38

10.2K 364 33
                                    

Bacanya sambil putar MV diatasi yaa ^^ biar makin kebawa dalam cerita gitu hehehe

Happy reading
-------------------------

Alex menyentuh sekumpulan rambut yang mengahalangi-nya untuk memandang wajah cantih Jany dari matanya lalu menyelipkannya dibalik telinga orang yang dicintainya itu.

Jany tengah tertidur dilengan Alex yang digunakannya sebagai bantal.

Sudah sekitar setengah jam Alex terus memandang wajah itu sambil tersenyum hingga orang yang ditatapnya pun menggeliat dalam tidurnya.

"Hey Jan?" Seru Alex sambil berbisik "Bangun yuk, udah pagi. Tadi bunda udah manggil kita dari bawah untuk sarapan"

Jany mendekat ke dada bidang Alex dan memeluk tubuh itu. Alex langsung mengelus pelan rambut Jany.

Jany masih menutup matanya
"Bentar lagi kak. 5 menitan aja. Aku takut kalau aku bangun sekarang dan buka mata aku, ntar ka Alex jadi jauh lagi dari aku" ucapnya dengan suara berat habis bangun tidur

Alex tersenyum mendengar ucapan itu pagi ini lalu mengangkat sedikit kepalanya untuk mencium kening Jany.

"Aku akan tetap seperti ini dan gak akan menjauh lagi Jan, malah aku berusaha untuk makin dekat kekamu" balasan dari Alex sontak membuat Jany membuka kedua matanya dan menatap kedua mata Alex, menyelidik mencari kebenaran didalam sana.

Jany kembali memeluk dengan erat tubuh kekar Alex dan menaruh kepalanya didada Alex hingga ia bisa mendengar suara Jantung lelaki itu.
"Aku sayang sama ka Alex bukan sebagai kakak tapi sebagai pria buat aku. Dan itu melebihi sayang. Aku cinta sama ka Alex" ungkap Jany dan ia juga ingin mendengar kata manis itu dari Alex.

Namun, Alex tak kunjung menjawab ungkapan perasaan Jany tadi, ia malah menarik lengannya dari kepala Jany hingga Jany menatap Alex dengan bingung.

Alex duduk dipinggir tempat tidur sambil menatap Jany dengan tersenyum.

"Ada yang harus aku selesaikan sekarang" Alex mencium sekilas ujung hidung Jany yang masih berbaring diatas kasur "Kalau udah selesai mandi, langsung turun sarapan ya"

Alex berdiri keluar kamar dan meninggalkan Jany yang masih termenung tanpa membiarkan ia berbicara sedikitpun.

Jany pun segera berdiri dan menyeret kakinya dengan paksa menuju kamar mandi dan membasahi seluruh tubuhnya dengan air hangat sambil menghela nafas panjang.

Jany tau ada sesuatu yang penting yang harus Alex selesaikan setelah kemarin melihat keadaan rumah yang seharian dipenuhi ketegangan.

Jadi, Jany tak mau menambah beban Alex sampai Alex benar-benar menyelesaikan sesuatu yang ia tak tau apa itu.

Makanya, Jany tadi hanya membiarkan Alex pergi begitu saja tanpa membalas ungkapan Jany yang terhitung tiba-tiba walau sebenarnya Jany ingin mengejar lelaki itu.

*****

Alex sudah memarkir mobilnya dan berdiri sekitar 5meter dari alamat yang diberikan ayahnya kemarin.

Ia memerhatikan lingkungan sekitarnya berdiri, hanya terdapat 3 rumah saja dan menurutnya ukuran ke tiga rumah itu 8kali lebih kecil dari rumah keluarga Darmansyah yang ia tempati sekarang.

Alex melangkah dengan pelan dan hati-hati menuju tiga rumah itu.

"Nomor A12" Gumam Alex sambil melihat rumah mana yang memiliki nomor itu.

Dalam sekejap, Alex langsung mendapati rumah bernomor A12 itu dan melangkah lebih dekat.

Ia sedang berdiri dan memerhatikan rumah yang berada diujung kanan, rumah yang sama dengan alamat yang diberikan ayahnya.

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang