XI. HOME

10.1K 554 10
                                    

(Alcander's POV)

Sudah 2 bulan aku tinggal di rumah sakit. Dan selama itulah aku sama sekali tidak boleh meninggalkan tempat ini. Sekarang, karena keadaanku sudah membaik dan aku sudah bisa berjalan sendiri tanpa tongkat, dokter akhirnya memperbolehkanku pulang dengan catatan aku harus tetap melakukan check up rutin setiap minggu.

Aku memanfaatkan kesempatan ini dengan menikmati waktu santaiku di coffee shop favoritku bersama Jason.

Seperti biasanya aku selalu memesan Coffee Latte tanpa gula, sementara Jason tetap dengan Americano-nya.

Jason terus mengawasiku lewat matanya, takut-takut aku akan kembali kesakitan. Sebelumnya ia tidak ingin aku mampir ke tempat lain dihari pertamaku keluar dari rumah sakit. Tapi karena rasa bosan yang benar-benar melandaku, dan aku sudah tidak bisa menahannya lagi aku memaksanya untuk bersantai di coffee shop, setelah mendapat delikan kesal dari Jason.

"Saya akan memesankan makanan."Jason bangkit dari kursinya dan berjalan menuju counter untuk memesan makanan.

Aku mengintip isi cangkirnya dan ternyata kopi miliknya sudah habis.

Aku menyenderkan punggungku dan berusaha untuk rileks. Tubuhku masih terasa linu dibanyak tempat, namun aku tidak ingin langsung kembali ke rumah dan masih ingin berjalan-jalan.

Aku mengeluarkan handphoneku dan ternyata banyak sekali pesan yang dikirimkan Jiro dan mulai kubaca satu-persatu.

"Erm.. Permisi. Apakah anda Alcander Grey?"sebuah suara mengalihkan konsentrasiku.

Aku menatap sumber suara. Seorang pria dengan rambut pendek ikal berwarna hitam legam, dengan mata emas seperti kucing, kulit putih pucat yang dipadankan dengan setelan jas santai berwarna hitam, membuatnya terlihat sangat kontras.

"Ya, saya Alcander Grey."Jawabku singkat setelah tersadar dari kehadiran pria itu.

"Saya dengar anda sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah dari rumah sakit. Syukurlah."Pria itu tersenyum, memamerkan deretan gigi rata dan putih sempurna. Aku sedikit merasa aneh dan khawatir melihatnya yang begitu putih. Ia terlihat seperti boneka yang terbuat dari porselin, yang banyak kujumpai saat berada di China.

"Terima kasih. Tapi darimana anda tahu saya baru keluar dari rumah sakit?"tanyaku dengan nada sedikit curiga. Pria itu terperangah sedikit, lalu tersenyum.

"Maaf, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Aesar Alexis."Pria itu menyodorkan kartu namanya kearahku.

"Ah, maaf. Saya tidak membawa kartu nama."jawabku. Pria itu--Aesar tersenyum ramah.

"Tidak apa-apa. Lagipula saya sudah mendengar banyak tentang anda."

Aku menatapnya tertarik,

"Oh ya? Kuharap hal yang anda dengar adalah sesuatu yang baik tentang saya."ujarku sembari tertawa. Aesar tersenyum lebar sembari mengangguk.

"Tentu. Saya pikir tidak ada orang yang tidak mengenali anda, Alcander Grey, bos besar dari perusahaan yang terbesar di negara ini."

"Anda terlalu melebih-lebihkan. Saya tidak sehebat itu."ujarku sedikit merendah. Aesar kembali tersenyum dan tertawa pelan.

"Saya sangat kaget begitu mengetahui anda masuk ke rumah sakit yang saya miliki dalam keadaan sangat kritis. Tapi saya bersyukur anda sudah sehat dan sudah boleh pulang."

Aku melirik kearah kartu nama yang ia berikan dan baru menyadari bahwa ia adalah pemilik rumah sakit yang aku tempati sampai pagi tadi. Aku mendecak kagum dalam hati.

The ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang