"Ada apa bunda?" tanya Alex heran saat melihat bunda nya berdiri diluar pintu kamar Jany sambil mencoba memutar kenop pintu dan mengetuknya dengan keras."Jany, dimana dia?" tanya bunda khawatir
"tadi Alex dengar suara Jany dikamarnya" jawab Alex mengerutakan kening heran akan pertanyaan Bunda nya
"Kamarnya terkunci Lex!"
Alex pun merasa aneh dengan 'pintu yang terkunci' karena tidak biasanya Jany seperti ini.
Dengan cepat Alex mengambil posisi tempat bundanya tadi berdiri
"Jany, buka pintunya!" teriak Alex sambil menggedor-gedor pintu Jany, sama seperti yang bunda nya tadi lakukan.
"Jany! Kalau kamu tidak buka, kakak dobrak pintunya" ancam Alex
"Bunda, kunci serep ada gak?" tanya Alex ke bundanya yang tengah berdiri pucat dibelakang Alex
"gak ada Lex, semuanya masih satu dengan kunci kamar kalian" jawab bunda takut
Alex menghela nafas dengan kasar
"bunda, bunda geser dikit ya" suruh Alex ke bunda nya sambil Alex mengambil ancang-ancang sedikit mundur dari pintu Jany
"kamu mau ngapain Lex?"
"gak ada cara lain bun, biar Alex lakuin ini"
Tanpa menunggu lama lagi, Alex segera mendobrak pintu Jany.
Braaaakk!
Dalam satu kali dobrakan dari Alex, kini pintu Jany terbuka dan menampakkan ruangan yang masih sangat gelap dengan hanya segaris-segaris cahaya yang masuk dari pancaran cahaya lampu taman belakang.
Alex segera berlari masuk kekamar Jany dan menyalakan seklar lampu agar dapat melihat dengan jelas ruangan yang penuh kegelapan tadi.
Saat lampu kamar Jany menyala, kedua mata Alex mendapatkan sosok gadis yang tengah tertidur di lantai yang dingin dan masih menggunakan baju mandi berwarna kuning. Tidak, Jany bukan tertidur tapi ia pingsan!
"ya tuhan, Jany sayang" teriak bunda kaget melihat Jany yang masih tergeletak dilantai
Alex yang melihat itu segera berlari mengangkat Jany dan membaringkannya di tempat tidur.
Bunda pun segera menelpon dokter keluarga Darmansyah dan memakaikan Jany pakaian yang lebih hangat.
Alex menunggu diluar kamar Jany dengan cemas menunggu dokter yang tak kunjung tiba.
*****
"terima kasih dokter" ucap bunda kepada dokter setelah selesai memeriksa Jany
"iyaa, sama-sama. Kalau begitu saya pamit dulu" pamit dokter Ana
"Bunda antar dokter Ana kebawah dulu ya Lex, bunda nitip Jany" kata bunda seraya meninggalkan Alex dikamar Jany
Alex masih berdiri di ujung tempat tidur Jany sambil memerhatikan adiknya yang tengah terbaring lemah dihadapannya dengan wajah pucat pasi dan rambut yang masih basah.
Alex bergerak maju mengambil handuk kecil dan duduk di samping Jany sambil menggosok-gosok pelan handuk kecil itu di rambut Jany.
"apa yang kamu lakukan Jan? Ngapain kamu berendam selama 1 jam lebih? Dan ini" kata Alex sambil melihat ke rambut Jany "ini kenapa? Tadi pagi waktu kakak pulang, kamu baru saja nyuci rambut, sekarang kamu lakuin itu lagi tanpa mengeringkannya lebih cepat? Apa yang kamu pikirkan Jan?" ucap Alex marah dan khawatir dengan setengah berbisik karena takut membangunkan adiknya itu

KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Aku sangat-sangat mencintainya sampai-sampai dulu aku sempat berpikir akan mengungkapkan kalau aku bukan anak kandung ayah dan bunda agar aku bisa tetap bersama nya bahkan di negara lain sekalipun. Tapi aku masih menyayangi keluarga ini makanya aku...