IV. THE LUST

15.1K 831 14
                                    

(ALCANDER'S POV)

Tidak adanya Jason yang siap untuk mengurus bisnis gelap membuatku harus pergi ketempat-tempat yang tidak aku inginkan, selain harus pergi ke kantor dipagi hari. Aku harus ke kelab malam untuk mengecek obat-obatan yang mereka beli sudah mereka terima, dan mengurus penjualan film porno, dan sebagainya yang semuanya itu dikerjakan oleh Jason.

Seperti malam ini, beberapa hari setelah 'insiden' di restoran itu aku harus berada di kelab malam.

Pemilik kelab ini menyediakanku gadis-gadis yang tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Sharon. Mereka hanya menang dipayudaranya yang besar, namun selebihnya tidak ada yang menarik.

Kedua gadis itu bergelayut dikedua tanganku, menggesek-gesekkan payudara mereka kelenganku, sementara salah satu tangan mereka yang bebas menggerayangi tubuhku saat aku harus berkonsentrasi dengan pertemuan ini.

Pertemuan ini adalah untuk bertransaksi narkoba yang kudatangkan langsung dari Meksiko. Dan kami sudah memesan ruangan khusus yang kedap suara, sehingga suara musik dari luar tidak masuk ke sini, dan pembicaraan kami tidak terdengar dari luar.

"Aku tidak menerima penolakan setelah barang ini kuantar ke tempatmu dan aku juga sudah berada di sini. Aku sudah memberikan sedikit sample untukmu, dan ini sudah lewat dari tanggal perjanjian awal kita."ujarku sengit.

"Bisakah kau menurunkan harganya sedikit?"

Aku mengerutkan dahiku.

"Kita sudah membuat kesepakatan sebelumnya, bukan? Harga itu sudah kau setujui dan sekarang, disaat sudah jatuh tempo untuk membayar, kau malah minta dikurangi harganya?"Aku menepis pelan kedua gadis itu dan mengisyaratkan mereka untuk duduk menjauh.

"Kalau tidak ada uang, aku tidak akan menjualnya padamu. Perjanjian kita batal."lanjutku. Klienku terdiam untuk beberapa saat, lalu menoleh ke pria yang berdiri di sampingnya.

"Baik. 500 juta USD, kan?"tanyanya yang dijawab dengan anggukanku.

Pria yang berdiri di sebelah klienku menghilang untuk beberapa menit, lalu kembali dengan beberapa koper yang dibawa olehnya dan beberapa pria lain.

"Cepat sekali.."ujarku pelan. Rupanya klienku mendengar,

"Yah, kita memang sudah menghitung dan mempersiapkan uangnya beberapa hari sebelum kau datang. Tapi kupikir kau mau menurunkan harganya barang sedikit,"jawabnya.

Pria-pria itu meletakkan koper di atas meja di depanku, membukanya, lalu memutar koper itu agar aku bisa melihat isinya.

Aku juga menoleh pada beberapa anak buahku yang sudah dalam posisi siap untuk menghitung kembali uang-uang itu dengan alat yang sudah mereka siapkan.

"Sampai bawa alatnya juga.. Tidak percaya, ya?"sindirnya.

"Aku tidak percaya adanya 'Kepercayaan' jika berhadapan dengan narkoba dan uang sebanyak ini."jawabku, lalu meninggalkan anak buahku di ruangan itu, sementara aku pergi menuju meja bar untuk memesan gin sembari menunggu uang tersebut selesai dihitung.

Beberapa menit aku duduk, dan sudah banyak tangan-tangan wanita yang silih berganti menyentuh bahuku.

"Kupikir omongan orang-orang tentang 'apabila kau bertemu dengan orang yang sama sebanyak tiga kali secara kebetulan, itu tandanya berjodoh;' adalah omong kosong belaka. Tapi sekarang aku jadi meragukan pendapat awalku sendiri. Mungkin yang mereka katakan memang benar, karena kita sudah bertemu tiga kali dan semua itu secara kebetulan." suara pria yang setengah berteriak mengagetkanku.

Aku langsung melirik kesal dan begitu melihat pria yang berbicara, aku langsung tercengang,

Pria itu lagi!

The ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang