(ALCANDER'S POV)
Hari ini aku seperti biasanya mengerjakan pekerjaanku di rumah. Aku merasa terlalu malas untuk pergi ke kantor. Semua laporan yang harus kuperiksa sudah dikirim ke rumahku dan sekarang dengan memakai t-shirt dan celana santai, aku sudah duduk di ruang kerjaku dan membaca semua laporan perusahaanku.
"Hay, Al..!"Jiro mendobrak pintu ruang kerjaku, lalu melompat-lompat seperti anak kecil dan mendarat di atas sofa panjang di seberang meja kerjaku. Aku tidak menggubrisnya dan hanya meliriknya yang sedang memantul-mantulkan dirinya di atas sofa.
"Ada apa sih? Berisik."ketusku sembari membalikkan kertas laporan di depanku.
"Kemarin laku keras~"Jiro bersiul lalu melompat dari sofa dan sekarang duduk di kursi. Aku hanya membalasnya dengan mengangguk acuh.
"Bagus, deh."
"Nah, karena Jiro adalah teman yang baik, paling tampan, dan tau akan berterima kasih, aku akan memberikanmu salah satu gadisku yang paling-paling cantik! Tenang saja, dia masih virgin! Nah, tunggu di sini, aku akan panggilkan dia"Jiro melesat keluar ruanganku, lalu masuk lagi tak lama kemudian bersama dengan seorang gadis yang memang sangat cantik.
Aku menurunkan kertas-kertasku lalu menatap lurus kearah gadis itu. Gadis itu berambut ikal panjang dengan warna pirang keemasan yang terlihat sangat indah dikulitnya yang putih merona. Gadis itu menunduk lalu melirikku takut-takut, dan membuatku terpana dengan warna matanya yang sehijau zamrud dan alisnya yang melengkung sempurna, dibingkai oleh matanya yang bulat seperti almond. Bibirnya penuh dan berwarna pink, tersenyum malu-malu.
Aku tersenyum puas melihat gadis yang dibawa Jiro. Tidak pernah aku melihat gadis secantik itu. Dia seperti malaikat.
"Siapa namamu?"tanyaku pada gadis itu.
"Erm... Jiro?"Jiro membuat ekspresi wajah imut dan membuat-buat suaranya terdengar seperti anak kecil.
"Bukan kau, tapi dia.."ujarku kesal sembari menunjuk gadis itu. Jiro menyengir lalu menyikut gadis itu pelan."Sha-Sharon."jawabnya. Aku terperangah begitu mendengar suaranya yang sangat jernih dan berdenting seperti bel.
'Bagaimana bisa Jiro menemukan gadis seperti itu?'
"Bagaimana, kau suka?"Tanya Jiro dengan nada bangga. Aku mengangguk tanpa melepaskan pandanganku pada gadis itu.
"Kau tahu, aku sengaja tidak menjualnya karena aku yakin kau pasti akan menyukainya. Berterima kasihlah padaku.."Jiro membusungkan dadanya dengan bangga.
"Yaya, terimakasih, Jiro. Tapi ingat kau harus tetap membayar sewa untuk kemarin."ujarku. Aku tidak menggubris saat Jiro memanyunkan bibirnya kesal.
"Hah?! Kukira gratis.. Ayolah, akukan sudah memberikan salah satu budak tercantikku yang belum aku jual.."Jiro mulai memperlihatkan keahliannya membuat wajah memelas yang sangat lucu.
Aku menghela napas.
"Oke, bagaimana kalau begini, kau membayar uang sewamu setengah harga? Aku sudah bermurah hati padamu."ujarku tanpa menggubris wajah memelasnya. Jiro kini cemberut. Pipinya menggembung seperti ikan fugu.
"Hmph, dasar pelit!"umpatnya sembari membuang muka. Ia melipat tangannya didada. Aku terkekeh pelan, sementara Sharon hanya menatap kami kebingungan.
"Kau pilih bayar setengah harga, atau bayar full besok? Kalau mau bayar setengah harga aku beri waktu 3 hari, tapi kalau tidak mau ya sudah, besok uangnya harus sudah ada padaku.."ujarku sembari tersenyum jahil. Jiro melirik kearahku, masih dengan pipi menggembungnya.
"Yasudah, aku mau yang setengah harga! Hmph! Dasar Al pelit! Payah!"Jiro langsung keluar dari ruanganku dan meninggalkanku berdua bersama Sharon.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract
FantasíaWarning: Cerita ini mengandung unsur 18+++ (homoseksual, seks, mpreg(?)) dan juga penggunaan bahasa yang kasar, sangat vulgar, dan detil. Mohon bijak dalam memilih bacaan yang sesuai dgn umur! Sinopsis Alcander Grey, seorang bos mafia yang menutup...