(JASON LEE'S POV)Aku meletakkan telponku setelah Alcander--bosku mematikan sambungan teleponnya. Aku memikirkan bagaimana keadaan bos kecilnya itu saat ditinggal selama dua minggu ke Macau.
Aku kembali teringat perintahnya lalu meraih kembali handphoneku, dan mulai memesan penerbangan terpagi, setelah itu mengemas pakaianku ke dalam koper dan menunggu esok hari datang.
----
Aku berjalan santai sembari menarik koperku menuju pintu kedatangan. Aku bisa melihat Bos telah berdiri menunggu di belakang pagar pembatas bersama dengan anak buahnya. Aku tersenyum begitu melihat penampilannya yang sederhana namun sangat mencolok.
Ia memakai jas kulit kerja berwarna hitam yang ia tak kancingkan, lalu kemeja putih polos dengan kerah yang berantakan yang ia kenakan dibalik jasnya. Rambut coklat keperakannya mulai panjang, dan bos menatanya sedikit asal kebelakang. Ia tidak terlihat sebagai bos mafia, tapi lebih mirip salah satu personel boyband yang tadi ku lihat di pesawat.
Banyak wanita yang melirik kearahnya malu-malu dan kelihatan sekali mereka terpesona akan ketampanan bos."Bos!"teriakku agak pelan sembari melambai kearahnya. Aku mencopot kacamata yang kupakai dan menggantungkannya dikerah mantelku.
Bos tersenyum. Aku berjalan mendekat kearahnya.
"Apa kabar, bos?"tanyaku sembari menjabat tangannya.
"Baik. Kita teruskan bicara di mobil, kau pasti lelah."ujarnya sembari mengajakku pergi ke parkiran. Aku meletakkan barang bawaanku yang hanya sebanyak satu koper medium size ke dalam bagasi, lalu mengikutinya masuk ke dalam mobil.
"Ada gadis yang tinggal bersamaku saat ini. Kau akan menemuinya nanti di rumah."ujar bos memberitahu. Aku terkejut, karena tidak biasanya Alcander membiarkan ada gadis yang tinggal bersamanya setelah sex. Karena Bos selalu melakukan one-night-stand.
"Pacar?"tanyaku.
Ia menggeleng,
"Bukan, dia hanya budak yang Jiro berikan padaku. Aku berencana untuk memakainya, tapi aku tidak bisa terburu-buru karena dia masih virgin."
Aku mendecak kagum,
"Tak kusangka Jiro ternyata bisa punya budak yang masih virgin,"aku terkekeh pelan.
"Yah, akupun juga takjub melihatnya bisa menemukan gadis seperti itu."jawabnya.
"Dan kenyataan bahwa Bos bisa bersabar dan tidak 'memakannya' segera setelah bertemu dengannya."selorohku. Bos mendengus sembari tersenyum.
"Gadis itu benar-benar cantik! Kau pasti akan kaget begitu melihatnya,"lanjutnya.
Aku menaikkan salah satu alisku, meragukan apa yang ia katakan.
"Semua gadis yang pernah bos bawa juga semuanya cantik.."
"Tidak, tidak. Kali ini berbeda, gadis ini super cantik dan aku belum pernah bertemu dengan gadis seperti dia."ujarnya semangat.
Aku terperangah, baru kali ini aku melihat bos begitu bersemangat menceritakan tentang gadisnya. Aku hanya membalasnya dengan anggukan.
'Yah, mungkin sebaiknya aku mulai mengawasi gadis itu.'
.
.
Bos Al masuk ke rumahnya lebih dahulu, dan barulah aku menyusulnya setelah menurunkan koperku dari bagasi dan menyeretnya masuk ke dalam rumah."Sharon.."aku bisa mendengar panggilan bernada lembut dari bos.
Aku melongok ingin melihat siapa yang dipanggil. Aku tercengang--bahkan sampai melepaskan peganganku pada koper.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Contract
FantasyWarning: Cerita ini mengandung unsur 18+++ (homoseksual, seks, mpreg(?)) dan juga penggunaan bahasa yang kasar, sangat vulgar, dan detil. Mohon bijak dalam memilih bacaan yang sesuai dgn umur! Sinopsis Alcander Grey, seorang bos mafia yang menutup...