genggam Hito. Lalu di lepaskannya tangan Hito. Prilly tersenyum getir ke arah Hito.

" Maaf " Lirih Hito menunduk.

" its Ok , engga apa-apa aku ngerti "
Hening. Tidak ada lagi obrolan yang keluar dari mulut mereka. Hanya suara semeliwir angin yang menyelimuti keheningan di antara mereka. Hito bingung ingin bicara apa pada Prilly begitu juga dengan Prilly.

" eheum.. Prill jadiiii bagaimana sekarang " Ucap Hito membuka suara. Mau sampai kapan mereka akan saling diam. Tujuan Hito membawa Prilly kesini untuk membicarakan masalahnya dengan Prilly. Kalau hanya saling diam itu percuma.

" Bagaimana , maksudnya " ucap Prilly bingung.

" aku mau kita dekat lagi Prill , eu gini maksud aku ya dekat sebagai teman , ya begitu " Ucap Hito. Dia akan memulai lagi dari awal. Mendapatkan kembali hati Prilly. tapi kini ia memulainya dengan perasaan. Bukan karna maksud lain. Dia ingin prilly menjadi miliknya lagi. Walaupun harus menjadi temannya dulu.

" aku akan pikirkan itu , Maaf Hito sebenarnya aku masih belum bisa menerima semuanya. Ya meskipun kamu sudah menceritakan fakta yang sangat jelas padaku. Aku hanya butuh waktu "
Ada rasa kecewa beradu dengan perasaan lega di hati Hito mendengar tutur kata Prilly. Dia akan bersabar demi Prilly. Seperti kata pepatah'Semua akan indah pada waktunya'. Dan Hito akan bersabar menunggu waktunya itu tiba.

" aku akan menunggu Prill. Aku cuma ingin berteman saja kamu tidak usah khawatir, aku tidak akan meminta lebih. Aku ingin membayar kesalahanku dengan bisa berteman baik denganmu , aku berjanji tidak akan membuatmu repot "

" yasudah kamu tunggu saja kalau bisa "

" aku pasti bisa, kita lihat saja nanti "
Prilly memejamkan matanya menikmati angin berhembus menerpa tubuhnya. Dan berharap jika Hito benar-benar serius dengan kata-katanya.

" Prill kita pulang sekarang ya. Takutnya nanti kemaleman " Ucap Hito. Membuat Prilly membuka matanya lalu mengangguk dan tersenyum.

Mereka berjalan ber-iringan menuju mobil yang tidak jauh terparkir. Hito membukakan pintu untuk Prilly saat sudah tiba di mobilnya.
Mobil pun melaju sedang. Sesekali hito menengok ke prilly yang sedang memangdang keluar jendela.

Prilly seperti kelupaan sesuatu, tapi apa. Dan ia teringat dia belum memberitahu sahabatnya. Prilly segera mengambil handphone nya, namun sayangnya handphone nya mati kehabisab baterai. Dia juga lupa tidak membawa powerbank.

Prilly menoleh ke arah Hito yang sedang pokus mengemudi. Hito yang merasa di perhatikan pun menoleh dan benar saja prilly sedang melihat ke arahnya.

" kenapa prill " tanya Hito. Dia melihat prilly seperti ingin berbicara sesuatu.

" engga ada " prilly memalingan wajahnya yang tadinya menghadap hito kini menatap lurus ke depan.

" udah ngomong aja prill, kenapa hm "

" begini Hito, aku.. Aku.. Eu handphone aku lowbat " Ucap prilly ragu.

" terus "

" boleh gak aku pinjem handphone kamu " ucap prilly hati-hati. Takut hito tidak meminjamkan handphone nya. Tapi dugaan prilly salah. Hito menyodorkan handphone nya ke prilly.

" Mau minjem handphone aja ragu-ragu begitu. Nih pake aja " Hito menyodorkan handphone nya ke prilly. Lalu prilly menerimanya.

" makasiiih. Pinjem bentar ya "

" lama juga engga apa-apa "
Prilly tersenyum kemudian menekan angka-angka yang akan ia hubungi.
Tuuuuuutt..tuuuuuuuutt. Klik.

" Halo.. Siapa nih " ucap seseorang di sebrang telpon dengan nada tegas.
" Halo ali ini aku prilly "
" Astagaaaaa! Prilly kamu dimana sama siapa , dan ini kamu telpon pake handphone siapa. Kenapa handphone kamunya gak aktif sih, jangan bikin khawatir dooong "
Prilly hampir saja akan mematikan telponnya karna mendengar ocehan Ali.
" Bawel deeeeh. Kamu tenang aja engga usah khawatir ya, aku lagi otw pulang koq. Ini aku pinjem handphone temen soalnya handphone aku baterainya habis "
" sejak kapan kamu pergi??? Kenapa gak kabarin aku dulu. Sama siapa coba perginya dan kemana aja "
" hishhh dasar, aku pergi dari pagi sih waktu kamu sudah berangkat kerja. Aku buru-buru lupa gak kabarin kmu..yaudah ya aku cuma mau bilang gitu aja. Bay aliii "
Tutututututt. Prilly mematikan sambungan telponnya sepihak.

" Makasih ya Hito. Nanti aku ganti pulsa nya " prilly menyodorkan handphone itu ke hito lalu hito mengambilnya.

" udah gak perlu di ganti. Tadi siapa yang kamu telpon, pacar kamu ya " Hito merutuki mulutnya yang tidak seharusnya di katakan.

" itu sahabat aku.. Biasalah dia suka parno-an kalo aku ngilang gak ada kabar "
Hito hanya berOh ria menanggapi jawaban prilly. Meski dalam hati dia merasakan sakit.

****

" Nih anak gak biasanya pergi gak bilang-bilang. Curiga gue, dia pergi sama siapa lagi " Ucap ali. Kevin yang berjalan mendekati ali mendengar ucapan ali.

" Udahlah li santai aja. Mungkin prilly butuh refreshing, kasian kan di rumah terus " ucap kevin.

" bagaimana bisa santai sih vin, baru kali ini loh prilly kayak begitu "

" hadeuh...... Ali ali , okey lo boleh khawatirin prilly tapi ya engga gitu juga kali. Puyeng gue dengerin ocehan lo itu. Sedari tadi ngocehin prilly terus. Kerjaan yang harusnya lo pikirin tuh "

" Yaelah vin.. Lo juga pasti udah ngerasain gimana rasanya di tinggal pergi tanpa ada kabar "

" engga tuh. Belum pernah sahila begitu "

" ah tau ah lo mah bukannya bikin gue tenang malah bikin gue puyeng. Dah mending gue nunggu prilly di depan "

" nunggu disini aja kali li. Masuk angin baru tau lo "

" Bodo " ali berjalan keluar rumah. Duduk di kursi depan rumahnya. Menunggu kedatangan prilly.


**************

Bagaimana ???

Please VoMent.

WANITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang