Pagi sekali Prilly telah meninggalkan rumah tanpa pamit pada orang rumah. Hanya bi irah yang mengetahui. Prilly memang sengaja pergi bekerja lebih pagi. Dengan alasan tak ingin bertemu Ali. Benar saja. Sejam setelah kepergian Prilly. Ali uring-uringan mencari Prilly. Sampai kena semprot amarah Mila sepagi ini." Bi irah " panggil Ali.
" Astagfirullah den Ali bikin bibi kaget aja " Bi irah yang sedang memasak di dapur berjinjit kaget mendengar suara Ali.
" Prilly kemana ya bi " tanya Ali tanpa memperdulikan bi irah yang sudah di buat kaget olehnya.
" Neng Prilly sudah pergi den pagi sekali " ucap bi irah jujur.
Ali mengangguk mengerti dan berlalu dari dapur. Berjalan ke kamarnya. Setengah jam berlalu ia keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapih.
" Woyy mau kemana lo masih pagi udah rapih aja " ucap Kevin yang sedang menikmati sarapannya bersama Mila. Ali yang melewati ruangan itu langsung di tegur. Pasalnya Kevin saja yang bawahan Ali belum bersiap. Tapi Ali selaku atasannya sudah rapih sekali.
" Gue ada urusan. Pergi dulu.. " Ali berlalu tergesa keluar rumah.
Kevin dan Mila saling berpandangan saling mengedikkan bahunya tanda tidak mengerti.
****
" Maaf pak tapi sir Zidan belum datang , kemungkinan dua jam lagi beliau datang " ujar sekertaris Zidan.
" Apa tidak bisa di hubungi sekarang untuk segera datang. Saya ada perlu penting dengannya " ucap Ali tegas.
" Sekali lagi saya minta maaf pak Ali tidak bisa "
Ali mendecak kesal. Sesampainya di perusahaan Zidan untuk menemui Prilly namun yang ia cari tidak ada. Prilly ternyata belum datang ke kantor. Zidan pun begitu. Lalu kemana perginya Prilly sepagi ini. Sebesar itukah Prilly marah padanya. Hanya karna hal kecil.
Ali menggeleng pasrah. Dia melangkah keluar kantor Zidan. Dan saat berjalan menuju mobilnya terparkir ia melihat Prilly sedang berbicara dengan seseorang. Ali melangkah mendekat dan memicingkan matanya untuk melihat jelas dengan siapa Prilly berbicara. Meghan. Orang itu persis seperti Meghan. Ali pun melangkah agar lebih dekat. Dan benar saja. Meghan kini tengah menangis dalam pelukan Prilly. Batin Ali bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi." Sudahlah Megh.. Kamu tidak perlu menangis seperti ini. Aku yakin Zidan memiliki perasaan yang sama sepertimu, hanya saja dia belum menyadarinya " Prilly mengusap punggung Meghan lembut. Mencoba Menenangkannya.
" Sampai kapan Prillyyyy , sampai kapan.. Sampai aku berhenti berharap iya. Sampai aku lelah baru dia akan sadar ? Sungguh aku sudah lelah Prill. Aku ingin menyudahi semuanya , tapi aku tidak bisa. Lalu aku harus bagaimana " Meghan semakin terisak.
Prilly sudah salah paham pada Ali. Yang sebenarnya Meghan menelpon Ali semalam hanya ingin curhat tentang perasaanya terhadap Zidan. Dan hari ini kebetulan Meghan mendatangi kantor Zidan untuk berpamitan karna ia akan kembali ke inggris. Saat sedang menunggu di ruang tunggu Meghan melihat Prilly yang baru saja datang. Meghan langsung berhambur ke pelukan Prilly. Dari situ Prilly merasa bingung tak mengerti. Lalu Prilly membawa Meghan ke taman kantor. Di sanalah Meghan mencurahkan semua isi hatinya tentang Zidan. Tentang perasaan terpendamnya untuk Zidan.
" Aku akan membantu mu , kamu jangan khawatir ya. Jangan pergi dulu sebelum kamu tau perasaan Zidan yang sebenarnya "
" Perasaannya terhadapku selalu sama Prill. Dari dulu tidak pernah berubah "
" Sudahlah.. Jangan pesimis dong kan kita belum tau kebenarannya "
" Nanti sore aku akan pergi. Tolong kamu sampaikan salamku untuk Zidan ya Prill. Aku tidak bisa lagi menemuinya , dan mungkin untuk selamanya " Meghan menunduk sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITAKU
FanficAli : prill.. prilly : kenapa ?? Ali : akan ada saatnya kamu tau prill, dan aku harap itu tidak terlambat Sedikit dialog ali dan prilly, hanya sedikit ! ingin tau kisahnya ? Oke. . cekidot bacalah ceritanya.